1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Badai Xynthia Hantam Eropa

1 Maret 2010

Dengan kecepatan angin lebih dari 200 km/jam, badai Xynthia menyapu daratan Eropa Barat, Minggu (28/02), meninggalkan sedikitnya 58 orang tewas dan kerusakan bernilai jutaan Euro.

https://p.dw.com/p/MExB
Lampu lalu lintas terhempas badai Xynthia di FrankfurtFoto: picture-alliance / dpa

Situasi terburuk menimpa Perancis. Akibat badai ini setidaknya 45 orang menjadi korban, kebanyakan tewas tenggelam. Kementrian Dalam Negeri Perancis menyatakan, jumlah korban tewas masih bisa bertambah. Di beberapa wilayah di sekitar La Rochelle di pantai Samudera Atlantik, jalanan tergenang air sampai setingi 1,5 meter.

Sementara di Jerman, terutama di negara bagian Hessen, Baden-Württenberg dan Nordrhein-Westfallen, Xynthia mengamuk dengan kecepatan lebih dari 160 km/jam. Enam orang diberitakan tewas, emapat diantaranya akibat tertimpa pohon. Di kota Biblis, Hessen, seorang anak berumur 2 tahun jatuh ke sungai akibat terseret angin dan tewas tenggelam.

Badai Xynthia telah menyebabkan kerusakan parah serta kekacauan lalu-lintas di beberapa wilayah Jerman. Di negara bagian yang paling padat penduduknya, Nordrhein-Westfallen, Minggu (28/02) lalu-lintas kereta api harus dihentikan karena alasan keamanan. Sementara beberapa bandara juga harus menutup lalu lintas udara.

Sebelumnya, hari Sabtu (27/02), badai Xynthia menerpa Spanyol dan Portugal. Badan metereologi Spanyol mencatat rekor kecepatan angin 228 km/jam, melebihi kecepatan angin badai Lothar 213 km/jam pada tahun 1999, yang merupakan kecepatan angin tertinggi yang dicatat pemantau cuaca sejak akhir abad ke 19.

Komisi Eropa menyatakan akan segera memberi bantuan kepada negara yang paling parah terkena dampak badai Xynthia ini. Demikian dikatakan Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Bbarroso di Brussel, Belgia, Minggu malam (28/02). Sementara Presiden Parlemen Uni Eropa Jerzy Buzek menyatakan, Uni Eropa akan mengeluarkan bantuan dari dana solidaritas bagi pembangunan kembali di negara yang paling parah terkena bencana badai ini.

YF/VLZ/dpa/afp