1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Brasil Waspada Bencana Tumpahan Minyak

23 November 2011

Perusahaan minyak AS Chevron mendapat tekanan besar menyusul pencemaran minyak di Samudera Atlantik. Perusahaan itu dituding mengecilkan skala bencana.

https://p.dw.com/p/13FeS
Tumpahan minyak di lepas pantai BrasilFoto: dapd

Gambar-gambar dari lepas Pantai brasil mengingatkan pada bencana tumpahan minyak di anjungan Deppwater Horizon tahun lalu, di Teluk Meksiko. Gambar-gambar itu bukan satu-satunya persamaan. Perusahaan minyak Chevron dituding mengecilkan arti bencana dan terlalu lambat memulai tindakan membersihkan lapisan minyak. Pemerintah Brasil bahkan menuduh perusahaan AS itu memanipulasi rekaman gambar di lokasi untuk menutupi skala bencana yang sesungguhnya.

Magda Chambriarde dari Badan Energi Nasional Brasil mengatakan, "Kami menilai sikap ini sangat negatif, baik terhadap aparat, pemerintah secara keseluruhan maupun bangsa Brasil."

Kecelakaan dilaporkan terjadi pada 7 November di sumur minyak Chevron di Campos basin, Atlantik, sekitar 370 km timur laut Rio de Janeiro. Chevron melaporkannya dua hari kemudian.

Sanksi rendah

Brasil tampaknya tak akan bersikap lunak pada Chevron yang bukan hanya dianggap tidak segera melaporkan kebocoran, tapi juga menahan informasi dan melakukan kesalahan dalam menangani bencana. Pemerintah Senin lalu menjatuhkan denda terhadap raksasa energi AS itu sebesar 28 juta dolar, dengan kemungkinan denda lanjutan dua kali lipat. Jumlah ini dianggap terlalu rendah oleh organisasi lingkungan Green Peace.

"Chevron tidak akan merasakan dampak apapun", kata Kay Britt dari Greenpeace Jerman, kepada DW-WORLD.de. Perusahaan Amerika itu mencatat keuntungan 7,7 miliar dolar dalam kuartal kedua 2011.

Seorang jurubicara Chevron di Brasil mengatakan, kebocoran sementara ini ditambal dengan semen. Tidak ada lagi minyak yang memancar keluar. Pemerintah Brasil meragukan kebenarannya.

Dua pekan setelah kecelakaan, luas tumpahan minyak masih belum jelas. George Buck, Kepala Chevron Brasil memperkirakan 2.400 barrel. Sementara organisasi lingkungan AS Skytruth, menggunakan foto satelit, menghitung lebih dari 15.000 barrel. Sebagai perbandingan, tumpahan minyak di Teluk Meksiko mencapai 4,9 juta barrel.

Berakhir di piring

Satu hal yang menjadi lebih jelas, Chevron salah menghitung rasio tekanan di ladang minyak saat melakukan uji coba pengeboran. Akibat tekanan itulah minyak keluar. Informasi mengenai kecelekaan itu lambat dipublikasikan. Selama berhari-hati tidak jelas apakah kebocoran sebetulnya dapat dihentikan. Dan baru awal pekan ini Institut untuk Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil, mengumumkan bahwa tidak ada lagi minyak yang tumpah ke laut.

Bukan berarti masalahnya selesai. Menteri Lingkungan Brasil Carlos Minc mengatakan, kawasan dimana Chevron melakukan pengeboran uji coba di kedalaman 1200 meter bawah laut, bukan hanya penting bagi penangkapan ikan, tetapi juga habitat bagi paus bungkuk, lumba-lumba hidung botol dan , lumba-lumba bintik Atlantik.

Greenpeace mengingatkan dampak jangka panjang pencemaran minyak di laut, juga bagi manusia yang berada di posisi terakhir rantai makanan. Minyak itu beracun dan dapat memicu sel kanker, kata Kay Britt. Minyak yang tenggelam meracuni dasar laut, tumbuhan dan hewan, yang pada gilirannya akan berakhir di meja makan kita.

Renata Permadi/ afp,rtr

Editor: Hendra Pasuhuk