1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Politik Simbolis Pengibaran Bendera Palestina di PBB

1 Oktober 2015

Pengibaran bendera Palestina di markas PBB menjadi politik simbolis bagi Palestina. Presiden Abbas juga ancam keluar dari kesepakatan Oslo yang atur eksistensi dua negara berdaulat Israel dan Palestina.

https://p.dw.com/p/1GgYx
New York UN Gipfel Palästina Flagge vor Hauptquartier Vereinete Nationen
Foto: Reuters/A. Kelly

Palestina bisa bangga, karena benderanya kini boleh berkibar di depan markas besar PBB di New York. Anggota Sidang Umum PBB sebelumnya dengan suara mayoritas 119 suara menyepakati resolusi mengizinkan pengibaran bendera Palestina dan Vatikan yang memiliki status sebagai pengamat di PBB.

Presiden Otonomi Palestina Mahmud Abbas menyebut pengibaran bendera itu sebagai simbol, bahwa rakyatnya bertekad bulat untuk merdeka. Sebelumnya juru runding Palestina, Saeb Erekat, memperingatkan, jika Israel terus melancarkan politik pemukimannya di kawasan Palestina, rakyat bisa frustrasi dan putus asa. Konsekuensinya, keputus asaan akan mendorong tindakan nekat," ujar Erekat kepada DW.

"Desperation could lead to desperate acts"

Ancam batalkan konvensi Oslo

Abbas juga kembali mengecam politik yang dilancarkan Israel sebagai kekuatan pendudukan Palestina. Dalam pidatonya di depan Sidang Umum PBB, Abbas mengancam akan keluar dari konvensi Oslo yang mengatur solusi berdirinya dua negara berdaulat Palestina dan Israel. “Kami menyatakan, selama Israel menolak menandatangani perjanjian bersama kami, kami tidak ingin menjadi satu-satunya pihak yang diikat kewajiban itu,“ ujar Abbas. Ia juga mengecam Israel yang terus melanggar kesepakatan Oslo tersebut.

Amerika Serikat yang merupakan mitra paling erat Israel di kawasan itu, tampaknya tidak terkesan oleh kritik yang dilontarkan Abbas di depan PBB. Para pengamat memperkirakan, Washinton juga tidak akan mengubah haluan politiknya di Palestina. Sementara PM Israel Benjamin Netanjahu bereaksi keras dengan menyebut pidato Abbas itu sebagai dusta dan hasutan yang akan merusak Timur Tengah.

as/yf (dpa,afp)