1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Barang Bukti MH17 Dihilangkan?

21 Juli 2014

Mayat-mayat kembali ditemukan di lokasi jatuhnya Malaysia Airlines MH 17 di Ukraina timur, yang menewaskan 298 orang, di tengah dugaan bahwa para pemberontak Ukraina berusaha menghilangkan barang bukti.

https://p.dw.com/p/1CfzK
Foto: Reuters

Regu penyelamat lokal mengumpulkan mayat di 21 kantung mayat hitam di sisi jalan Hrabove Senin pagi. Hari Minggu malam, badan pelayanan darurat Ukraine menhatakan jumlah mayat yang ditemukan mencapai 251.

Kemarahan internasional atas insiden itu semakin memuncak setelah para penyelidik hanya diberi akses terbatas ke lokasi kecelakaan dan masih belum jeas kapan dan di mana mayat para korban akan diangkut.

Tekanan mengarah kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dituding AS dan negara-negara lainnya mendukung dan mempersenjatai para pemberontak, untuk mengendalikan kelompok separatis dan memperbolehkan akses penuh bagi penyelidik internasional.

Putin mengecam semua kritik itu pada hari Senin (21/7) dan menuduh negara-negara lain mengeksploitasi kecelakaan itu demi “tujuan uang”.

“Kita bisa mengatakan dengan yakin bahwa jika pertempuran di timur Ukraina tidak berlanjut 28 Juni lalu, tragedi ini tidak akan terjasi,” kata Putin. ”Tak seorangpun harus atau memiliki hak untuk menggunakan tragedi ini untuk tujuan uang semacam itu.”

Diroket dengan rudal Rusia?

Pernyataan ini muncul setelah komentar Amerika, yang menyatakan apa yang disebut bukti "sangat kuat” bahwa para pemberontak menembak jatuh pesawat Malaysia itu dengan sebuah rudal darat ke udara buatan Rusia.

“Rusia mendukung para pemberontak ini. Rusia mempersenjatai para separastis, Rusia melatih para pemberontak,” kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry.

Dalam kolom opini Sunday Times, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan ada “bukti yang semakin berat” meyakini bahwa para pemberontak Ukraina yang menembak Boeing 777 tersebut.

Sementara itu, pemimpin pemberontak Alexander Borodai membantah bahwa pihaknya mencoba untuk merusak barang bukti, dan menyatakan bahwa mayat-mayat yang telah mereka kumpulkan akan diserahkan kepada para tim ahli Malaysia.

Sebuah kelompok penyelidik termasuk di dalamnya para pejabat Malaysia telah berada di Kiev, namun mereka tidak akan masuk ke wilayah pemberontak sampai mereka mendapat jaminan lebih baik dalam soal keselamatan. Pemerintah Ukraina, yang bertanggungjawab atas penyelidikan, juga telah meminta kepada Organisasi Penerbangan Internasional – sebuah badan di bawah PBB – serta organisasi keselamaatan udara Eropa, Eurocontrol. (baca: Siapa di Balik Penembakan MH17?)

Hilangkan barang bukti

Borodai berkeras bahwa para pemberontak tidak mengganggu penyelidikan, dan menyatakan ia akan mengembalikan rekaman suara kokpit dan data pesawat yang ada dalam kotak hitam.

“Mayat-mayat tidak akan dibawa ke mana-mana hingga para ahli tiba,” kata Borodai di kota Donetsk yang dikuasai pemberontak.

Namun akan indikasi jelas bahwa para pemberontak melakukan mengganggu penyelidikan.

Lyubov Kudryavets, seorang pekerja di kamar mayat Torez, mengatakan bahwa pada malam pesawat itu jatuh, seorang warga membawa mayat seorang anak kecil berumur sekitar 7 atau 8 tahun yang berlumuran darah. Pada hari Sabtu, para milisi datang mengambil mayat itu, kata dia.

”Mereka menanyakan kepada saya: ‘Di mana pecahan-pecahan roket? Di mana pecahan-pecahan pesawat?'” kata Kudryavets. "Tapi saya tidak punya pecahan apapun… saya bersumpah”.

Para ahli mengatakan bahkan jika para penyelidik diberi akses sekarang, mungkin itu sudah terlalu terlambat.

ab/rn (ap,rtr,dpa)