1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ban Bekas untuk Energi Alternatif

Kilian Schütze18 November 2013

Di Republik Dominika, ban bekas bisa berguna. Pabrik semen di ibukota negara itu memanfaatkan ban-ban yang rusak sebagai energi alternatif untuk produksi semen.

https://p.dw.com/p/1AIje
Foto: Kilian Schütze

Aktivitas perlindungan iklim nyaris tak terlihat di ibukota Dominika, Santo Domingo. Yang ada: rimba beton dan lalu lintas padat. Ruang hijau sangat sedikit dan 85 persen perekonomiannya tergantung pada bahan bakar fosil, terutama batu bara dan minyak.

Oleh karena itu pemerintah Dominika beberap tahun silam membentuk dewan Iklim. Dengan dibantu pendanaan dari Jerman, dewan ini menyiapkan rencana perlindungan iklim nasional: "Kami adalah salah satu dari sedikit negara di Karibia dan Amerika Latin yang memiliki strategi nasional. Kami ingin memperbaiki neraca emisi CO2 setiap kurun lima tahun. Targetnya: hingga tahun 2030 mengurangi emisi gas berbahaya sekitar 25 persen."

Reparasi ban

Target ambisius- mengingat emisi CO2 di negara itu selama bertahun-tahun terus naik. Untuk sukses, pemerintah menaruh harapan pada sebuah proyek industri, yang bermula di jalanan.

Symbolbild Autoreifen Reifen Gummi
Simbol ban bekasFoto: picture-alliance / Helga Lade Foto

Jananan buruk, ini masalah yang dihadapi warga Dominika. Cuaca panas Karibia dan hujan deras menyebabkan jalanan berlubang dimana-mana- dan pengendara terus mengalami masalah dengan ban.

Karena itu pedagang ban atau "Gomeros" dapat ditemukan di hampir setiap sudut kota Santo Domingo. Reynaldo Lara mereparasi pelek dan ban supaya bisa tetap digunakan. Reynaldo Lara, penjual ban menjelaskan:

Setiap kali mobil terjeblos ke lubang, ban pasti rusak. Pasalnya 70 persen ban yang digunakan, adalah ban bekas. Karena hampir tidak ada yang mampu membeli ban baru.“

Memanfaatkan ban

Jika ban bekas dan rusak itu tidak bisa direparasi lagi, Reynaldo menimbunnya di halaman belakang. Lalu menunggu datangnya--yang ia sebut -- orang-orang ban. Mereka datang setiap beberapa hari, mengambilnya cuma-cuma, mengangkut dengan truk yang mereka bawa untuk dijual ke industri semen, seharga 1500 rupiah per buah.

Perusahaan semen terbesar di Republik Dominika adalah Cemex. Setiap hari datang beberapa truk sarat dengan ban ke pabrik. Ban bekas itu memiliki kandungan minyak cukup tinggi, dan digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Teaser 4 Dominikanische Republik
Ban-ban bekas dibawa ke pabrik semen.Foto: Kilian Schütze

Miguel Andrés Rivas Khoury, pekerja Cemex Republik Dominika mengatakan:"Ban bekas adalah limbah. Jika tidak dimanfaatkan, bisa menimbulkan penyakit dan membutuhkan sekitar 1.000 tahun untuk bisa terurai. Setiap kali menggunakan bahan bakar ban, kami mengurangi konsumsi bahan bakar utama, yang berarti mengurangi emisi CO2 dan lebih ramah lingkungan.“

Sekitar 80 ban per jam dimasukkan ke sebuah tungku tertutup, yang hanya melepaskan sedikit polutan. Namun bagi neraca karbon perusahaan, tidak terlalu banyak perubahan. Karena sumber utama energi tetap batubara. Meski menggunakan ban bekas, pabrik semen ini masih menjadi produsen CO2 terbesar di negara itu.

Walau begitu, Dominika tidak kekurangan ide-ide kreatif. Di masa depan, Republik Dominika ingin memainkan peran baru: sebagai pelopor iklim di Karibia. Sebuah negara dengan pantai putih dan ambisi hijau.