1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bantuan Uni Eropa Bagi Pakistan

31 Agustus 2010

Komisi bantuan kemanusiaan di parlemen Uni Eropa, Selasa (31/08) membicarakan isu bantuan UE bagi korban banjir di Pakistan. Komisaris UE Kristalina Georgieva mengatakan, dampak bencana luar biasa buruknya.

https://p.dw.com/p/P1F0
Komisaris UE bagi bantuan kemanusiaan Kristalina GeorgievaFoto: AP

Dalam sidang pertamanya setelah liburan musim panas, komisi bantuan kemanusiaan UE membahas masalah bantuan UE bagi korban banjir Pakistan. Komisaris UE Georgieva sebelumnya berkunjung ke wilayah bencana di Pakistan dan memaparkan dampak bencana yangt disebutnya sebagai luar biasa buruknya.

Hingga saat ini Komisi Uni Eropa telah menyediakan 70 juta Euro bagi bantuan bencana banjir Pakistan. Sedangkan sumbangan negara-negara anggota mencapai jumlah sekitar 230 juta Euro. Georgieva ingin mengamati apakah Pakistan menarik konsekuensi dari bencana banjir, misalnya dalam upaya perlindungan lingkungan: „Bagi Pakistan ini tidak hanya berarti pembangunan kembali, tetapi juga misalnya penghutanan kembali atau mengupayakan agar warga tidak tinggal di lahan yang sebenarnya tidak boleh dihuni. Kadang-kadang orang melihat rumah-rumah hanyut, dan tahu bahwa rumah-rumah itu sebenarnya tidak boleh dibangun di sana."

Pakistan Überschwemmung Flutkatastrophe Flüchtlinge Zeltlager
Tenda di kamp panampungan korban banjir di Sukkar, provinsi Sindh, Pakistan SelatanFoto: AP

Georgieva: Bantuan yang bersifat netral

Komisaris UE bagi bantuan kemanusiaan, Kristalina Georgieva melihat bantuan UE terutama sebagai upaya yang netral, demi kemanusiaan dan tanpa kepentingan politik. Tetapi meskipun demikian diakui bahwa Pakistan punya masalah dengan kelompok Islam radikal dari Afganistan dan dari negerinya sendiri. Dikhawatirkan, para ekstrimis akan menggunakan situasi saat ini untuk mendestabilisasikan negara Pakistan yang memiliki senjata nuklir. Karena itu menurut Georgieva, bantuan Eropa juga memiliki dampak samping.

Selanjutnya ia mengutarakan, mungkin bantuan akan dapat mencegah ektremisme dan mendorong demokrasi, terutama untuk mengupayakan transparansi serta keterbukaan dalam pertanggungan jawab. Ia menambahkan, hal ini tidak hanya berkaitan dengan dana dari luar negeri, tetapi juga yang berasal dari Pakistan.

Dubes Pakistan di UE juga inginkan perbaikan hubungan perdagangan

Sidang komisi di Brussel itu juga dihadiri duta besar Pakistan untuk UE, Jalil Abbas Jilani. Ia menyampaikan terima kasih untuk bantuan dan mengutarakan bahwa UE juga dapat melakukan sesuatu yang lain: „Masyarakat internasional dan UE juga dapat membantu Pakistan dengan memperbaiki akses pasar. Ini akan mendongkrak perekonomian kami, meningkatkan investasi dari luar negeri dan menciptakan lapangan kerja agar dapat mengurangi penderitaan kami."

Sejak bertahun-tahun kedua pihak memang membicarakan kemungkinan perbaikan hubungan perdagangan. Namun penjabat UE berpendapat, Pakistan tidak boleh lebih diutamakan daripada negara lainnya di wilayah itu, dan yang diperlukan adalah penyelesaian secara keseluruhan.

Überschwemmung in Pakistan Flash-Galerie
Foto: AP

Diskusi intensif mengenai perbaikan upaya bantuan bencana dari UE

Sedangkan para wakil dari organisasi-organisasi bantuan mengeluh bahwa banyak negara, juga dari Eropa yang lambat memberikan bantuannya kepada Pakistan. Anggota parlemen Jerman dari partai kristen demokrat CDU, Elmar Brok mempertanyakan kemampuan logistik UE dalam upaya bantuan bencana.

Banjir Pakistan dikatakannya menunjukkan kurangnya jumlah helikopter dan pesawat: „Tidakkah kita memerlukan sesuatu lagi untuk memungkinan upaya logistik? Bukan dalam pengertian pasukan darurat jenis militer seperti yang dikatakan Tuan Sarkozy, tetapi sesuatu yang secara masif meningkatkan penggabungan upaya kemanusiaan dan militer. Bukankah ini merupakan indikasi bahwa kita mungkin hingga saat ini tidak melakukan bantuan secara optimal?"

Dengan Haiti dan Pakistan, UE secara berturut-turut harus menghadapi dua bencana berat. UE ingin berada di barisan terdepan bila itu menyangkut bantuan, tetapi kerap juga mengalami pukulan-pukulan. Proses diskusi yang intensif kini digelar untuk merembukkan apa sebaiknya yang dapat diperbaiki ke depan dan yang mungkin dapat dibuat lain sekali dari sebelumnya.

Christoph Hasselbach/Christa Saloh

Editor: Vidi Legowo