1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Australia Tolak Patroli Bersama di Laut Cina Selatan

7 Maret 2017

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menyatakan negaranya tidak akan melaksanakan patroli laut bersama Indonesia di Laut Cina Selatan. Australia khawatir Cina bisa gusar.

https://p.dw.com/p/2YkST
China Liaoning Flugzeugträger
Foto: Reuters

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan hari Selasa (7/3) negaranya ingin mempererat kerjasama maritim dengan Indonesia, namun tidak ada rencana untuk mengadakan patroli bersama di Laut Cina Selatan.

"Kami tidak akan melakukan tindakan yang bakal meningkatkan ketegangan di Laut Cina Selatan," kata Turnbull kepada wartawan.

"Komitmen kami adalah untuk meningkatkan kerjasama satu sama lain dalam hal keamanan maritim. Jadi kita bicarakan lebih lanjut kerjasama dan koordinasinya, tetapi belum diambil langkah lebih jauh dari itu," tambah Turnbull, yang berada di Jakarta untuk menghadiri pertemuan puncak pertemuan Indian Rim Association Samudra (IORA).

Australien - Indonesiens Präsident Joko Widodo Staatsbesuch
Kunjungan Presiden Jokowi ke Australia, 26 Februari 2017Foto: Reuters/J. Reed

Ketika berkunjung ke Australia bulan lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan ingin melihat Indonesia dan Australia melakukan patroli laut bersama, tetapi hanya jika hal itu tidak menambah ketegangan dengan Cina.

Menteri Koordinator Indonesia untuk Kelautan, Luhut Pandjaitan juga menyatakan tidak bisa membayangkan patroli bersama di Laut Cina Selatan, meskipun ada kerjasama semacam itu di daerah lain.

"Saya tidak tahu apakah itu perlu bagi kita untuk melakukan patroli gabungan di sana, tapi untuk kegiatan ekonomi, pasti kita bisa lakukan," kata Luhut usai pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop hari Senin (6/3).

Cina mengklaim hampir seluruh kawasan Laut Selatan Cina sebagai wilayah operasi tradisionalnya. Kawasan itu juga diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim ke bagian laut.

Indonesia secara tradisional mengambil posisi netral dalam sengketa perbatasan di Laut Cina Selatan. Namun Indonesia sempat mengajukan protes ketika kapal-kapal ikan Cina yang dikawal penjaga pantainya masuk ke wilayah Indonesia dan melakukan peanngkapan ikan ilegal.

Angkatan Laut Indonesia lalu menangkap kapal ikan Cina itu kemudian menenggelamkannya beberapa waktu kemudian. Insiden itu sempat menimbulkan ketegangan diplomasi antara kedua negara.

Australia selama ini juga mengambil posisi tidak berpihak dalam sengketa di Laut Cina Selatan. Namun sebagai mitra dekat Amerika Serikat, Australia turut menuntut prinsip kebebasan berlayar yang disuarakan pemerintahan AS.

hp/ap (rtr, afp)