1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Buruh Pendatang Jadi Sasaran Penembakan

6 Januari 2012

Sejak malam tahun baru aksi penembakan misterius marak terjadi di Aceh. Kamis (04/01), tiga orang pekerja bangunan asal Semarang menjadi korban.

https://p.dw.com/p/13fDk
Foto: APTN

Kepolisian Daerah Aceh menggelar operasi  pengamanan  di sejumlah lokasi hunian  pendatang. Ini dipicu oleh aksi penembakan misterius  yang kembali menyasar para pekerja dari luar Aceh.  Juru Bicara Polda Aceh Gustav Leo mengungkapkan, langkah khusus ini dilakukan dengan patroli di perumahan warga.

“Karena sasarannya kebetulan pendatang, kami juga sudah melakukan pengamanan optimal para pekerja yang lain. Kami identifikasi beberapa lokasi beberapa tempat yang kebetulan sedang  melaksanakan beberapa pembangunan di wilayah Aceh," ungkapnya.

Lebih lanjut, operasi pengamanan dilakukan polisi bersama militer.

Kamis malam (04/01) terjadi aksi penembakan oleh orang tidak dikenal  terhadap  tiga pekerja bangunan asal Semarang, Jawa Tengah, di kawasan  Aceh Besar.

Rangkaian penembakan terhadap pekerja pendatang sebelumnya juga  terjadi di Bireuen dan di Aceh Utara sejak malam tahun baru, dan berlanjut hingga Kamis malam.  Tiga orang tewas dalam dua kejadian terpisah ini. 

Polisi menyimpulkan,  rangkaian penembakan ini dilakukan oleh kelompok yang sama. Namun sejauh ini  belum ada pelaku yang berhasil ditangkap.  Juru Bicara Polda Aceh Gustav Leo juga menolak spekulasi, motif penembakan itu terkait dengan akan digelarnya pemilihan kepala daerah pada Februari mendatang.

Maraknya Kekerasan dengan Senjata Api di Aceh

Sepanjang tahun 2011 tercatat 40 kasus kekerasan menggunakan senjata api terjadi di Aceh.  26 diantaranya telah terungkap. Namun belasan kasus termasuk yang terjadi belakangan, belum terkuak.

Meski belum berhasil mengungkap motif kekerasan itu, namun polisi menyoroti masih banyaknya peredaran senjata api di bekas wilayah konflik tersebut. Sejak tahun 2009 tercatat ada 800  pucuk senjata api  dari masyarakat yang dikumpulkan polisi. Ini hampir setara dengan jumlah senjata api yang dikumpulkan dari Anggota Gerakan Aceh Merdeka pasca kesepakatan damai 2005 lalu.

Pengamat sosial dan keamanan Aceh,  Teuku Ardiasyah memastikan  meski sasarannya pekerja pendatang, penembakan  itu tidak berkaitan dengan etnis tertentu.   Ia melihat setidaknya ada 3 hal besar yang mungkin mendasari aksi kekerasan tersebut. Diantaranya terkait  terorisme dan kepentingan di seputar  Pilkada. 

 “Bukan hanya sekedar penundaan Pilkada, tapi juga bagaimana pengamanan Pilkada itu, bagaimana polisi dibutuhkan  sumber daya yang lebih besar. Kapolda Aceh di Bulan September  itu pernah meminta penambahan pasukan dengan alasan pengamanan Pilkada, hampir seribu  orang, alasan ini kan menurut saya butuh justifikasi yang cukup kuat karena di bulan-bulan itu tidak ada eskalasi kekerasan. Yang ketiga soal bisnis, penguasaan sumber sumber bisnis, misalnya  teror pekerja galian  di Bireuen kemarin,  polisi mengatakan ini soal bisnis, nah soal bisnis apa itu harus semua diungkap oleh polisi.”  

Sejak  rangkaian  penembakan terjadi,  tercatat puluhan pekerja pendatang,  yang umumnya  berasal dari pulau Jawa, sudah dipulangkan untuk sementara waktu oleh perusahaan yang mendatangkan mereka ke Aceh.  

Zaki Amrullah

Editor: Setyarini