1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bollywood: Seratus Tahun Dinasti

30 April 2013

Dinasti mewarnai satu abad perjalanan Bollywood. Industri yang dikuasai praktek nepotisme. Meski ada satu dua "tamu tak diundang" yang sukses mencuri perhatian.

https://p.dw.com/p/18PPM
Foto: Getty Images/AFP

“Kami sudah sudah ada sejak dulu. Semua tonggak film, ada nama Kapoor atau yang lainnya,” kata Rishi Kapoor, 50 tahun, yang karir aktingnya tercatat pada hampir 150 film selama empat dekade.

Dimulai dengan sang kakek Prithviraj, seorang pionir layar perak sejak tahun 1920an. Lalu anaknya, sang legenda Raj Kapoor yang dikenal dengan julukan “Pria Pertunjukan” dan “Charlie Caplin dari India“ atas perannya sebagai petualang yang dicintai.

Tiga anak laki-laki Raj mengikuti jejaknya di dunia acting, dengan Rishi yang terkenal sebagai generasi pahlawan romantis. Kini anak laki-laki Rishi yakni Ranbir, 30 tahun, disebut-sebut sebagai “masa depan Bollywood”, juga keponakannya Kareena yang aktris terkenal.

Keluarga Bollywood

Belum lagi kalau kita menyebut pasangan Kapoor, sepupu, mertua dan kerabat lainnya yang mendapat ketenaran di kerajaan film dengan berbagai tingkat keberhasilan.

“Para penonton selalu menyambut dan memberi kami kesempatan dan kami hidup dengan itu,“ kata Rishi di bungalownya yang luas di ibukota perfilman India Mumbai, yang ia tempati bersama istrinya Neetu dan anak laki-lakinya yang mulai menjadi bintang.

Ketiganya akan tampil bersama dalam film "Besharam" (Tak Tahu Malu-red). Sambil bercanda ia bilang tak mau lagi diwawancara tentang anak laki-lakinya, yang ketenarannya kini mulai membayangi dirinya.

“Setiap saat saya bicara tentang Ranbir… apapun yang saya katakan tentang dia menjadi berita di halaman utama,” katanya dengan gaya teatrikal sambil pura-pura marah. ”Artikel itu seharusnya tentang saya, bukan anak saya!”

Indien Filmpremiere des Bollywoodfilms Barfi im indischen Kolkata
Ranbir bintang baru dari dinasti Kapoor.Foto: DW

Tapi ia jelas senang bahwa Ranbir melanjutkan tradisi keluarga, yang ia letakkan sebagai “tujuan, tekad dan semangat kami untuk dunia perfilman”.

Silsilah ini terus memproduksi bakat -- Ranbir mendapatkan pujian atas perannya sebagai pahlawan yang buta dan tuli dalam film laris tahun lalu “Barfi!” -- yang sekaligus juga menunjukkan kekuasaan sebuah nama dalam sebuah industri yang masih berkubang dengan nepotisme.

Bersamaan dengan peringatan seabad film India pekan ini, saingan utama untuk memperebutkan gelar “Keluarga Utama Bollywood” adalah klan Bachchans.

Superstar veteran Amitabh Bachchan menikah dengan aktris Jaya Bhaduri dan anak laki-laki mereka Abhishek mengikuti jejak mereka di perfilman, meski mendapat jauh lebih sedikit pengakuan. Kini Abhisek mengawini model sekaligus aktris Aishwarya Rai.

Diantara keluarga film lainnya adalah klan Dutt, Bhatt, Deol, Akhtar, Chopra dan Johar.

“Saya adalah duta besar merek nepotisme,” aku sutradara sekaligus produser Karan Johar dalam konferensi tentang sinema India di Mumbai baru-baru ini.

“Jika ayah saya bukan seorang produser film dan ia tidak punya hubungan dengan para pembuat film lainnya, saya mungkin sudah menjadi seorang desainer pakaian atau ada di dunia periklanan.“

Menyukai Dinasti

Dalam dunia pertunjukan, akan menolong jika punya koneksi, terutama di India yang memang menyukai dinasti. Dalam politik, Rahul Gandhi, 42 tahun, kemungkinan akan terpilih menjadi perdana menteri generasi keempat dari dinasti keluarganya, lewat pemilu tahun depan.

Bisnis di India juga cenderung bertahan dalam tradisi keluarga, mulai dari warung kecil di pinggir jalan atau konglomerasi raksasa yang membentang dari bisnis penjualan barang kebutuhan sehari-hari Godrej, perusahaan energi Reliance hingga kekaisaran bisnis telekomunikasi.

“Jaringan banyak diperhitungkan di India. Itu bukan cuma prestasi. Jika orang tua anda ada di bisnis, maka ia telah membangun jaringan dan itu sangat penting,“ kata Dipankar Gupta, seorang bekas profesor sosiologi.

“Demokrasi menjadi topeng di India, untuk menutupi bahwa pola hubungan patron-klien sangat penting, dan itu terjadi pada semua tingkatan.“

Hanya sedikit orang luar yang mampu menembus perfilman.

Tamu Tak Diundang

Komentar nepotisme Johar disampaikan dalam sebuah diskusi panel berjudul “Tamu Tak Diundang yang Berpesta: Orang Luar di Bollywood,” yang menyoroti segelintir orang yang telah membuktikan bahwa itu mungkin dilakukan.

Megabintang Shah Rukh Khan, yang menempati ranking atas sebagai selebritas papan atas India versi Forbes, tidak lahir sebagai anak bintang, tapi sebagai anak kelas menengah di Delhi.

Shah Rukh Khan
Shah Rukh Khan "tamu tak diundang" yang sukses mendobrak dinasti Bollywood.Foto: AP

Berdarah setengah Inggris dari Katrina Kaif, salah satu aktris dengan bayaran paling mahal di Bollywood, ia dibesarkan di luar negeri, tidak berbahasa Hindi, dan “betul-betul tidak punya kemungkinan (untuk menjadi bintang-red)”, menurut majalah Filmfare edisi April.

“Saya pikir ruang itu menjadi lebih mudah diakses dalam 15 tahun terakhir. Gerbang mutiara ke kerajaan sudah terbuka sedikit, khususnya untuk para pembuat film,” kata kritikus film Anupama Chopra.

Ia menambahkan bahwa bagaimanapun nepotisme masih menjadi “bagian besar” dari industri ini: ”anak seorang aktor selalu menjadi aktor”.

Rishi berkeras bahwa kerja keras dan bakat itu penting untuk menuju ke puncak -- tak semua klan Kapoor bisa terkenal. Tapi jika anda termasuk yang beruntung, maka hanya ada sedikit alasan untuk keluar dari jalur keluarga.

“Logika sederhana: Kenapa saya harus menjadi ilmuwan roket jika saya bagus sebagai seorang aktor?” kata dia sambil tertawa.

ab/ek (fp/dpa/ap)