1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Main Body Pesawat AirAsia QZ 8501 Sudah Ditemukan

Hendra Pasuhuk13 Januari 2015

Perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder, CVR) AirAsia sudah diangkat dan dibawa ke Jakarta. Basarnas juga menyatakan sudah menemukan main body di dasar laut, sekitar 1,7 mil laut dari posisi ekor pesawat.

https://p.dw.com/p/1EJQj
AirAsia / Blackbox / Flugschreiber / Suche / Karte
Foto: picture-alliance/Photoshot

Tim penyelam Badan SAR Nasional (Basarnas) akhirnya berhasil mengangkat perekam suara kokpit (VCR) dari dasar laut pada kedalaman sekitar 30 meter. Demikian disampaikan Koordinator Tim Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Tonny Budiono di Jakarta hari Selasa (13/02).

"Ini kabar baik bagi para investigator yang ingin mengungkapkan apa penyebab pesawat itu jatuh", ujar Tonny Budiono.

Pihak Basarnas menyatakan, tim pencari juga sudah menemukan bagian utama pesawat (main body). Diperkirakan masih banyak jenazah korban di dalam badan pesawat itu.

"Main body (posisinya) dekor pesawat arah timur lautnya. Sekitar 1,7 mil laut," kata Direktur Operasional Basarnas, Marsma SB Supriyadi di posko gabungan di Lanud Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.

Menurut rencana, tim SAR gabungan akan mengangkat main body ini dengan balon pengapung sama seperti saat mengevakuasi ekor pesawat.

Perlu waktu lama

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan akan segera memulai proses pembacaan kotak hitam, yang terdiri dari perekam data penerbangan (Flight Data Recorder, FDR) dan perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder, CVR). Pembacaan dan analisa data kedua bagian kotak hitam milik AirAsia QZ 8501 itu akan dimulai setelah pengunduhan data dirampungkan tim investigasi.


"Seminggu ke depan baru download data. Mungkin ada yang membuat transkripsi tentang ucapan-ucapan yang ada di kokpit pesawat," kata Ketua Investigator Musibah QZ 8501 dari KNKT, Mardjono Siswosuwarno.

Ia selanjutnya mengatakan, proses penyelidikan kotak hitam dan pembuatan grafik data hasil transkrip adalah tahap yang membutuhkan waktu lama.


Libatkan investigator Singapura dan Perancis

"Yang paling lama membuat grafik data-data penerbangan dengan ratusan parameter penerbangan", ujar Mardjono Siswosuwarno.

KNKT akan melibatkan tim ahli dari Singapura dan Perancis dalam analisa data-data black box AirAsia.

Santoso Sayogo, anggota tim investigasi AirAsia KNKT menyatakan, ada sekitar 1200 parameter yang terekam oleh Flight Data Recorder. Selanjutnya ia menerangkan, proses investigasi kotak hitam bisa berlangsung dua bulan sampai lebih dari satu tahun.

hp/rn (afp, rtr, dpa)