1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Barat Usir Diplomat Suriah

29 Mei 2012

Setelah pembantaian di Houla, Jerman mengikuti langkah beberapa negara Barat lainnya dengan mengusir diplomat senior Suriah. Kofi Annan menyatakan keprihatinannya atas pertumpahan darah di Suriah.

https://p.dw.com/p/15466
Foto: Reuters

Beberapa negara Barat, diantaranya Jerman, memerintahkan para diplomat Suriah untuk meninggalkan ibukota negara mereka. Seperti dinyatakan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwellle, Kementrian Luar Negeri Jerman telah memanggil Radwan Lutfi dan memintanya untuk meninggalkan Jerman. “Jerman bertindak bersama mitra. Kami bertujuan untuk memastikan bahwa pesan jelas kami tidak jatuh di telinga tuli di Damaskus,“ demikian dikatakan Westerwelle. Jerman memberi waktu 72 jam kepada diplomat Suriah untuk meninggalkan Berlin.

Sebelumnya, Perancis dan Australia juga telah mengumkan pengusiran diplomat Suriah dari negara mereka. Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan bahwa duta besar Suriah akan meninggalkan Paris “hari ini atau besok“. Sementara Australia mengusir dua diplomat Suriah, termasuk kuasa usaha di Canberra. Menurut keterangan pemerintah Inggris, negara ini juga akan mengusir tiga diplomat Suriah. Sebelumnya, Suriah sendiri telah memanggil pulang duta besarnya dari London. Dilaporkan, perwakilan Suriah di Italia juga akan segera dipulangkan. Dilaporkan, Amerika Serikat juga telah meminta diplomat senior Suriah Zuheir Jabbour untuk meninggalkan Washington dalam waktu 72 jam.

PBB: Sebagian Besar Korban Tewas Dieksekusi

Perserikatan Bangsa Bangsa antara lain mengeluarkan laporan rincian pembantaian di Houla. Sebagian besar korban tidak tewas akibat serangan arileri yang dilancarkan pasukan Suriah, namun dalam dua eksekusi masal. Kurang dari 20 dari seluruhnya 108 korban tewas akibat serangan artileri. Demikian dikatakan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi UNHCR. Pernyataan ini disampaikan UNHCR setelah mendapatkan informasi dari pengamat PBB dan sumber lainnya. “Sebagian besar korban dieksekusi secara masal dalam dua insiden terpisah,“ dikatakan juru bicara UNHCR Rupert Colville di Jenewa, Swiss. Para saksi mata mengatakan, pembantian dilakukan oleh milisi pendukung pemerintah Suriah, yang kerap melakukan aksi bersama-sama dengan pasukan Suriah.

Annan Tuntut Akhiri Kekerasan

Sesaat setelah pertemuan Utusan Khusus PBB Kofi Annan dan Presiden Suriah Bashar al Assad, Selasa (29/05), juru bicara Annan, Ahmad Fawzi, menyatakan bahwa mantan Sekjen PBB Annan telah menyampaikan “keprihatinan mendalam“ masyarakat internasional atas kekerasan yang terus berlangsung di Suriah, terutama insiden terakhir di Houla. Ditambahkan Fawzi, Kofi Annan dengan tegas mengatakan bahwa rencana enam poin yang diusulkannya tidak akan berhasil kecuali “langkah berani“ diambil untuk mengakhiri kekerasan dan pembebasan tahanan.

Salah satu poin dari rencana Annan bagi perdamaian di Suriah adalah bahwa militer Suriah diharuskan menghentikan serangan artileri dan menarik pasukannya dari kota-kota.

yf ((dpa/rtr/afp)