1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berapa Lama Lagi Penderitaan Karena Asap?

22 Oktober 2015

Kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan sudah merajalela sejak tiga bulan lalu. Pejabat berwenang menyatakan Rabu, kemungkinan kebakaran masih akan berlanjut sampai akhir November.

https://p.dw.com/p/1GsU0
Indonesien Smog aufgrund von Waldbränden
Foto: Getty Images

Sejauh ini, upaya pemadam kebakaran untuk mengatasi kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan gagal. Asap sudah menutupi beberapa negara tetangga sejak beberapa bulan lalu.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Nugroho mengatakan, pihaknya memprediksi, hujan akan mulai turun bulan November. Tetapi jumlah curah hujan kemungkinan berkurang akibat El Nino. Namun ia juga memberikan perkiraan positif, yaitu api akan sepenuhnya akhir November.

ElNino dan Kebakaran Hutan

Tim pemadam kebakaran yang dikirim Malaysia dan Australia menyelesaikan misi mereka pekan ini. Sehingga hanya Singapura saja yang akan terus membantu Indonesia menangani kebakaran hutan, kata Sutopo Nugroho. Sementara itu, Rabu (21/10) dua pesawat

Beriev Be-200 dari Rusia tiba di Sumatera untuk menyokong upaya pemadaman api. Demikian laporan kantor berita Antara.

Pesawat Beriev Be-200 adalah adalah pesawat amfibi sayap tinggi (high wing) serbaguna yang dirancang oleh Beriev Aircraft Company. Pesawat ini dipasarkan sebagai pesawat yang dirancang untuk pemadam kebakaran, pencarian dan penyelamatan, patroli maritim, kargo, dan transportasi penumpang.

Indonesia sebelumnya telah menyatakan minat membeli pesawat yang bisa menangkut 12 ton (atau 12.000 liter) air tersebut. Di samping itu Indonesia juga mempertimbangkan untuk menyewa pesawat yang bisa menjatuhkan bom air dari Kanada dan Australia. Biaya penyewaan akan ditanggung perusahaan penebangan dan perkebunan yang ikut menyebabkan kebakaran hutan Indonesia. Demikian Sutopo Nugroho.

Smog Singapore
Singapura yang tertutup asap dari Indonesia.Foto: picture-alliance/AP/Joseph Nair

Asap juga tutupi Thailand

Asap tebal dari Indonesia kini juga menjalar ke Thailand, dan menyebabkan polusi udara tertinggi dalam beberapa dekade terakhir yang pernah terjadi di bagian selatan negara itu. Asap sudah menyebabkan gangguan pernapasan di sejumlah wilayah Indonesia dan negara tetangga. Biasanya asap tidak menyebar sampai Thailand, namun angin kencang yang terus berhembus dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan asap bergerak ke utara, dan mulai berdampak pada sektor pariwisata Thailand.

Menurut pemerintah Thailand, kualitas udara melewati batas sehat di tujuh provinsi. Dampak terutama dirasakan di provinsi Songkhla, di mana penerbangan terpaksa dibatalkan atau pesawat terpaksa kembali ke pelabuhan udara tempat keberangkatan. Halem Jemarican, kepala kantor lingkungan hidup Songkhla mengatakan, situasi sudah masuk taraf krisis.

Thailand Smog Rauch von Waldbränden in Indonesien
Yala, Thailand Selatan juga tertutup asap dari kebakaran hutan Indonesia (22/10/2015))Foto: Reuters/S. Boonthanom

Kebakaran paling buruk?

Pemerintah Indonesia menyatakan, jumlah titik kebakaran meningkat belakangan ini. Menurut data dari World Resources Institute (WRI), sejak awal September emisi karbon dioksida yang diakibatkan kebakaran hutan dalam 26 dari 44 hari yang dipantau sudah melewati pengeluaran karbon dioksida rata-rata di Amerika Serikat. WRI yang berpusat di AS biasanya menempatkan AS di posisi ke dua di antara negara-negara yang paling banyak memproduksi karbon dioksida, sementara Indonesia biasanya di posisi ke lima.

Jumlah dan letak titik api di Indonesia bisa dilihat lewat tweet berikut.

Sementara itu di Indonesia warga memberikan bantuan sebaik mungkin bagi warga yang tertimpa bencana lewat informasi. Misalnya lewat tweet berikut.

Lebih jauh tentang kebakaran hutan dan dampaknya juga bisa Anda lihat lewat galeri foto berikut.

ml/as (twitter, afp, dpa)