1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BudayaIndia

Bagaimana Netflix Mengubah Industri Film Bollywood di India

Dharvi Vaid
5 Februari 2022

Layanan streaming film seperti Netflix telah melonjak popularitasnya selama pandemi. Platform online mengubah cara film-film Bollywood diproduksi dan dikonsumsi. Apa dampaknya bagi industri film India?

https://p.dw.com/p/46XTo
Adegan film India "Sooryavanshi"
Adegan film India "Sooryavanshi"Foto: PVR Pictures/Everett Collection/picture alliance

Selama dua tahun terakhir pandemi corona, platform streaming over-the-top (OTT) seperti Netflix, Amazon Prime dan Disney mengalami pertumbuhan pesat di India, dan menata ulang dunia bisnis film. Bagi industri film tradisional, pandemi adalah pukulan berat. Banyak produksi yang terpaksa ditunda atau dihentikan di tengah jalan.

Film-film yang baru saja selesai diproduksi harus berhadapan dengan kenyataan bahwa bioskop-bioskop ditutup selama pembatasan. Situasi berubah ketika platform streaming online merambah pasar.

"OTT menjadi peluang bagi produser Bollywood. Mereka jadi punya alternatif dan bisa menjual film mereka ke platform streaming," kata kritikus film Himesh Mankad kepada DW. "Jika tidak ada OTT, kita sebagai industri pasti rugi besar karena bioskop tidak berfungsi dan beban bunga menumpuk pada produksi film," katanya.

Penulis skenario Bollywood Shokhi Banerjee mengatakan, sebagian besar produser sekarang menganggap platform OTT sama pentingnya dengan bioskop dalam hal rilis film.Platform-platform tersebut membuka peluang baru untuk monetisasi konten.

Film India "Dilwale"
Beberapa film hanya bisa benar-benar dinikmati di layar lebarFoto: Rapid Eye Movies/dpa/picture alliance

Memasuki pasar global baru

Perubahan terbesar yang dibawa platform OTT ke India adalah menyediakan akses ke konten dari seluruh dunia kepada pemirsa. "Kami menyaksikan beberapa konten fenomenal dari Israel, Spanyol, Korea, dan berbagai belahan dunia. Itu juga mengubah jenis harapan pada penonton tentang kemungkinan yang mereka miliki untuk hiburan mereka," kata produsen film Akshaye Rathi.

Banyaknya konten yang sekarang tersedia bagi pemirsa juga telah membuat pasar lebih kompetitif. "Tolok ukur di benak penonton adalah konten yang telah mereka tonton dari seluruh dunia. Hal itu telah mendorong pembuat film, penulis dan pemain film untuk meningkatkan kualitasnya," lanjutnya.

Menurut Shokhi Banerjee, OTT juga memungkinkan penayangan domestik yang lebih luas di negara yang memiliki keragaman bahasa seperti India. "Dengan opsi bahasa yang bisa diaktifkan, kami sebagai orang Bollywood juga dapat mengakses bioskop regional, konten yang belum pernah diekspos sebanyak itu sebelumnya. Jadi pada bagian konten, OTT memberi kami spektrum yang luas untuk dimainkan," katanya.

Platform baru untuk film bermuatan politik

Platform streaming juga menawarkan peluang baru bagi pembuat film, aktor, dan penulis Bollywood. Tema yang tidak dapat dieksplorasi di layar lebar, sekaranh bisa ditawarkan lewat OTT. "Platform OTT telah membuka mata untuk semua jenis genre, dan kami sebagai penulis dan produser makin bebas menceritakan kisah kami," kata Shokhi Banerjee.

"Tema-tema yang terus-menerus dihapus oleh produser besar, yang mengatakan bahwa tema itu tidak akan laku, seperti film stigma sosial atau thriller politik , sebelumnya silit diproduksi. Sekarang, kalau ada satu produser menolak film kita, akan ada lima produser lain yang berminat untuk ditayangkan di platform OTT," tambahnya.

Menurut Himesh Mankad, OTT juga telah mengubah arti ketenaran di India. Beberapa aktor Bollywood yang sudah tidak tampil di layar lebar kini menjadi bintang OTT. Di sisi lain, aktor Bollywood papan atas mulai mengeksplorasi OTTsebagai pasar baru yang bisa menjangkau audiens global.

Tapi hampir semua percaya, film layar lebar tidak akan hilang. "Karena ada daya pikat tersendiri yang dimiliki layar lebar dan itu tidak akan pernah mati," kata Himesh Mankad. "Pada akhirnya, Anda tidak pergi menonton film di bioskop hanya untuk menonton filmnya, Anda mencari sebuah pengalaman tersendiri."

(hp/yp)