1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

250711 Norwegen Anschläge

25 Juli 2011

Pelaku teror Norwegia mengaku melakukan serangan tapi menyatakan diri tidak bersalah. Anders Breivik harus mendekam di sel interogasi selama delapan minggu. Polisi mengoreksi jumlah korban tewas menjadi 76 orang.

https://p.dw.com/p/123CF
Pelaku serangan teror Norwegia Anders Behring Breivik dibawa ke hakim penyelidik, Senin (25/07).
Pelaku serangan teror Norwegia Anders Behring Breivik dibawa ke hakim penyelidik, Oslo, Norwegia, Senin (25/07).Foto: picture alliance/dpa

Anders Behring Breivik menghadap dan memberikan keterangan kepada hakim penyelidik, hari Senin (25/07), secara tertutup. Padahal, sebenarnya Breivik meminta agar proses itu dilakukan secara terbuka. Ia dibawa ke gedung pengadilan melewati ruang bawah tanah. Beberapa kali mobil tahanan yang membawa Breivik ditendangi orang-orang yang marah. Tapi Breivik tidak terlihat sama sekali.

Breivik akan ditahan di penjara pemeriksaan selama delapan minggu, itulah keputusan Hakim Kim Heger.

"Anders Behring Breivik akan ditahan untuk sementara waktu di penjara pemeriksaan, selambatnya hingga 26 September. Ia dikenai larangan kunjungan, larangan menerima surat, dan larangan diliput media selama masa tahanan dan benar-benar diisolasi hingga tanggal 22 Agustus," kata Heger.

Kerumunan orang di depan gedung pengadilan Oslo menunggu proses pemeriksaan tersangka Breivik, Senin (25/07).
Kerumunan orang di depan gedung pengadilan Oslo menunggu proses pemeriksaan tersangka Breivi, Senin (25/07).Foto: dapd

Breivik sendiri, menurut Hakim Heger, menyatakan diri tidak bersalah, walaupun mengakui telah melakukan serangan. Lebih lanjut Heger menjelaskan, "Serangan itu harus menjadi isyarat kuat. Tersangka ingin membuat Partai Buruh merasakan kehilangan besar. Tersangka juga menjelaskan bahwa Partai Buruh telah mengkhianati negara dan rakyat. Dosa pengkhianatan itu kini sudah dibayar oleh mereka."

Breivik bisa dituntut hukuman penjara maksimal 21 tahun atas kejahatannya itu. Hukuman penjara dengan masa yang lebih panjang lagi tidak biasa dijatuhkan di Norwegia. Jika ahli medis menyatakan Breivik "mengalami gangguan kejiwaan", maka ia akan ditempatkan di rumah sakit jiwa.

Tetapi psikiater hukum Rosenquvist ragu. Katanya, "Cukup jelas bahwa ia seorang megalomaniak. Jika ia misalnya mengatakan, bahwa dalam beberapa generasi mendatang orang akan menyebut aksinya telah menyelamatkan Eropa, maka itu megalomania. Tapi bukan berarti sakit jiwa. Istilah hukum pidana untuk itu belum ada. Untuk itu harus disebut sebagai gangguan kognitif atau halusinasi. Itu saja tidak cukup supaya orang bisa memiliki khayalan politik yang menghancurkan seperti itu. Sejarah juga dipenuhi orang-orang semacam itu."

Kini sikap toleransi warga Norwegia sedang diuji. Semakin banyak orang yang menuntut penerapan hukum yang lebih keras. PM Stoltenberg menyebut tuntutan itu naif. Jawaban Norwegia, menurut Stoltenberg, hanya demokrasi dan keterbukaan.

Tepat pukul 12 hari Senin (25/07), Stoltenberg memimpin upacara mengheningkan cipta nasional selama satu menit. Norwegia mengenang para korban tewas. Di depan katedral Oslo, yang terdengar hanya suara burung camar.

Keluarga korban mengheningkan cipta di tepi daratan utama Norwegia menghadap Pulau Utoya, lokasi penembakan teror, Senin (25/07).
Keluarga korban mengheningkan cipta di tepi daratan utama Norwegia menghadap Pulau Utoya, lokasi penembakan teror, Senin (25/07).Foto: dapd

"Seluruh rakyat ingin mengungkapkan perasaannya,” kata Stoltenberg. "Itu menghangatkan. Memberikan kekuatan dan memberikan yang terbaik untuk Norwegia, yaitu keterlibatan serius rakyat.“

76 korban tawas serangan di Oslo dan Utoya berasal dari hampir semua daerah Norwegia. Stoltenberg kehilangan teman dekatnya, juga keluarga kerajaan. Abang tiri Putri Mette-Marit menjadi salah seorang korban tewas dalam serangan di Pulau Utoya. Ia berusaha melindungi putranya. Putranya selamat.

Tim Krohn/Luky Setyarini

Editor: Marjory Linardy