1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Brasil : Produsen Kedelai Nomor Satu Dunia

Nadia Pontes21 Februari 2013

Hingga akhir 2013, Brasil untuk pertama kalinya mengalahkan AS sebagai produsen kedelai terbesar dunia. Walau hutan tropis tidak terancam, aktivis lingkungan tetap khawatir karena kedelai direkayasa secara genetika.

https://p.dw.com/p/17ilT
Foto: picture alliance/Photoshot

Kedelai adalah produk utama pertanian Brasil dan salah satu ekspor andalan. Setengah dari hasil produksi dimanfaatkan Brasil sendiri dan diolah menjadi tepung atau minyak. Setengahnya lagi diekspor, khususnya ke Cina.

Kerakusan akan produksi kedelai mengubah tata lahan kawasan ini. Tahun 1960 ada perintah resmi untuk membabat hutan agar lahan bisa ditanami kedelai. Daerah tertentu dikuasai pemerintah secara paksa. Penduduk setempat diusir dari tempat tinggalnya. Puluhan tahun kemudian, bekas lahan hutan tersebut tumbuh menjadi sebuah kota. Vegetasi khas kawasan tersebut menghilang dari peta Brasil.

Sojaanbau Brasilien
Kedelai di seluruh BrasilFoto: AFP/Getty Images

Penanaman Bertambah, Pembalakan Berkurang

Sulit untuk dipercaya. Tapi lahan penanaman kedelai terus bertambah dan di waktu bersamaan pembalakan hutan berkurang. 27 juta hektar lahan Brasil ditanami kacang kedelai musim ini. Ini sembilan persen lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Sementara pembalakan hutan Amazonas turun hingga 27 persen.

Peran besar dimainkan oleh moratorium kedelai. 2006 pengolah dan penjual kedelai Brasil menandatangani kesepakatan dengan pemerintah dan organisasi sipil untuk tidak membeli kacang kedelai dari wilayah hutan tropis yang digunduli.

Soja Plantage in Brasilien
Penggunaan teknologi modernFoto: Getty Images

Penggunaan Teknologi Modern

Selain itu padang rumput untuk ternak yang tidak lagi digunakan bisa dimanfaatkan kembali. "Ini tempat penggembalaan ternak yang tidak dipakai selama 20 atau 30 tahun. Sekarang kedelai ditanam di sana", kata Endrigo Dalcin, direktur Aprosoja, perhimpunan penanaman kedelai.

Berkat bantuan teknologi modern, tanah yang tidak terurus bisa dipastikan produktivitas tingginya. Mesin dikendalikan oleh GPS atau autopilot yang bisa mendeteksi bagian mana yang memerlukan lebih banyak pupuk. Cara ini menghemat biaya dan didukung pemerintah. Ditambah lagi, "teknologi mempersiapkan lahan, agar di sela musim produksi kedelai, para penggembala bisa membawa ternaknya ke sana", jelas Neri Geller dari kementrian pertanian. Hubungan antara pertanian dan peternakan ini dianggap sebagai terobosan baru di Brasil.

Ekspansi dan Ancaman

Namun, perluasan penamanan kedelai juga menunjukkan dampak negatif. Penggunaan pestisida dan tanaman rekayasa genetika adalah masalah terbesar monokultur. Kacang kedelai yang direkayasa secara genetika merupakan hal legal di Brasil sejak 2005. Jumlahnya diperkirakan mencapai 75 persen produksi keseluruhan.

Brasilien Atlantischer Regenwald Mata Atlantica
Tidak ada hutan yang digunduli untuk kedelaiFoto: picture-alliance/dpa

"Cara produksi harus dipikirkan kembali agar pemanfaatan lahan dan keragaman biologis hutan dan lahan yang dirusak pestisida tetap terjaga", tegas Rômulo Bastista dari Greenpeace. Karena, Brasil bukan hanya produsen kedelai terbesar, tapi juga negara yang paling banyak menggunakan pestisida. "Masih belum ada penelitian yang bisa membuktikan, bahwa penggunaan pestisida benar-benar aman," tambah Bastista.