1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

150211 Iran Internet

16 Februari 2011

Pemerintah dan oposisi di Iran bukan hanya bentrok di jalanan. Sengketa kedua pihak berlanjut di ruang maya. Perang antara hacker pro-pemerintah dan hacker anti-pemerintah.

https://p.dw.com/p/10I65
Simbol bild tentara cyber IranFoto: Behzad Keshmiripour

Pemerintah di Teheran, hari Jumat (11/02) merayakan 32 tahun Revolusi Iran. Pada hari yang sama, sebuah video muncul di internet platform Youtube, berisi pernyataan perang terhadap penguasa di Teheran.

Jaringan hacker global "Anonymous" mengumumkan Operasi Iran. Apa yang disebut serangan DDos, atau penolakan layanan secara terdistribusi, terhadap situs-situs internet pemerintah Iran merupakan protes terhadap praktik represi, tirani dan penganiayaan. Seiring muculnya gambar-gambar penumpasan aksi protes setelah pemilihan presiden yang dipersengketakan, terdengar pesan terhadap rakyat Iran, "Kalian harus tahu bahwa kami mendukung kalian, bahwa kalian tidak sendirian. Kami "Anonymous“. Jumlah kami banyak. Kami tidak memaafkan, tidak melupakan. Nantikan aksi kami."

Senin (14/02) serangan "Anonymous" mengiringi demonstrasi terbesar oposisi Iran sejak beberapa bulan terakhir. Mahmood Enayat yang memimpin "Proyek Media Iran" di Universitas Pennsylvania mengamati serangan itu dan hasilnya, "Tampaknya mereka berhasil menghancurkan sejumlah situs penting, seperti situs internet pribadi Presiden Iran Ahmadihejad atau situs kantor berita pemerintah, IRIB."

Namun cukup menarik, situs kantor berita FARS yang dekat dengan garda revolusioner, tetap bisa diakses. Rupaya, server mereka tetap berfungsi karena beberapa kali diamankan lewat teknik modern.

Dan sebagaimana rejim di Teheran menyewa tukang pukul jalanan, milisi Bassiji, mereka juga punya akses kepada tentara cyber bayaran. Para hacker ini ditugaskan menyerang keberadaan oposisi Iran di internet. Situs layanan bookmarking balatarin.com yang dioperasikan dari Kalifornia sempat lenyap dari jaringan internet, atau situs resmi politisi oposisi Mir Hussein Mussavi.

Perkembangan ini memberi kualitas baru pada sensor internet, kata pakar teknologi informatika Enayat. "Pertempuran memperebutkan kontrol di internet melampaui filter yang selama ini ada. Kita memasuki era di mana serangan DDos, penolakan layanan secara terdistribusi, merupakan tindakan pemerintah bagi kontrol di internet."

Di samping tindakan baru ini, juga dilakukan pembatasan yang lazim di sektor komunikasi. Di beberapa kawasan di Teheran, layanan telepon genggam dibatasi. Dan sejak beberapa pekan, satelit Hotbird, yang juga memancarkan sinyal Deutsche Welle, mendapat gangguan elektronis.

Matthias von Hein/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid