1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Bom di Mapolrestabes Surabaya Dijuluki "Ibu Setan"

14 Mei 2018

Serangan bom kelima di Surabaya melukai empat petugas Mapolrestabes dan enam orang warga. Kapolri Tito Karnavian mengklaim jenis bom yang digunakan pelaku berdaya ledak tinggi dan sudah sering dipakai buat aksi teror.

https://p.dw.com/p/2xf2e
Anschlag auf Polizeihauptquartier in Indonesien
Foto: picture-alliance/dpa/AP/A. Ibrahim

Kapolri Tito Karnavian mengklaim jenis bom yang digunakan dalam serangan di Surabaya berbahan Triaseton Triperoksida. Jenis ini sudah sering digunakan untuk aksi teror, antara lain dalam serangan bom di London pada 2005 silam yang menewaskan 56 orang dari melukai lebih dari 700 orang.

Lantaran sifatnya yang berdaya ledak tinggi, TATP sering dijuluki 'Mother of Satan', kata Tito kepada awak media.

Bom itu dibawa pelaku dengan menggunakan dua sepeda motor. Sejauh ini dilaporkan seorang bocah berusia delapan tahun selamat dari ledakan di Mapolrestabes Surabaya, ketika empat pelaku bom bunuh diri tewas seketika. Bocah berinisial Ais itu dilaporkan ikut dibonceng pelaku sebelum kejadian.

"Anak yang dibawa oleh mereka atas nama Ais. Kita doakan selamat, kita rujuk ke RS PHJ," tutur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera di Mapolda Jawa Timur, Senin (14/5) seperti dilansir Kompas. Tito mengatakan Ais merupakan saksi penting yang harus dilindungi.

Dalam rekaman CCTV pelaku terlihat mengendarai sepeda motor ke arah pos pemeriksaan sebelum berhenti dan meledakkan diri. "Identifikasi akan kami lakukan secepatnya," kata Mangera.

Anak-anak Umpan Teror

Serupa dengan pelaku serangan bom di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5), tersangka di Mapolrestabes juga sebuah keluarga. "Jadi mereka ini suami isteri dengan anak-anaknya -dua tewas dan satu anak kecil itu selamat," kata Kapolri Tito Karnavian kepada awak media. Dilaporkan Kompas, Tito meyakini strategi teror menggunakan perempuan dan anak-anak diadopsi dari tempat lain.

"Di Siria dan ISIS, mereka sudah lakukan. Sudah beberapa kali mereka menggunakan anak-anak," ujarnya.

Selain empat pelaku yang tewas, ledakan di Mapolrestabes juga melukai empat orang petugas dan enam orang warga setempat. "Empat orang anggota terluka Bripda M Maufan, Bripka Rendra, Aipda Umar, Briptu Dimas Indra. Ada juga masyarakat yang terluka ya. Satu, Atik Budi Setya Rahayu, Raden Adi Ramadhan, Ari Hartono, Eli Ramida, Ratih Atri Rahman Putri, kemudian Ainur Rofiq," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera seperti dilansir Kompas.

Sementara itu Presiden Joko Widodo mengutuk serangan teranyar di Surabaya sebagai tindakan "pengecut" dan berjanji akan membasmi organisasi teror yang bersarang di Indonesia. "Ini adalah tindakan pengecut, tindakan yang tidak bermartabat, tindakan yang biadab. Perlu saya tegaskan lagi, kita akan lawan terorisme dan kita akan basmi sampai ke akar-akarnya," katanya.

Rekaman Video Amatir Bom Surabaya

rzn/yf (kompas, bbcindonesia, detik, ap)