1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cara Mudah Mengingat

Andreas Neuhaus25 April 2014

Penggunaan sampel dalam riset ilmiah acapkali dijumpai, contohnya pada penelitian psikologis berikut. Hasil riset membuktikan bahwa tubuh berperan penting dalam pembentukan memori.

https://p.dw.com/p/1BoNi
Foto: Fotolia/Deklofenak

Sekelompok orang yang menjadi objek penelitian diberi makan jagung berondong atau popcorn, sedangkan kelompok lainnya tidak. Sembari menonton film, mereka juga ikut serta dalam riset ilmiah.

Pertanyaan riset: Apakah mengunyah dapat mempengaruhi konsentrasi menonton?

Sascha Topolinski, pakar psikologi dari Universitas Köln, meyakini adanya pengaruh tersebut. Hipotesisnya: makan popcorn mencegah melekatnya pesan iklan di bioskop.

Produk yang diiklankan, akan tertanam kesannya di otak, jika mulut juga secara tidak terasa ikut menyebutkan nama produk.

"Di bioskop ini kami memberi popcorn kepada responden, agar mencegah mulut secara tak sadar ikut menggumamkan nama produk," ungkap Topolinski. "Kami mengetes selama seminggu, untuk melihat, apakah responden dengan dopcorn menunjukkan efek iklan."

Mengukur sampel

Sebuah elektroda mengukur respon pada kulit, untuk melacak apakah responden mengenali kembali nama produk iklan.

Hasilnya: pemakan popcorn nyaris tidak bereaksi pada iklan di bioskop. Sebaliknya, yang tidak diberi popcorn, efek sinyalnya cukup kuat.

"Riset ini menunjukkan: jika kita mengunyah popcorn, mulut sibuk sehingga memori untuk nama produk tidak aktif. Terbukti bahwa anggota badan, dalam hal ini mulut, dalam mengingat, memainkan peranan penting," tutur Topolinski.

Dampak lebih jauh

Hasil penelitian dikukuhkan saat relawan belanja. Pelanggan yang memorinya terpengaruh oleh nama produk baru itu, secara tidak sadar akan memilihnya.

Topolinski menjelaskan: "Pada perilaku belanja ditemukan, responden yang tidak makan popcorn, menunjukkan efek iklan. Mereka membeli produk yang diiklankan. Pemakan popcorn tidak menunjukkan efek ini."

Kesan dan pengalaman, diserap menjadi bahasa tubuh sendiri. Inilah basis dari memahami dan mengingat, baik dalam tema iklan maupun dalam seni. Otak mengolah kesan setelah melihat obyeknya. Jika tubuh juga bergerak selaras dengan itu, kesan akan semakin tertanam.

"Dalam sebuah penelitian, kami suruh responden melihat lukisan, dan merangsangnya agar membuat gerakan tangan," kembali Topolinski menerangkan. "Jika gerakannya pas dengan gerakan saat pelukis membuat karyanya, responden akan semakin menyukai lukisan itu."

Haluan baru psikologi

Topolinski mewakili sebuah haluan baru dalam psikologi yang disebut Embodiment, yakni menerima pesan abstrak dengan bantuan gerakan tubuh. Riset popcorn merupakan salah satu contoh.

"Riset ini dan yang lainnya menunjukkan, tubuh memainkan peranan penting dalam pembentukan memori, atau bagaimana kita merasakan dan menyerap situasi."

Namun industri periklanan sejauh ini belum menunjukkan reaksi atas hasil riset Topolinski. Jika hasil riset bisa ditegaskan, apakah nantinya makan popcorn di bioskop akan dilarang? Tapi menonton film di bioksop tanpa tradisi makan popcorn juga sulit dibayangkan, bahkan oleh para ilmuwan kawakan sekalipun.