1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bencana Lingkungan Terburuk di Selandia Baru

11 Oktober 2011

Tumpahan minyak dari sebuah kapal kontainer yang bocor telah menyebarkan gumpalan minyak di pantai paling terkenal Selandia Baru, dan menjadi bencana lingkungan terburuk di negara itu selama beberapa dekade terakhir.

https://p.dw.com/p/12q22
A helicopter sprays a dispersant on an oil slick from the Liberian-flagged container ship MV Rena that is stuck hard aground on a reef 12 nautical miles off the coast of Tauranga, New Zealand, Thursday, Oct. 6, 2011. The 775-foot (236-meter) ship has 1,700 tons of fuel oil and 2,100 shipping containers on board as it sits on the reef at a 10-degree list. (AP Photo/New Zealand Herald, Alan Gibson) AUSTRALIA OUT, NEW ZEALAND OUT
Tumpahan minyak dari kapal mencemari pantai Selandia BaruFoto: dapd

Kapal Rena berbendera Liberia berbobot 47.230 ton, sejak Rabu (5/10/2011) pekan lalu terdampar di atas sebuah terumbu karang yang terletak 12 mil laut dari Tauranga di lepas pantai pulau utara, Selandia Baru. Kapal dengan tujuan akhir Singapura itu karam karena cuaca buruk dan menyemburkan minyak ke lautan. Pihak Maritim Selandia Baru mengatakan satu dari empat tangki minyak kapal Rena telah pecah. Namun mereka tidak bisa memastikan apakah tangki yang pecah itu adalah tangki utama tempat sebagian besar minyak disimpan yang terletak di buritan kapal.

Pihak berwenang mengatakan, 300 ton minyak dari kapal itu telah bocor. Selandia Baru akan mengalami bencana besar jika 1.700 ton minyak bahan bakar di kapal itu semuanya tumpah ke lautan. Pemerintah Selandia Baru telah mengirimkan peringatan agar orang-orang menjauh dari tumpahan minyak yang membentuk gumpalan seperti lumpur hitam yang ada di tepi pantai. Warga juga diperingatkan agar untuk sementara waktu tidak mengkonsumsi makanan laut.

Menteri Lingkungan Selandia Baru, Nick Smith Selasa (11/102011) mengatakan „Situasi lingkungan pada hari-hari mendatang, akan sangat memburuk“. Namun dia menegaskan bahwa pemerintah Selandia Baru telah bertekad akan melakukan segala hal yang mungkin dilakukan untuk memperkecil kerusakan lingkungan, yang kini jelas telah menjadi yang paling buruk di Selandia Baru selama beberapa dekade terakhir.Sekitar 250 orang, termasuk spesialis dari Australia, Inggris, Belanda dan Singapura telah bergabung dalam tim yang menangani tumpahan minyak dari kapal Rena.“24 hingga 48 jam berikutnya adalah masa penting untuk menghindari bencana lingkungan” demikian kata Manajer laut WWF, Rebecca Bird.

Wilayah Selandia Baru yang terkena tumpahan minyak ini terkenal karena pantainya yang panjang dan berwarna keemasan. Selama ini kawasan itu menjadi magnet bagi para peselancar dan wilayah laut sekitarnya juga terkenal sebagai arena besar permainan memancing di dunia.

Tim pembersih telah menampatkan kontainer dan plastik besar untuk mengumpulkan gumpalan besar minyak berwarna hitam pekat yang ada di pinggir pantai. Masyarakat juga secara sukarela bergabung membersihkan pantai dengan sekop dan kantong plastik.

Andy Budiman (Sumber AFP, Reuters)

Editor: Hendra Pasuhuk