1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Beberapa Batu Sandungan untuk Hillary

13 April 2015

Hillary Clinton memandang ke tahun 2016 saat ia akan berjuang menjadi presiden wanita pertama di Amerika Serikat. Tapi sejumlah batu sandungan masih akan menghadang jalan menuju ke Gedung Putih.

https://p.dw.com/p/1F6x7
Hillary Clinton
Foto: Paskova/Getty Images

Pengumuman pencalonan Hillary Clinton sebagai kandidat presiden Partai Demokrat untuk pemilu presiden 2016 nyaris tidak mendapat rivalitas berarti. Nominassinya belum pasti, tapi sejauh ini tidak terlihat kandidat saingan yang lebih kuat. Berbeda dengan pencalonan pertama tahun 2008 yang dijegal "kuda hitam" senator dari negara bagian Illinois, Barack Obama

Kini Clinton bisa memandang cerah ke tahun 2016 dengan ambisi bisa jadi akan terpilih presiden perempuan pertama di Amerika Serikat. Dia menonjolkan berbagai pengalaman politiknya baik sebagai menteri luar negeri, senator maupun mantan first lady sebagai kekuatan. Tapi ini pula yang dicemaskan akan menjadi batu sandungan yang menghadang jalannya menuju ke Gedung Putih.

Beberapa catatan yang bakal menjegal Hillary Clinton diantaranya :

Serangan kedutaan AS di Benghazi 2012

Kesalahan fatal Hillary Clinton saat menjabat sebagai menteri luar negeri di bawah Presiden Barack Obama adalah serangan maut ke kedutaan besar Amerika di Benghazi, Libya, bulan September 2012. Dalam serangan teror itu duta besar Christopher Stevens dan tiga staf kedutaan tewas.

Partai Republik menuding Hillary meremehkan risiko dan tidak berbuat banyak untuk melindungi personal kedutaan. Berbagai hal penting kemudian diambil alih oleh dinas rahasai CIA sehingga masalah seolah diremehkan. Hingga kini masalah serangan teror di Benghazi itu masih terus dibahas komite di perlemen.

Email Pribadi

Bulan Maret lalu penyidik juga menemukan kontroversi terkait akun email pribadi Hillary yang dicampuradukkan dengan email resmi sebagai menlu. Selama empat tahun memangku jabatan sebagai menteri luar negeri, ia juga menggunakan email pribadi secara eksklusif untuk kepentingan resmi. Hal itu melanggar aturan pemerintah. Semua email itu disimpan dalam server komputer pribadinya.

Walau Hillary sudah menegaskan, ia telah menyerahkan semua email resmi kepada pemerintah, tapi ia menolak menyerahkan server komputernya kepada pihak independen sesuai tuntutan ketua komite parlemen.

Kurang Peka

Hillary juga dinilai kurang peka. Dalam kondisi penuh tekanan, ia sering membuat kesalahan. Salah satunya saat ia menggelar tur keliling Amerika mempromosikan buku otobiografinya. Mantan first lady ini berkali kali secara tidak sensibel membicarakan tema uang dan kekayaan pribadi. Padahal diketahui rakyat Amerika masih menghadapi dampak dari krisis keuangan dan properti.

Pasangan Clinton, meraup cukup banyak uang dari berbagai ceramah dan penampilan di depan publik. Mereka punya rumah mewah di New York seharga 1,7 juta Dollar dan rumah peristirahatan mewah di Washington seharga 2,85 juta US Dolar.

Skandal seksual Bill Clinton

Walau dinilai tidak akan banyak berpengaruh, skandal yang dilakukan suaminya, mantan Presiden Bill Clinton juga akan kembali diungkit para pesaingnya. Misalnya skandal seksual Clinton dengan Paula Jones. Gennifer Flowers atau yang paling heboh dengan Monica Lewinsky.

Walaupun bukan kesalahan Hillary melainkan "kehausan" Bill Clinton, namun publik Amerika seringkali juga terpengaruh kisah-kisah masa lalu dari tahun 1990-an itu

Yang jelas terlihat peluang Hillary Clinton saat ini cukup besar untuk dinominasikan oleh partai Demokrat menjadi kandidat presiden dari kubu partai ini melawan kendidat dari Partai Republik.

Sejumlah pengamat politik menyatakan, kontroversi email atau serangan di Banghazi mungkin akan dibahas tapi tidak akan menyurutkan minat pemilih. Yang lebih penting bagi calon pemilih saat ini adalah, bagaimana Hillary menyusun programnya agar Amerika bisa keluar dari dampak krisis ekonomi dan keuangan yang masih menghantui banyak warga.

as/yf(rtr,ap,afp,dpa)