1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bom di Pesantren: Polisi Menduga Ada Motif Balas Dendam

13 Juli 2011

Kepolisian Indonesia masih menyelidiki dugaan keterkaitan bom di pesantren Umar bin Khatab di Bima Nusa Tenggara Barat dengan rencana aksi terorisme dengan target kepolisian.

https://p.dw.com/p/11uBF
Polisi menjadi sasaran kelompok terorisFoto: AP

Setelah sempat tertahan hampir dua hari, Rabu (13/07) polisi akhirnya berhasil memasuki kompleks pesantren Umar bin Khatab tanpa perlawanan dari para santri. Ratusan personel dikerahkan dalam operasi ini termasuk dari Detasemen Khusus atau Densus 88 anti teror. Sejumlah peralatan berat seperti baracuda serta kendaraan Gegana, juga diterjunkan menyusul kekhawatiran adanya bahan peledak di komplek pesantren tersebut. Juru Bicara kepolisian Nusa Tenggara Barat, Sukarman Husein mengatakan “Saat ini sudah masuk ya. Jadi apa hasilnya kita belum dapat info balik. Sementara informasi perlawanan tidak ada. Jadi kondusif situasinya. Dari pondok pesantren sendiri tidak ada respon yang mengarah kepada tanda tanda perlawanan. Kemarin sampai tadi malam, kan dijaga dikawal sama santrinya dengan berbekal senjata tajam, ada panah ada parang, begitu situasinya sampai tadi malam”

Sebuah ledakan yang diduga berasal dari bom rakitan meledak di pondok pesantren ini Senin sore dan menewaskan seorang pengajar bernama Suryanto Abdullah alias Firdaus. Polisi berhasil mengamankan enam orang santri saat akan mengangkut korban ledakan itu. Namun upaya Polisi untuk menyelidiki kasus ini di tempat perkara gagal dilakukan akibat dihadang barisan santri bersenjata tajam.

Juru Bicara kepolisian Nusa Tenggara Barat, Sukarman Husein menyatakan, polisi mencurigai, ledakan itu terkait dengan rencana serangan terhadap kepolisian. Ini didasarkan pada keterangan seorang santri pesantren Umar bin Khatab yang sebelumnya terlibat pembunuhan seorang anggota polisi dan kini kasusnya ditangani detasemen anti teror. Sukarman mengatakan “Versi dari salah satu santrinya yang lebih dulu ditangkap karena membunuh anggota polisi ya seperti itu keterangnya. Bahwa ustadnya yang sekarang meninggal diduga akibat ledakan itu, biasa merakit bom, dengan menggunanakan korek api, gula pasir, paku bisa merakit bom. Dan yang meninggal itu sendiri memang disitu sebagai pengajar beladiri dan lain lain, peran nya itu diungkap oleh tersangka yang membunuh polisi itu”

Pesantren Umar bin Khatab di Kecamatan Belo, kabupaten Bima selama ini dikenal tertutup, termasuk bagi warga sekitar. Menteri Agama Suryadarma Ali bahkan menduga pesantren ini, berfaham radikal karena tidak menggunakan kurikulum pemerintah dan pernah menolak bantuan dari pemerintah pada tahun 2004 lalu. Menteri Agama menyatakan “Muridnya gak banyak sebetulnya pesantren Umar Bin Khatab ini. Ada 35 anak anak kecil, lalu ada 14 yang dewasa. Tetapi anehnya itu ketika kejadian itu serta merta berdatangan orang orang yang jumlahnya antara 150- 200 orang”

Sementara itu sejumlah laporan saksi mata di lokasi menuturkan, setelah ledakan tersebut suasana di lokasi masih mencekam, namun Rabu sore, pesantren Umar bin Khatab telah ditinggalkan para santri dan penghuninya.

Penulis : Zaki Amrullah

Editor : Andy Budiman