1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cabut Banding, Ahok Minta Aksi Unjuk Rasa Dihentikan

23 Mei 2017

Pasca pencabutan permohonan banding, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mohon aksi unjuk rasa dihentikan, agar tak terjadi benturan di masyarakat.

https://p.dw.com/p/2dPmX
Veronica Tan
Foto: Getty Images/AFP/G. C. Hin

Terdakwa kasus penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama tidak mau mengajukan banding atas vonis dua tahun penjara terhadap dirinya. Pembatalan naik banding ini diajukan oleh  keluarga Ahok. Kuasa hukum Ahok, Josefina Syukur, mengatakan bahwa permintaan agar banding tak diajukan itu datang dari istri Ahok, Veronica Tan. Demikian dikutip dari Kompas.

Pengadilan Jakarta Utara  juga telah menerima pencabutan banding dari kuasa hukum Ahok. Dikutip dari Vivanews,  jurubicara PN Jakut, Hasoloan Sianturi, mengatakan dalam pencabutan banding  kepada PN  Jakut, tidak dijelaskan alasannya.  Namun Hasoloan menambahkan, meski kuasa hukum telah mencabut permohonan banding, proses banding masih tetap berlanjut: "Jadi, permohonan banding itu kan hak masing-masing. Baik itu jaksa maupun terdakwa."

Dilansir dari Detik.com, salah seorang pengacara Ahok, Ronny Talapess, memaparkan, salah satu pertimbangan Ahok ada kemungkinan adalah menghindari polemik berlanjut. Ahok, kata Ronny, menghormati umat Islam yang akan segera bertemu dengan bulan Ramadan. "Beliau tidak ingin jika nanti banding dilanjutkan, ada demo-demo lagi yang bisa mengganggu ibadah umat Muslim di bulan Ramadan. Kalau ada seperti itu lagi kan aparat jadi bertugas juga, kan petugas juga ada yang muslim dan berpuasa. Jadi kalau menurut saya, Pak Ahok mencabut banding karena menghormati umat Muslim."

Ahok mohon aksi dihentikan

Dalam jumpa pers hari Selasa (23/05), istri Ahok, Veronica Tan, membacakan surat yang ditulis Ahok  dari balik jeruji besi kepada para pendukungnya. Dalam surat itu, Ahok mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan memohon agar aksi dukungan terhadapnya dihentikan, agar tak terjadi benturan di masyarakat.

Dengan menangis, Veronica membacakan surat yang ditulis oleh suaminya. Ahok khawatir banyak pihak yang akan menunggangi jika para relawan berunjuk rasa. Ahok pun mengingatkan pentingnya mengasihi sesama, penegakan kebenaran dan keadilan.

Istri Ahok Tak Kuasa Menahan Tangis

Surat dari tahanan

Inilah isi surat  Ahok yang ditulis di Rumah Tahanan di  Depok, Minggu 21 Mei 2017:

Kepada relawan dan pendukung Ahok yang saya cintai, semua yang telah menjalani proses demokrasi di mana pun berada.

Saya telah banyak berpikir tentang kejadian yang saya alami. Saya mau berterima kasih kepada saudara-saudara yang terus mendukung saya dalam doa, kiriman bunga, makanan, kartu ucapan, surat, buku-buku, bahkan dengan berkumpul dengan menyalakan lilin. Saya tahu tidak mudah bagi saudara menerima kenyataan seperti ini. Apalagi saya...

Tetapi saya telah belajar mengampuni dan menerima semua ini. Jika untuk kebaikan berbangsa dan bernegara, alangkah ruginya warga DKI dari sisi kemacetan dan kerugian ekonomi akibat adanya unjuk rasa yang menganggu lalu lintas.

Tidaklah tepat saling unjuk rasa dan demo dalam proses yang saya alami saat ini. Saya khawatir banyak pihak yang akan menunggangi jika para relawan berunjuk rasa, apalagi benturan dengan pihak lawan yang tidak suka dengan perjuangan kita.

Terima kasih telah melakukan unjuk rasa yang taat aturan dan menyalakan lilin perjuangan, konstitusi ditegakkan di NKRI dengan Pancasila dan UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Mari kita tunjukkan bahwa Tuhan tetap berdaulat dan memegang kendali sejarah setiap bangsa. Kita tunjukkan bahwa kita orang yang beriman kepada Tuhan Yang Masa Esa pasti mengasihi sesama manusia, pasti menegakkan kebenaran dan keadilan bagi sesama manusia.

Gusti ora sare...

ap/yf (kompas/vivanews/rtr)