1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

070211 Assange Gericht

7 Februari 2011

Nasib Julian Assange ditentukan dalam pengadilan hari Senin (07/02) di London. Sidang kali ini menentukan apakah pendiri Wikileaks, situs internet yang menyebarkan informasi bocoran itu, akan diekstradisi ke Swedia.

https://p.dw.com/p/10C3T
Julian Assange tiba di pengadilan London, 7 Februari 2011.Foto: AP

Julian Assange hari Senin ini untuk ketiga kalinya menghadap pengadilan di Inggris. Bagi lelaki Australia berusia 39 tahun ini, sidangnya lebih serius karena memutuskan ekstradisinya ke Swedia. Assange berstatus buron di Swedia, atas dugaan perkosaan. Tahun lalu dua perempuan menuduhnya memaksakan hubungan seks tanpa menggunakan kondom.

Assange menepis tuduhan itu, "Saya tinggal di Swedia selama lima minggu, setelah tuduhan ini dikeluarkan. Dalam 24 jam pertama setelah tuduhan perkosaan itu, jaksa tertinggi di Stockholm menjelaskan bahwa tuduhan itu tidak berbasis.“

Faktanya, sikap Swedia penuh teka-teki. Gugatan awal dibuat oleh kepolisian Swedia, dan bukan oleh kedua wanita yang terlibat. Kasus itu kemudian diperiksa, tapi langsung dinyatakan tak berdasar, sehingga Assange bisa meninggalkan Swedia tanpa masalah. Baru setelah itu, pihak kejaksaan kembali membuka kasus tersebut dan mengeluarkan surat penangkapan internasional terhadap Assange.

Saat ini ada dua versi penyebab kasus yang beredar. Pertama, bahwa ini upaya balas dendam dua wanita yang cemburu setelah mengetahui Assange meniduri perempuan satunya dalam kurun waktu 24 jam. Yang kedua adalah latar belakang konspiratif, dan kedua perempuan itu diperalat untuk kepentingan Amerika Serikat.

Setelah Wikileaks membocorkan korespondensi diplomatik Amerika Serikat, sejumlah politisi konservatif Amerika mengancam akan membekukan pelaku pengkhianatan itu, dan bahkan membunuhnya. Namun tentunya, hukum Amerika Serikat tidak mengizinkan permintaan ekstradisi atas dasar tersebut, begitu menurut pengacara Assange, Mark Stephens. Tambahnya, "Apabila ada butir dakwaan, di mana Julian Assange betul-betul telah melanggar hukum, maka hal ini pasti sudah diajukan dalam enam bulan terakhir. Yang jelas, ia tidak pernah melanggar hukum Amerika, seperti yang sekarang sering disebutkan."

Apakah betul tuduhan perkosaan di Swedia hanya merupakan kabut untuk menutupi upaya membekukan Assange, yang oleh wakil presiden AS, Jo Biden disebut teroris "hi-tech"? Kenyataannya Assange selama ini tidak melarikan diri dan tidak bersembunyi. Begitu argumen pengacaranya.

Assange melapor sendiri ke kantor polisi di London 8 Desember tahun lalu, ketika diketahui Swedia mengeluarkan surat penangkapan internasional. Assange sempat ditahan sebentar, namun ia kemudian dibebaskan dengan uang jaminan. Kini Julian Assange bahkann dinominasi untuk menerima hadiah Nobel Perdamaian. Dengan alasan, bocoran Wikileaks mengenai mantan Presiden Tunisia Ben Ali yang telah memperkaya diri dari kantong negara, telah membantu rakyat Tunisia menggulingkan diktator itu.

Jürgen Hanefeld / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk

Ende