1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Awal Maret Terpanas di Eropa

Natalie Muller13 Maret 2014

Sebagian Jerman mengalami awal Maret yang cukup panas. Suhu di negara Eropa lainnya juga lebih tinggi dari biasanya. Walau banyak yang menyambut gembira, apakah keanehan ini patut dikhawatirkan?

https://p.dw.com/p/1BOV8
Foto: DW/C. Gunkel

Pekan ini di Berlin, Hamburg dan München, warga menikmati cuaca pantai. Sementara di Paris tercatat suhu terpanas untuk awal Maret sejak tahun 1880. Suhu mencapai 21 derajat Celsius di ibukota Perancis tersebut.

Dan suhu yang hangat belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Hingga akhir pekan, suhu di bagian tengah Eropa akan terus berada pada tingkat dua hingga tiga derajat di atas normal, menurut Byron Drew, peramal cuaca dari MetraWeather di Inggris. Di bagian timur laut Eropa dan Skandinavia diprediksi lebih tinggi empat hingga lima derajat dari biasanya.

Walau kondisi hangat tampak datang mendadak setelah musim dingin, meteorolog Layanan Cuaca Jerman, Anna Wieczorek, kepada DW mengatakan jangan khawatir. "Bukan sesuatu yang tidak biasa, suhu yang memecahkan rekor bukan sesuatu yang baru," ujarnya. "Ini adalah fluktuasi biasa."

"Ada kasus tercatatnya suhu 25 derajat Celsius pada bulan Maret tahun-tahun sebelumnya, yang tidak dianggap sebagai peristiwa cuaca yang luar biasa," lanjut Wieczorek.

Tekanan tinggi, kurang awan

Warga München menikmati bir di bawah terik matahari di Englischer Garten bulan Februari 2014
Warga München menikmati bir di bawah terik matahari di Englischer Garten bulan Februari 2014Foto: picture-alliance/dpa

Jadi mengapa tahun ini tergolong hangat? Jawabannya mudah, jelas Wieczorek. Langit hampir selalu bebas dari awan sepanjang awal Maret karena sistem tekanan tinggi yang bergerak di atas bagian barat Eropa dan Inggris.

"Radiasi matahari, yang umum dijumpai pada bulan Maret, pada dasarnya bisa tembus tanpa halangan," ungkapnya. "Oleh karena itu tidak terlalu aneh melihat suhu yang naik sedikit di atas 20 derajat."

Sebagai tambahan, aktivitas siklon di bagian utara Samudera Atlantik memblokade udara dingin yang mengalir di atas bagian barat Eropa, menurut meteorolog Volker Ermert dari Institut Geofisika dan Meteorologi di Universitas Köln. Ia mengatakan suhu hangat pada awal bulan Maret merupakan bagian dari tren jangka panjang.

"Perubahan iklim adalah proses yang terus berlanjut," katanya. "Proyeksi kami adalah suhu akan naik tiga hingga empat derajat dalam 100 tahun mendatang, dan menuju tingkat suhu tersebut akan ada banyak peristiwa cuaca yang memecahkan rekor."

Perubahan iklim beraksi

Masih terlalu dini, namun Ermert yakin tahun 2014 bisa menjadi tahun terpanas yang pernah terekam bagi Eropa bagian tengah. "Kalau dirata-rata dalam skala global maka akan terlihat bahwa kita melewati suhu terpanas dari tahun ke tahun, sehingga dalam tahun-tahun terakhir atmoster cukup hangat."

Sementara Amerika Utara berjuang melewati dingin dan salju ekstrem pada musim dingin lalu, kondisi di Eropa justru cukup hangat. Musim dingin di Eropa bisa menjadi yang terpanas dalam 250 tahun terakhir, menurut Ermert.

Jerman berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca, namun masih jauh dari target
Jerman berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca, namun masih jauh dari targetFoto: Fotolia/blumenkind

Permukaan laut naik dan ketebalan salju merupakan bagian dari implikasi global dalam jangka panjang dari kenaikan suhu. Namun Ermert mengatakan dirinya juga melihat dampak cuaca yang lebih panas di Köln - tahun ini daun selada yang menjadi bagian proyek makanan urban Universitas Köln dipanen beberapa minggu lebih awal dari biasanya.

Namun warga Eropa jangan dulu menyimpan pakaian musim dingin mereka. Para peramal cuaca memprediksi kondisi hangat di Eropa dan Inggris hanya akan bertahan hingga akhir pekan ini. Lalu akan kembali ke suhu yang lebih rendah seraya aliran udara dingin yang biasa melewati benua ini menerjang masuk.