1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bakar Diri untuk Tibet

5 Maret 2012

Seorang gadis remaja dan seorang ibu beranak empat, menjadi korban terkini, yang membakar diri dalam aks terpisah, menentang kebijakan pemerintah Cina di kawasan Tibet yang berada dalam otoritas Cina.

https://p.dw.com/p/14Ezr
Aksi Protes TibetFoto: picture alliance / dpa

Organisasi HAM yang bermarkas London, Free Tibet menyebutkan korban tewas terkini dalam gerakan protes perlawanan Tibet bernama Rinchen. Pada hari Minggu (04/03) kemarin perempuan berusia 32 tahun itu membakar diri di depan stasiun polisi, di samping pintu utama Biara Kirti di kawasan Aba, di Provinsi Sichuan. Ia tewas di tempat kejadian.

Dalam aksinya ia menyerukan pembebasan Tibet dan mendukung kembalinya pemimpin spiritual Dalai Lama ke tanah air Tibet.

Sementara itu, pada hari Sabtu (03/02) seorang gadis sekolah menengah Tibet di Maqu, yang berada di wilayah Gansu, membakar diri di sebuah pasar. Siswi itu sebelumnya melakukan aksi protes menentang pemerintah, yang disusul dengan penangkapan sejumlah siswa oleh polisi.

Tertutup bagi Media Asing

Tibetische Nonne Thema Selbstverbrennung Protest gegen China
Aksi Protes TibetFoto: Reuters

Tahun lalu, lebih dari 20 warga Tibet melakukan aksi bakar diri untuk memprotes kebijakan pemerintah Cina, yang melarang mereka melakukan kegiatan keagamaannya secara bebas.

Wilayah-wilayah Tibet sebagian besar tertutup bagi wartawan asing. Sehingga tidak mudah untuk mengkonfirmasi keterangan yang disampaikan Free Tibet.

Rinchen dilaporkan tewas pada malam pembukaan sesi tahunan parlemen Cina, dimana pemerintah mengenakan busana tradisional kelompok minoritas, untuk menunjukan rasa persatuan nasional.

Pertemuan Tahunan Parlemen Cina

Ritual pembukaan sesi tahunan parlemen juga merupakan masa-masa sensitif bagi Tibet, yang menandai beberapa peringatan termasuk pemberontakan yang gagal dilakukan melawan penguasa Cina. Peristiwa itu diikuti dengan larinya pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama ke pengasingan pada tahun 1959. Sementara pada tahun 2008, pembukaan sesi legislatif juga berujung pada kerusuhan yang melanda Lhasa.

Direktur Free Tibet Stephanie Brigden menyebutkan aksi bakar diri merupakan akibat atas represi dan tekanan untuk mengasimilasi etnis Tibet ke budaya Han. Dalam pernyataannya, Brigden menyebutkan, ”Warga Tibet hidup dalam hukum darurat perang. Reaksi Cina terhadap aksi protes Tibet yang menyebar ini adalah dengan cara semakin mengintensifkan represi dan pengawasan. Namun hal ini mendorong Tibet ke jurang krisis yang semakin dalam.”

Tibetische Nonnen Thema Selbstverbrennung Protest gegen China
Aksi Protes TibetFoto: Reuters

Cina Klaim Kucurkan Banyak Dana

Di lain pihak, Cina mengklaim telah memperlakukan warga Tibet secara adil serta mengucurkan milyaran dollar AS untuk memperbaiki kondisi hidup warga di wilayah-wilayah Tibet.

Pemerintah Cina menuding Dalai Lama dan etnis Tibet di pengasingan berada di balik aksi protes dan aksi bakar diri ini.

Biara Kirti kini menjadi pusat aksi bakar diri dalam melawan otoritas Cina. Aksi bakar diri pada tahun lalu, dilakukan sebagian besar oleh para biksu maupun mantan biksu dari biara tersebut.

ap/afp/AP/HP