1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Bank Sperma Selandia Baru Terima Donor dengan HIV Positif

Elliot Douglas
27 November 2019

Tiga pendonor yang positif mengidap virus HIV bergabung dalam sebuah proyek di Selandia Baru guna mengurangi stigma masyarakat terhadap orang yang hidup dengan virus ini.

https://p.dw.com/p/3Topx
Deutschland Aidshilfe in Frankfurt am Main
Foto: picture-alliance/dpa/A. Dedert

Bank sperma pertama di dunia dengan donor orang yang positif mengidap HIV diluncurkan di Selandia Baru pada hari Rabu (26/11).

Ketiga laki-laki dengan HIV positif yang telah mendaftar untuk jadi donor di bank sperma tersebut memiliki "muatan virus yang secara konsisten tidak terdeteksi." Ini berarti orang dengan HIV yang secara konsisten menjalani pengobatan tidak dapat menularkan virus kepada orang lain, menurut para ahli medis.

"Bank sperma dengan HIV positif ini sangat aman," kata dokter penyakit menular dan profesor dari Universitas Auckland, Mark Thomas, dalam sebuah pernyataan yang mendukung peluncuran bank sperma bernama Sperm Positive ini.

"Ketika seseorang secara konsisten menjalani pengobatan yang efektif melawan infeksi HIV mereka, jumlah virus HIV dalam darah dan cairan seksual mereka hampir selalu berkurang menjadi jumlah yang tidak terdeteksi," tambahnya.

Baca juga: Bayi Kembar Hasil Rekayasa Genetika Yang Resisten HIV Dilahirkan

"Jumlah yang tidak terdeteksi"

Memiliki "jumlah yang tidak terdeteksi" berarti bahwa seseorang dengan virus HIV tidak dapat menularkannya melalui hubungan seks  atau melalui proses melahirkan anak, menurut Thomas.

Mencari donor adalah proses yang mudah, tetapi membuat orang untuk berterus terang tidak mudah, karena masih banyak orang yang tidak ingin berbicara secara terbuka tentang status mereka.

Rodrigo Olin dari Yayasan New Zealand AIDS, salah satu organisasi yang memprakarsai proyek itu, mengatakan kepada Radio Selandia Baru bahwa orang yang hidup dengan HIV sering takut memberi tahu orang lain.

"Sayangnya, stigma itu masih mendorong orang untuk tidak mengungkapkan status HIV mereka," katanya. "Sebelumnya kita (pengidap virus HIV) tidak bisa menyumbangkan sperma dan menciptakan kehidupan, dan sekarang kita bisa."

ae/hp (dpa)