1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berhip-hop untuk Tujuan Sosial

25 Februari 2012

Kampanye sumbang organ tubuh di Jerman. Sebuah video bermusik hiphop, mengajak muda-mudi memikirkan tema menyumbang organ tubuh.

https://p.dw.com/p/149ug
Foto: picture-alliance/dpa

Menteri Kesehatan Jerman, Daniel Bahr dengan senang hati menunjukkan kartu penyumbang organ tubuh yang ia miliki. Kartu itu selalu ia bawa-bawa.

Bagi Menteri Bahr, tema sumbangan organ tubuh sangat penting, karena di Jerman ada sekitar 12 ribu orang yang menunggu tersedianya sebuah organ tubuh agar bisa ditransplantasi. Lebih lanjut menurut statistik, setiap delapan jam ada satu orang yang meninggal dunia, orang yang sebenarnya bisa hidup lebih lama seandainya organ tubuhnya sehat.

Menyasar Remaja Dengan Video Musik

Bahr stellt Schulfilm über Organspende vor
Menteri Bahr Acara PeluncuranFoto: picture alliance/dpa

Mayoritas orang menganggap transplantasi sebagai kemungkinan pengobatan yang baik. Di pihak lain, jarang ada orang yang cukup sadar untuk mengisi kartu penyumbang organ tubuh.

Kini di sekolah-sekolah Jerman akan berlangsung kampanye yang menggunakan sebuah video bermusik hiphop untuk menyoroti tema tersebut. Kampanyenya diluncurkan dengan sebuah video bermusik hiphop.

Menteri Bahr menghadiri peluncuran video pendidikan mengenai sumbangan organ tubuh itu. "Kami ingin orang-orang muda sudah terinformasi soal ini, karena khususnya dalam tema ini seringkali timbul rasa kuatir sehubungan pengisian kartu penyumbang organ tubuh. Banyak orang tak tahu bagaimana prosesnya hingga sampai pada keputusan akhir”, begitu ungkap Bahr.

Bangsa Jerman agaknya mendua soal sumbangan ini. Meski melihat sisi baik transplantasi, mereka segan mengisi formulir yang menyatakan kesediaannya menyumbangkan organ tubuh. Bahr menduga, ada rasa risih untuk memikirkan tema itu. Video 20 menit yang disiapkan, dirancang untuk penonton remaja. Dipandu oleh penyanyi Nele dan rapper, Bo Flower.

Menggugah Emosi

"Menurut aturan di Jerman, orang harus memberikan persetujuannya. Artinya, semua orang harus memutuskan, apakah bersedia menyumbangkan organ tubuhnya. Di beberapa negara lain, seperti Spanyol aturannya beda. Orang harus menyatakan penolakan. Pada dasarnya, orang di sana sejak lahir sudah dianggap sebagai calon penyumbang organ tubuh. Tapi kemudian mereka bisa menolak pengambilan organ tubuhnya itu. Nah, bagaimana pandangan kalian tentang ini? Mungkin ini bisa didiskusikan di kelas, atau dengan teman-teman”. Rapper Bo Flower bertutur ringan, di antara musiknya.

Rapper im Tonstudio
Rapper Yang RekamanFoto: Robert B. Fishman

Video penyuluhan ini dibuat apik. Informasi yang disampaikan kepada para remaja itu dibarengi dengan cerita-cerita yang menggugah emosi. Ada remaja yang berhasil operasi transplantasi jantungnya, sehingga ia bisa tetap hidup.

Dalam video, remaja itu menceritakan pengalaman, serta harapannya untuk masa depan. Kemudian ada juga keluarga yang tampak bahagia dengan keputusan saudaranya yang telah wafat, untuk menyumbangkan organ tubuhnya. Lagu-lagu ringan menguatkan kesan, bahwa menyumbangkan organ tubuh itu sangat „baik dan asik“. Penyanyi Nele tampil, dengan gaya menghadiahkan hatinya.

Superteaser NO FLASH Deutschland Nierentransplantation
Foto: picture alliance/dpa

Para penggarap video menekankan, bahwa gambaran yang disampaikan itu netral. Tapi masalahnya, siapa yang bakal menolak untuk menyumbangkan organ tubuh, setelah terpengaruh oleh video yang begitu menggugah?

Inginkan Diskusi dan Refleksi

Sementara Menteri Kesehatan Bahr, bukannya menginginkan bujukan halus ke bawah sadar penonton. Ia menginginkan diskusi dan refleksi.

Mendatang, undang-undang transplantasi organ tubuh di Jerman, yang sudah berlaku selama 15 tahun, harus disesuaikan dengan peraturan Uni Eropa. Untuk melakukannya, Bahr memutuskan untuk secara aktif menyambangi penduduk, dan menanyai apakah mereka setuju atau menolak untuk menyumbangkan organ tubuhnya.

Organspendeausweis
Kartu Penyumbang Organ TubuhFoto: AP

Jelas Bahr; "Saya kira itulah jalan yang benar. Kita membuka sebanyak mungkin peluang agar masyarakat memikirkan sumbangan organ. Kami tidak ingin ada pemaksaan, tapi kami ingin agar orang menyadari kegunaan sumbangan organ dan betapa pentingnya itu. Lalu, orang memikirkannya sebelum mengambil keputusan. Jadi bukannya mendesak agar orang mengambil keputusan, tapi menuntut agar tema ini dibahas dan dipikirkan“: Meski begitu Bahr tak lupa menambahkan, bahwa setiap sumbangan bisa menyelamatkan kehidupan seseorang.

Besarnya desakan moral terkait masalah ini, memicu tentangan di dalam masyarakat. Dari Berlin, Kardinal Rainer Maria Woelki mengingatkan bahwa manusia juga memiliki hak untuk tidak memutuskan.

Heiner Kiesel / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk