1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Awan Debu Vulkanik Resahkan Udara Eropa

20 April 2010

Setelah melumpuhkan kegiatan penerbangan di Eropa, magma di gunung berapi Islandia, Eyjafjallajökull tampaknya mulai membuat maskapai-maskapai penerbangan Eropa merasa gerah dan resah akan eksistensinya.

https://p.dw.com/p/N0eO
Daftar jadwal penerbangan yang semua dibatalkan akibat debu vulkanik gunung api EyjafjallaFoto: AP

„Ragnarök“ demikian istilah yang disebut-sebut media massa Islandia. Karena juga beberapa hari setelah letusan baru gunung api di selatan negara itu tidak ada prognosa ilmiah yang dapat memperkirakan berapa lama Ejyafjalla masih akan menyemburkan debu vulkanik dan kapan gunung api tetangganya Katla akan menjadi aktif, maka model penjelasan berdasarkan mitologi Nordik atau kepercayaan masyarakat Eropa Utara juga disinggung-singgung. Dalam legenda masyarakat Eropa Utara sebelum masuknya agama Kristen, Ragnarok mengisahkan pertempuran di akhir dunia. Dan hal itu tidak terlalu jauh dari realita, karena dalam legenda Raknarok juga dikisahkan tentang kobaran api yang hebat.

Di Institut Meteorologi Islandia para pakar berusaha mendapat informasi yang ilmiah, tapi kapan gunung berapi di kawasan gletsyer itu akan kembali tenang tidak seorang pun dapat memberikan jawaban yang pasti. Pakar geofisika dan vulkanologi Reynir Bödvarsson berusaha menjawab pertanyaan para jurnalis sejak berhari-hari dengan jawaban yang sama

„Saya tidak dapat menyimpulkan penurunan aktivitas sejak letusan awal. Masih tetap terjadi letusan-letusan, dan dari letusan itu tersembur abu. Jadi tidak ada tanda-tanda perubahan. Dan itu masih dapat berlangsung beberapa hari, beberapa pekan atau berbulan-bulan.“

Eyjafjallajökull yang kira-kira berarti „Pulau Gletsyer“ adalah gletsyer terbesar ke-lima di Islandia. Lapisan es setebal 200 meter yang menutupi gunung api yang terbentuk sekitar 800 ribu tahun lalu itu meleleh. Aktivitas gunung berapi di kawasan gletsyer Eyjafjalla sudah dimulai akhir tahun 2009, yang menyebabkan letusan pertama tanggal 20 Maret lalu, yang disusul dengan letusan kedua 14 April lalu. Sejak letusan kedua Eyjafjallajökull terus menyemburkan abu vulkanik dan uap air sampai 11 kilometer ke udara, yang menyebabkan kekacauan lalu lintas udara sejak hari Kamis (15/04).

Kekhawatiran debu vulkanik yang diperkirakan dapat membahayakan pesawat terbang, berupa matinya mesin dan rusaknya sensor pesawat terbang serta menghalangi pandangan pilot, menyebabkan dikeluarkannya larangan penerbangan sipil di sekitar 30 negara Eropa. Hal ini menyebabkan jutaan penumpang pesawat tertahan di bandar udara transit atau tertahan di bandara keberangkatan. Ratusan ribu wisatawan terpaksa tetap terdampar di pulau tujuan wisatanya.

Abu vulkanik berdampak mahal bagi perekonomian Eropa. Pesawat-pesawat yang tidak mengudara, terhentinya ekspor dan impor, perjalanan wisata yang dibatalkan. Di Jerman saja kerugian akibat larangan terbang menimbulkan kerugian 1 milyar Euro per hari! Sepertiga aktivitas perdagangan internasional dilakukan lewat transportasi udara. Asosiasi Maskapai Penerbangan Internasional IATA memperkirakan kerugian 150 juta Euro per hari bagi maskapai-maskapai penerbangan. Ini pula yang menyebabkan maskapai-maskapai penerbangan di Jerman pada hari Minggu lalu melontarkan kritik atas dikeluarkannya keputusan larangan penerbangan dan menuduh seluruh skenario hanya berdasarkan simulasi komputer.

Klaus Walther: „Tidak hanya model penghitungan yang dijadikan dasar pertimbangan, melainkan dilakukan juga penghitungan tepat mengenai dampak sebenarnya asap beracun ini, sebelum seluruh ekonomi penerbangan Eropa dilumpuhkan secara luas.“

Demikian dikatakan juru bicara maskapai penerbangan Jerman Lufthansa, Klaus Walther.

Ia membenarkan bahwa Sabtu lalu Lufthansa memberangkatkan 10 pesawat tanpa penumpang dari Frankfurt ke München bahkan pada ketinggian 8000 meter yang merupakan zona kritis.

Klaus Walther: „Para awak pesawat sama sekali tidak mendapat kesan, bahwa transportasi udara pada ketinggian penerbangannya mendapat gangguan.“

Selain Lufthansa, maskapai penerbangan Jerman lainnya Air Berlin, hari Sabtu lalu melakukan uji coba sejumlah penerbangan pesawat tanpa penumpang untuk jarak jauh. Pemeriksaan kondisi teknis pesawat setelah mendarat tidak menunjukkan adanya gangguan. Komentar Werner Knorr, salah seorang pilot yang menerbangkan pesawat uji coba itu

„Satu-satunya hal yang yang tidak normal adalah kami satu-satunya yang pada hari ini melakukan penerbangan dengan pesawat-pesawat besar di Jerman.“

Sebelumnya uji coba terbang juga dilakukan maskapai penerbangan Belanda KLM, yang hasilnya cukup baik.

Meskipun adanya kritik maskapai penerbangan pemerintah Jerman tetap membela keputusan penutupan kawasan penerbangan tersebut. Menteri transportasi Jerman Peter Ramsauer hari Minggu (18/04) di München mengatakan

„Tidak ada seorangpun, termasuk mereka yang juga mencoba melakukan tekanan, bersedia untuk memikul tanggung jawab, seperti yang harus saya tanggung sebagai menteri transportasi. Saya harus menjamin keamanan dan baru jika saya dapat berani menanggung bahwa tidak akan terjadi sesuatu, kami akan melakukan tindakan selanjutnya.“

Sementara itu uji coba terbang yang dilakukan pesawat tempur NATO tipe F-16 di atas Eropa mengalami kerusakan. Akhir pekan lalu pesawat itu mendarat dengan adanya serpihan kaca pada turbin pesawat. Serpihan kaca itu berasal dari abu vulkanik, yang masuk ke dalam mesin pesawat yang panas. Demikian keterangan seorang pejabat NATO di Brussel Senin (19/04).

Berbahaya atau tidak berbahayakah abu vulkanik bagi aktivitas penerbangan, perdebatannya masih berlangsung, tapi yang pasti para wisatawan harus kembali ke negara asalnya, baik melalui darat, laut atau pun udara.

Untuk memulangkan puluhan ribu wisatawan Jerman yang tertahan di Kepulauan Kanari Spanyol misalnya, baik pengusaha wisata maupun para wisatawan harus mengambil jalan panjang. Sekelompok wisatawan dari Gran Canaria Spanyol, mula-mula diterbangkan ke Faro Portugal, sebelum 30 jam lamanya dengan bis tiba di Frankfurt. Sementara Inggris bahkan harus mengerahkan kapal angkatan laut untuk menjemput wisatawannya yang tertahan di Kepulauan Kanari. Tadi malam Lufthansa sudah mendapat ijin menerbangkan 50 pesawat untuk menjemput para penumpang dan wisatawannya yang tertahan dan terdampar di berbagai penjuru dunia.

DW/dpa/AFP/AP/DK/CS