1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

020811 Kenia Hungersnot

2 Agustus 2011

Bencana kelaparan di Kenya lingkupnya menjadi semakin parah. Sebuah inisiatif warga Kenya mencoba membantu warga disana dan menghindari terjadinya situasi terburuk.

https://p.dw.com/p/129br
Inisiatif warga mencoba menolong jutaan penduduk yang terancam mati kelaparan
Inisiatif warga mencoba menolong jutaan penduduk yang terancam mati kelaparanFoto: dapd

Penduduk di wilayah Turkana, Kenya, yang kering kerontang ini lemas, kurus kering dan memerlukan makanan. Seorang warga mengeluhkan situasi ini: "Kelaparan ini menyiksa kami. Kami telah kehilangan segala yang kami punya. Sekarang kami tidak punya apapun, tidak punya makanan. Bahkan buah-buahan liar pun tidak bisa kami temukan."

"Aib bagi Kenya"

Jutaan warga Kenya membutuhkan bahan pangan
Jutaan warga Kenya membutuhkan bahan panganFoto: dapd

Bencana kekeringan yang melanda Somalia, juga dirasakan di Kenya. Jumlah warga yang memerlukan bantuan semakin bertambah. Diperkirakan oleh Badan Pangan Dunia, pertengahan Agustus lebih dari tiga juta orang membutuhkan bahan pangan agar tidak mati kelaparan.

Abbas Gullet, sekjen Palang Merah Kenya, mengungkapkan, bahwa kondisinya tidak bisa diteriman. "Sebagai negara yang sudah merdeka sejak 50 tahun, kita benar-benar tidak bangga atas apa yang sedang terjadi," tambahnya.


Media massa Kenya juga menanggapi situasi ini dengan kritis. Mereka mengangkat tema ini setiap harinya. Akhir pekan lalu harian paling ternama di Kenya menulis di halaman mukanya "Aib bagi Kenya", dibawahnya dipampang sebuah foto seorang anak yang hampir mati kelaparan. Banyak warga Kenya sependapat dengan Abbas Gullet: Tidak ada orang yang harus menderita kelaparan jika pemerintah membagikan bahan pangan dan memproduksinya. Serta jika pemerintah menyusun rencana dengan lebih baik.

Dunia telat bereaksi

Pakar sudah memperkirakan bencana kekeringan ini setahun lalu
Pakar sudah memperkirakan bencana kekeringan ini setahun laluFoto: dapd

Abbas Gullet menceritakan, bahwa tahun lalu pakar-pakar cuaca sudah memperingatkan bisa terjadinya bencana semacam ini. "Tetapi tidak seorang pun bereaksi," ujarnya. "Bulan Januari kami memohon bantuan pangan dari dunia internasional, karena sistem peringatan duni kami sudah melihat datangnya bencana ini. Tetap tidak ada reaksi," lanjutnya. Gullet mengatakan, "dunia baru bangun" tiga minggu lalu, ketika foto-foto yang amat mengenaskan datang dari Somalia.

Abbas Gullet dan banyak warga Kenya lainnya bukan hanya marah terhadap pemerintahnya, melainkan juga melakukan sesuatu sendiri untuk menolong warga yang kelaparan. Hasilnya adalah sebuah inisiatif yang dinamakan "Warga Kenya bagi Kenya". Yang dimaksudkan adalah, bahwa semua orang diharapkan turut menyumbang. Dalam waktu empat hari saja, dua perusahaan telpon terbesar di negara itu mengumpulkan 770 000 Dollar dari pelanggannya. Dan aksi ini masih terus berjalan. Perusahaan-perusahaan lain juga mengadakan acara amal untuk mengumpulkan bantuan.

Kerjasama dengan pemerintah dan Badan Pangan Dunia

Palang Merah Kenya mengkoordinir dan mengirimkan barang-barang bantuannya. Akhir pekan lalu, empat truk bantuan pertama dikirim menuju wilayah bencana. Kata Gullet, pembagian bahan pangan secara umum dilakukan oleh pemerintah dan Badan Pangan Dunia dan ini akan terus dilakukan. Ia menjelaskan lebih lanjut, "kami terutama akan menyebarkan bahan pangan di sekolah-sekolah, dan juga kepada anak-anak yang sangat kekurangan nutrisi, ibu-ibu menyusui, ibu hamil dan orang-orang tua. Mereka ini lah kelompok target kami, orang-orang yang terutama perlu makanan bergizi."

Anak-anak termasuk kelompok target yang segera membutuhkan makanan bernutrisi
Anak-anak termasuk kelompok target yang segera membutuhkan makanan bernutrisiFoto: AP

Aksi "Warga Kenya bagi Kenya" ingin mengumpulkan bantuan yang cukup untuk menolong satu juta warga. Ini adalah sepertiga jumlah penduduk yang memerlukan bantuan. Dengan ini mereka akan dapat menghindarkan hal yang terburuk. Sekarang pemerintah Kenya dan Badan Pangan Dunia menyediakan bahan pangan bagi 2,5 juta warga lainnya yang membutuhkan bantuan.

Dan sepertinya, warga Kenya akan bisa mengumpulkan bantuan lebih banyak dari yang dibutuhkan. Sudah jelas, bahwa rakyat Kenya ingin menghapus aib, bahwa orang-orang menderita kelaparan di negaranya.

Bettina Rühl / Anggatira Gollmer
Editor: Agus Setiawan