1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

010610 Köhler Afrika

1 Juni 2010

Horst Köhler adalah satu-satunya presiden Jerman yang mengupayakan agar Afrika menjadi prioritas politik luar negeri Jerman. Namun kini setelah Köhler mengundurkan diri, bagaimana dengan Afrika?

https://p.dw.com/p/NeiW
Horst Köhler sewaktu masih menjabat sebagai presiden Jerman dalam kunjungan ke Mozambik, 2006.Foto: picture-alliance / dpa/dpaweb

Di Jerman, begitu juga di Afrika, Horst Köhler selalu berbicara terbuka. Apakah terkait korupsi, perang, kegagalan politik dan masalah-masalah yang dihadapi Afrika. Ia selalu membicarakannya secara langsung dan jelas. Namun, tidak hanya itu. Sisi positif Afrika juga memainkan peranan penting baginya.

„Di negara-negara Afrika mulai tercipta masyarakat sipil. Semakin banyak orang yang tidak pasrah saja menerima nasibnya. Para petani bergabung untuk bersama-sama membeli bibit dan membangun sumur. Warga bersatu dalam memberantas korupsi dan memantau pemerintah. Ibu-ibu berinisiatif untuk membangun sekolah dan pos-pos AIDS.“

Apakah pujian atau kritikan, yang terpenting baginya adalah Jerman dan Afrika berdialog sebagai mitra sejajar. Dalam pidato pelantikannya sebagai presiden Jerman Juli 2004, Köhler menekankan, bahwa Afrika menjadi prioritasnya. Di depan parlemen Bundestag ia mengatakan, „bagi saya, Afrika menjadi patokan apakah dunia ini dapat dikatakan sebagai dunia yang manusiawi“. Ketika itu sambutan di Afrika kurang memuaskan dan negara-negara Afrika awalnya sedikit skeptis. Karena sampai tahun 2004 Köhler masih menjabat sebagai direktur Lembaga Moneter Internasional, IMF. Lembaga itu memberikan kredit untuk membantu negara-negara Afrika mengatasi kesulitan fiansialnya, dengan persyaratan, sekolah dan rumah sakit menjadi wajib bayar. Ulf Engel pakar Afrika dari Universitas Leipzig, Jerman, mengikuti kemitraan Jerman-Afrika sejak lama. Ia memaparkan, „di Afrika ada sejumlah kalangan yang tentunya mengidentifikasikan Köhler dengan politik IMF di Afrika. Kemudian, di masa jabatannya yang pertama sebagai presiden, dengan mendirikan yayasan „Kemitraan dengan Afrika“, ia menemukan sebuah format yang menurut saya, membuatnya cukup terkenal di benua itu. Upayanya itu mengubah citranya.“

Köhler mengupayakan agar hasil-hasil dialognya dengan Afrika, diterapkan dalam kerja-sama. Tema-tema yang diangkat dalam dialog misalnya tantangan generasi muda Afrika dan hubungan sulit antara Afrika dengan Eropa. Yang hadir tidak hanya kalangan elit, akan tetapi juga pemuda Jerman dan Afrika. Köhler selalu menginginkan agar generasi penerus dilibatkan dalam diskusi. Kalangan pengritik melontarkan bahwa pertemuan-pertemuan itu tidak membuahkan hasil. Karena yang kurang bukan konsep-konsep baik bagi Afrika, akan tetapi penerapannya. Apa yang telah diraih Köhler untuk Afrika? Kembali Ulf Engel, „yang dicapainya adalah pernyataan yang sangat menentukan terkait politik negara utara terhadap Afrika. Dengan mengutarakan pendapatnya terkait apa yang harus diubah oleh negara-negara utara misalnya penghapusan subsidi, menganggap serius Afrika, berbicara dalam posisi setara dan tema-tema lain, Köhler menyinggung beberapa politisi. Tragisnya adalah, dalam enam tahun menjabat sebagai presiden, ia tidak menyadari bahwa pemerintah Jerman mengabaikannya.“

Kesepakatan-kesepakatan yang dicapai Köhler dalam dialog dengan Afrika, tidak mungkin diterapkan. Karena berdasarkan konstitusi Jerman, presiden hanya melakukan tugas-tugas representativ. Dengan pengunduran dirinya, Afrika terancam tidak lagi menjadi prioritas politik Jerman. Karena, umumnya perhatian presiden berikutnya tertuju pada hal lain.

Maja Braun / Daniel Pelz / Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk