1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bettina Wulffs vs Google

Arne Lichtenberg11 September 2012

Istri mantan presiden Jerman Christian Wulff melawan berita bohong tentang masa lalunya. Apakah ia benar ingin memulihkan nama baiknya, atau ini sekedar upaya menjual buku barunya sebanyak mungkin?

https://p.dw.com/p/1670J
Foto: picture-alliance/dpa

Bettina Wulff kini menjadi istri mantan presiden Jerman yang paling dikenal. Padahal masa jabatan suaminya relatif singkat. Hanya setelah 20 bulan, Christian Wulff terpaksa mundur setelah tersandung kasus kredit bank. Setelah itu, nama pasangan suami istri jarang terdengar di media. Hingga awal September tahun ini, pengacara Bettina Wulff, Gernot Lehr, mengajukan gugatan terhadap situs mesin pencari Google dengan tuduhan "kelalaian membiarkan publikasi fakta yang tidak benar".

Google dituntut, tidak boleh lagi mengkombinasikan nama mantan First Lady ini dengan sejumlah kata, seperti "bettina wulff prostituierte (pekerja seks komersil)" atau "bettina wulff escort (hostess)". Membiarkan hal itu akan berarti, Google mengarahkan pengguna mesin pencari ke isi materi yang mengandung berita bohong dan tidak ada bukti kebenarannya.

Eklat beim Henri-Nannen-Preis 2012
Hans LeyendeckerFoto: picture-alliance/dpa

Hal ini tidak menyenangkan bagi bekas ibu negara yang berusia 38 tahun itu. Namun, apakah ada gunanya menantang perusahaan besar Amerika Serikat tersebut? "Pertanyaannya itu, apakah informasi yang ditemukan melalui Google berupa materi dari perusahaan itu sendiri atau tidak. Pengadilan di Jerman hanya sedikit yang berkutat dengan tema semacam itu. Tidak jelas, apakah Google bisa dipersalahkan atau tidak," demikian pendapat Christian Solmecke, pengacara bagi hak media di Köln kepada DW.

Gosip berasal dari lingkaran partai Wulff sendiri

Sejak bertahun-tahun, situs internet dan blog menyebarkan cerita, bahwa Bettina Wulff di masa mudanya sempat bekerja sebagai PSK. "Berita itu berasal dari kalangan partai CDU sejak tahun 2006. Dari lawan Wulff di dalam partai.

Christian Solmecke, Anwalt für Medienrecht
Christian SolmeckeFoto: picture-alliance/dpa

Kabar burung ini begitu seringnya diceritakan, sehingga tidak jelas lagi bagi penyebar berita apakah itu benar atau tidak", kata jurnalis investigasi Hans Leyendecker dari harian "Süddeutsche Zeitung" kepada DW. Beberapa tahun lalu, gossip itu hanya dikenal jajaran politisi dalam. Namun ketika kasus kredit Wulff terbongkar akhir tahun 2011, media secara intensif meyoroti pasangan itu, termasuk kebenaran berita burung itu. Karena tidak ada buktinya, media tidak mempublikasikan apa pun.

"Wulff punya banyak lawan. Tahun 2011 desas-desus itu beredar di kalangan jurnalis yang saling bertanya „Kenapa kamu tidak memberitakan soal itu“, tutur Leyendecker. Sekarang bisa dipastikan bahwa tidak ada sedikitpun kebenaran pada desas-desus itu.

Dalam wawancara dengan DW, Leyendecker menegaskan lagi, bahwa di Jerman ketika itu seakan terjadi perubahan yang mengizinkan orang mengobok-obok kehidupan pribadi seorang tokoh masyarakat.

"Dulu hal seperti itu lebih tabu dadripada sekarang. Ketika politisi Horst Seehofer diketahui memiliki kekasih di Berlin, masalahnya tidak dibesar-besarkan seperti sekarang,"ungkap Hans Leyendecker.Namun ia tidak mempersalahkan dunia politik dan media. "Konsumen masa kini bersikap seperti pemburu. Kerap menunggu skandal mutakhir, membuka lahan yang subur bagi gosip untuk berkembang“.

Google lawan terbesar dan terpenting
Berita bohong ini sampai sekarang masih bisa dicari lewat Google. Sejumlah penulis Blog sudah menerima peringatan dari pengacaranya Bettina Wulff, dan telah menghapus laporan mereka tentang itu. Kini Google, yang dari kacamata keluarga dianggap sebagai lawan terbesar, harus melakukan serupa.

Bettina Wulff
Bettina WulffFoto: picture alliance / dpa

Pengacara urusan media Solmecke menjelaskan, „ Semua informasi terpusat di Google. Jadi bila menggunakan kombinasi kata-kata itu di Google, maka hasil pencariannya akan meliputi informasi-informasi yang terhitung melanggar hukum,“

Bettina Wulff bukan korban pertama, yang siap menantang Google soal ini. Empat organisasi pemantau HAM Perancis, menuding Google memiliki sikap "Anti-Semit" yang terpendam, karena saat mencari tokoh masyarakat seperti Presiden Prancis Francois Hollande, kerap muncul keterangan „Yahudi“. Dalam hal ini, Google diputuskan wajib membayar ganti rugi. Pun seorang warga Jepang berhasil melawan Google ketika menuntut agara namanya tidak dikaitkan dengan kejahatan yang tak pernah ia lakukan.

Apakah Bettina Wulff bisa berharap, bahwa ke depan Google tidak lagi mengaitkan namanya dengan pekerjaan PSK?

"Ini pertanyaan yang sulit, karena bisa jadi melanggar butir-butir kebebasan berpendapat dan bernuansa sensor.“ Ini hal yang perlu dibahas dan diperdebatkan, begitu Solmecke.

Bettina Wulff akan meluncurkan buku September ini. Di situ ia menyampaikan sikapnya tentang masalah ini. Kritikpun mengalir bahwa ia berusaha menggunakan sengketa dengan Google sebagai alat promosi.

Jurnalis, Hans Leyedecker menilai, Bettina Wulff adalah korban dalam kasus ini. Putranya, Leander kini sudah bisa menggunakan Google di Internet. Bila ia megetik nama ibunya, maka bisa keluar juga kata „Prostitusi.“Ini bukan hal yang baik”

Selain itu, terbuka pertanyaan apakah dengan menuntut Google, Bettina Wulff akan diuntungkan, karena kini semua orang mendengar gossip bohong tentang prostitusi itu. Hans Leyendecker menilai Google bersalah dan bersikap aneh, „Kebebasan pers tidak berarti boleh melaporkan berita tidak benar“.