1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bola Raksasa Bersihkan Ranjau

Waslat, Hasrat-Nazimi4 April 2013

Bola raksasa yang digerakkan angin bisa melacak keberadaan ranjau. Penemuan disainer Massoud Hassani yang bekerja di Belanda ini ingin ia terapkan di negara kelahirannya Afghanistan.

https://p.dw.com/p/189aE
Foto: Massoud Hassani

Ada 170 kaki terbuat dari batang bambu yang disematkan pada bola di tengah obyek. Di bagian luar, masing-masing kaki direkatkan pada piring plastik kecil. Disainnya yang cantik membawa obyek tersebut masuk ke nominasi London Design Award 2012, bersama dengan obor Olimpiade dan gaun pengantin Kate Middleton.

Projekt Mine Kafon zur Minenbekämpfung
Massoud Hassani dan penemuannyaFoto: Massoud Hassani

Tapi fungsi benda tersebut tidak ada kaitannya dengan keindahan atau sekedar sarana dekorasi. "Mine Kafon" adalah pelacak ranjau yang digerakkan oleh tenaga angin. Bola kecil di tengah-tengah obyek memiliki sistem GPS sehingga bisa diketahui keberadaannya dan lokasi ranjau yang terlacak bisa didokumentasi. Setidaknya ini ide yang dimiliki sang perancang muda Massoud Hassani asal Afghanistan. 13 tahun yang lalu, ia datang ke Eindhoven di Belanda untuk mempelajari ilmu disain.

Masalah Ranjau

Sejak 1994, lebih dari 600 juta Dolar AS dihabiskan PBB dan organisasi lainnya untuk memerangi ranjau di seluruh dunia. Namun, di Afghanistan saja, setiap tahun masih ada 3000 orang yang terluka karena ranjau. Karena itu Hassani ingin bisa segera mempraktekkan disainnya di kampung halamannya. "Saya bekerja sama dengan dua perusahaan untuk mengembangkan penemuan saya. Kami kemudian akan pergi ke Afghanistan dan mencari areal ranjau yang bisa dibersihkan. Tapi ada juga negara lain, seperti Angola misalnya, yang masih banyak memiliki ranjau darat. Ada sekitar 20 juta ranjau di sana dengan hanya 12 juta penduduk."

Kemampuan Diragukan

Beberapa pihak skeptis dengan kemampuan Mine Kafon. Pimpinan badan penjinak bahan peledak Belanda Henk van der Slik tidak yakin Mine Kafon bisa menggantikan pekerjaan para ahli yang menggunakan detektor logam dan anjing pelacak. Menurutnya, alat tersebut tidak cukup stabil untuk bisa berfungsi setelah melewati satu atau beberapa ledakan.

Projekt Mine Kafon zur Minenbekämpfung
Mine Kafon diharapkan mampu lacak ranjau dengan bantuan angin dan GPSFoto: Massoud Hassani

Selain itu, fragmen ranjau akan tersebar di areal dan kelak akan kembali diidentifikasi sebagai ranjau sehingga menambah pekerjaan pembersih ranjau. Wilayah ranjau baru dinyatakan bebas dari ranjau jika 98 persen ranjau telah ditemukan. Karena itu pakar ranjau Belanda ini lebih menganggap kegunaan Mine Kafon sebagai alat yang bisa memberi kejelasan akan wilayah yang berpotensi bahaya. Artinya, bola raksasa digulirkan, dan jika meledak, maka di daerah tersebut tidak boleh dipijak manusia.

Massoud Hassani tetap akan terus memperbaiki temuannya. Ia kini telah mendirikan perusahaan pribadi "Aynda Studios" dan mengembangkan uji coba dalam kerja sama dengan kementrian pertahanan Belanda.