1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bahrun Naim Diduga Danai dan Dalangi Bom Bunuh Diri Istana

15 Desember 2016

Perempuan calon pembom bunuh diri yang ditangkap pekan lalu, sehari sebelum melancarkan serangan mengakui menerima perintah dari Bahrun Naim. Penyelidikan polisi tunjukan gembong teroris ini alirkan dana untuk aksi itu.

https://p.dw.com/p/2UJ1E
Indonesien Muhammad Bahrun Naim mutmasslicher Mastermind der Angriffe von Jakarta
Foto: Reuters/Antara Foto/D. Prasetya

Dian Yulia Novi dan suaminya Nur Solihin merupakan dua dari empat tersangka yang ditangkap Sabtu (10/12) lalu, setelah polisi mendeteksi adanya rencana pemboman istana presiden. Tim anti teror Densus 88 telah menangkap beberapa orang lainnya yang disinyalir terkait dengan jaringan teroris tersebut.

Polisi menduga mereka merupakan bagian dari jaringan militan yang bertanggung jawab dalam pembuatan bom di provinsi Jawa Barat dan beroperasi di bawah arahan Bahrun Naim. Nama ini mencuat sejak beberapa waktu belakangan karena disinyalir terkait jaringan ISIS dan diduga mendalangi beberapa serangan dalam satu tahun terakhir.

Novi adalah mantan buruh migran di Singapura dan Taiwan. Dalam sebuah wawancara di TVOne ia menceritakan belajar tentang jihad dari media sosial seperti facebook. Dia juga mengatakan terpengaruh artikel dari situs Islam yang membahas soal penegakkan tauhid dan membela kekhalifahan. Ia juga dipengaruhi ajaran Aman Abdurrahman, seorang ulama radikal yang pernah selama sembilan tahun mendekam di penjara.

Keterlibatan aktif perempuan dalam rencana aksi pemboman, merupakan perkembangan baru dalam radikalisme , terorisme dan aksi kekerasan di Indonesia. Perempuan yang  menikah atau berhubungan dengan kaum militan, biasanya bersembunyi di belakang layar.

Pengakuan calon pengantin

Bom seberat tiga kilogram yang ikemas dalam rice cooker sedianya akan diledakkan Novi di kerumunan orang yang menyaksikan upacara pergantian penjaga istana presiden. Dalam wawancara, Novi mengatakan: "Targetnya bukan orang-orang awam, bukan pedagang asongan, bukan pula bayi. Sasaran utamanya  adalah penegak hukum,"

Bahrun Naim "sendiri telah menjelaskan bahwa akan ada penonton (warga)," kata Novi lebih lanjut, "Saya akan berbaur dengan mereka ... maka saya akan berlari ke pengawal presiden dan meledakkan diri. Itu akan jauh dari penonton, sehingga mereka tidak akan terkena langsung."

Polisi mengaitkan nama Bahrum Naim untuk sejumlah serangan di Indonesia tahun ini, termasuk serangan Januari  2016 di Jakarta yang menewaskan delapan orang, termasuk para penyerang.

Setelah serangan bom Bali tahun 2002 yang melibatkan kelompok yang berafiliasi dengan jaringan al-Qaida, ancaman baru kini muncul dari kelompok radikal yang berbeda. Diduga para pelakunya terkasit dengan jaringan Islamic State- ISIS. Beberapa ratus warga Indonesia diketahui telah melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Puluhan diantaranya dilaporkan pihak intelejen telah kembali ke tanah air.

Novi mengatakan dia telah berkomunikasi dengan Naim tiga kali melalui aplikasi Telegram dan menambahkan Naim lah yang memutuskan target serangan.

Menerima uang

Suaminya, Solihin, yang juga diwawancarai oleh sebuah stasiun TV, menikahi Novi untuk memfasilitasi keinginannya menjadi seorang pembom bunuh diri.  Solihin mengatakan, pada hari pelaksaaan aksi, ia diperintahkan oleh Naim untuk mengantarkan istrinya sampai Masjid Istiqlal. Dari lokasi itu, Novi akan berjalan kaki sekitar 500 meter menuju sasaran.

"Saya sendiri  tidak tahu apa target itu. Hanya setelah polisi mengungkapkan plot bom tersebut, barulah kemudian saya menyadari bahwa targetnya adalah istana presiden," tandas Solihin.

Dikutip dari media Tempo, Solihin juga menerima uang dari Bahrun Naim sebanyak dua kali untuk kegiatan teror di Istana. Dana yang diterima pertama senilai tiga juta rupiah, sementara dana kedua  sebesar dua juta rupiah.

ap/as(dari berbagai sumber)