1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bangkok Berangsur Pulih, Thailand Keluarkan Perintah Penangkapan Thaksin

26 Mei 2010

Ribuan warga berkumpul hari Rabu (26/05) di Bangkok, berdoa untuk perdamaian, sembilan pekan setelah kekerasan politik paling buruk dalam sejarah modern Thailand.

https://p.dw.com/p/NXyk
Bangkok yang membara setelah pecahnya kerusuhan, Rabu (19/05)Foto: AP

Upacara dipimpin oleh sekitar 100 biksu Budha di sejumlah lokasi sekitar kawasan perbelanjaan di jantung kota Bangkok yang sempat diduduki demonstran selama beberapa pekan. Upaya militer untuk mengusir demonstran baju merah anti pemerintah berbuntut kerusuhan yang menewaskan 88 orang dan mencederai hampir 2000 orang. Umat Islam, Hindu, Kristen dan Sikh ikut dalam doa bersama yang dimulai Rabu dini hari (26/05), dipimpin oleh Gubernur Bangkok Sukhumbhand Paribatra.

Upacara yang digagas pemerintah ibukota itu merupakan bagian dari kampanye lebih besar untuk memperbaiki citra Bangkok. Melupakan yang telah berlalu dan mengawali masyarakat Thailand yang baru dan bersatu, kata Sukhumbhand.

Sebagian besar wilayah Bangkok sudah dibersihkan, namun butuh waktu sampai bayangan aksi protes dan kekerasan di jalanan menghilang dari benak para calon wisatawan. Industri pariwisata Thailand hancur oleh peristiwa pekan lalu, yang disiarkan ke berbagai penjuru dunia. Dewan Pembangunan Sosial dan Ekonomi Nasional mengatakan, kekerasan di Bangkok membuat jutaan turis potensial berpaling, dan memangkas pendapatan hampir 3,5 miliar dolar dari sektor pariwisata. Kerugian akibat pembatalan pemesanan kamar hotel saja lebih dari tiga juta Dolar.

Jam malam masih diberlakukan di Bangkok dan 23 propinsi lainnya sampai Sabtu (29/05) mendatang. "Tindakan ini diambil demi pengamanan situasi dan perdamaian di Thailand. Selain itu jam malam memudahkan untuk menghindari kemungkinan serangan. Kami ingin meminimalisir dampaknya terhadap ekonomi," PM Abhisit menyebutkan alasannya.

Pemerintah memperkirakan, kerugian yang diakibatkan kerusuhan mencapai lima milar Euro. Pemerintah juga menuduh mantan PM Thaksin Shinawatra, yang dikudeta tahun 2006, menghasut kerusuhan dan membiayai protes massal Baju Merah. Pengadilan di Bangkok, Selasa (25/05) mengeluarkan perintah penahan terhadap mantan PM Thaksin Shinawatra dengan tuduhan terorisme, terkait aksi kekerasan dalam protes anti pemerintah pekan lalu.

KKepada para wartawan PM Abhisit mengatakan, "Kami mengamati perjalanannya untuk mengetahui di mana ia berada. Kemudian kami akan meminta kerjasama dari negara yang bersangkutan. Saat ini banyak negara yang menolak kedatangannya, tetapi tidak semua."

Thaksin memegang paspor Nikaragua dan Montenegro. Meski begitu ia berpindah-pindah tempat, biasanya di Dubai. Terakhir kali ia dilaporkan terlihat di Festival Film Internasional di Cannes, Perancis.

Pengacara Thaksin, Rabu (25/05), memohon kepada pengadilan untuk mencabut perintah penahanan tersebut. Thanadej Puangpool mengatakan, tuduhan terorisme tersebut bermotif politik.

Jika ditetapkan bersalah oleh pengadilan, hukuman terberat yang dihadapi Thaksin adalah hukuman mati. Namun perintah penahanan tampaknya lebih bertujuan untuk mendorong upaya mengekstradisi milyarder yang menemukan perlindungan di beberapa negara tersebut.

Renata Permadi/afp/rtr

Editor: Hendra Pasuhuk