1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Neuwahl Bundespräsident

30 Juni 2010

Tanggal 30 Juni, Jerman memilih presiden baru. Tetapi kepala negara Jerman tidak dipilih secara langsung oleh rakyat, melainkan oleh masyawarah nasional. Disini partai Uni Kristen dan FDP mempunyai mayoritas mutlak.

https://p.dw.com/p/O5x2
Sidang Bundesversammlung untuk memilih presiden JermanFoto: picture alliance/dpa

Musyawarah Nasional Bundesversammlung adalah institusi terbesar Jerman, yang terdiri dari anggota parlemen Bundestag serta anggota dewan perwakilan rakyat negara bagian dan perwakilan warga dari 16 negara bagian. Satu-satunya tugas musyawarah nasional adalah memilih presiden Jerman. Dalam institusi ini semua anggota parlemen dan setiap perwakilan warga dan anggota dewan negara bagian mempunyai hak pilih yang sama. Berapa perwakilan yang dikirim oleh dewan perwakilan daerah, tergantung dari jumlah penduduk di negara bagian masing-masing. Dewan perwakilan negara bagian Nordrhein-Westfalen di Düsseldorf akan diwakili 131 delegasi, dan negara bagian Saarland hanya delapan.

Politikus dan tokoh masyarakat

Para pemegang hak suara dalam Musyawarah Nasional tidak harus politikus. Tokoh-tokoh di bidang sastra dan seni, para olahragawan dan tokoh-tokoh masyarakat lain dapat dikirim oleh berbagai partai politik ke musyawarah nasional tersebut.

Dalam musyawarah nasional ke-14 yang diselenggarakan tanggal 30 Juni di gedung parlemen di Berlin, 1244 delegasi akan datang. Partai Uni Kristen, CDU dan CSU, serta FDP diperkirakan mempunyai 645 sampai 647 suara, ini lebih dari mayoritas mutlak. Partai-partai politik pemerintahan Jerman menominasikan politikus CDU Christian Wulff untuk jabatan presiden. Sedangkan SPD dan Partai Hijau dari kubu oposisi mengunggulkan Joachim Gauck: pastor, aktivis HAM dan mantan utusan khusus Jerman dalam urusan dokumen dinas keamanan negara di bekas Jerman Timur. Juga Partai Kiri dan NPD mempunyai kandidat presiden sendiri.

Tiga tahap pemungutan suara

Jika tidak ada kandidat presiden yang meraih suara mayoritas mutlak dalam dua tahap pemilihan pertama, maka dalam pemungutan suara ketiga, calon presiden yang mendapat mayoritas suara akan menang.

Para pembuat undang-undang dasar menetapkan peraturan seperti ini dengan penuh kesadaran, atas dasar pengalaman di zaman Republik Weimar. Pada waktu itu presiden dipilih langsung oleh rakyat. Pada dasarnya partai-partai yang terwakili di Bundestag memberikan saran calon, tanpa harus mengajukan kandidat dari partainya sendiri. Sebenarnya ini lebih menyangkut tokoh-tokoh masyarakat yang terkemuka, yang dianggap cocok untuk mewakili Jerman dan tidak terikat oleh partai politik. Mantan presiden Jerman, Horst Köhler, yang mengundurkan diri hampir sebulan lalu, dulu didukung oleh CDU dan partai demokrat FDP.

Jika Christian Wulff gagal terpilih menjadi pengganti Köhler, para pengamat politik memperkirakan, akan terjadi krisis pemerintahan yang serius atau bahkan pengunduran diri Kanselir Jerman Angela Merkel. Pada dasarnya, jabatan presiden Jerman bukan sekedar jabatan representatif saja, melainkan juga jabatan politis yang penempatannya diklaim oleh partai-partai politik.

Daniel Scheschkewitz / Anggatira Gollmer
Editor: Agus Setiawan