1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Akan Bantu Eropa Keluar dari Krisis Keuangan

5 Januari 2011

Wakil PM Cina Li Keqiang mendukung Eropa dalam pertempuran hutangnya. Li menyampaikan dukungan yang signifikan, mengingat Cina memiliki cadangan devisa terbesar di dunia, sekitar 2 triliun Euro pada akhir September.

https://p.dw.com/p/ztxT
Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero (kiri) ketika menerima Li Keqiang di MadridFoto: AP

Wakil PM Cina Li Keqiang mendukung Eropa dalam pertempuran hutangnya. Li menyampaikan dukungan yang signifikan, mengingat Cina memiliki cadangan devisa terbesar di dunia, sekitar 2 triliun Euro pada akhir September.

Dalam kunjungannya ke Spanyol, Jerman dan Inggris, Li menyokong upaya pemulihan Eropa dan berupaya menenangkan kekuatiran pasar global terhadap rawa hutang yang menjalar dari Yunani dan Irlandia, ke Portugal dan bahkan Spanyol. Cina mendukung tindakan stabilisasi keuangan Uni Eropa. Dan bantuan Cina bagi negara tertentu dalam megnatasi krisis hutang semuanya kondusif untuk mendorong pemulihan ekonomi sepenuhnya dan pertumbuhan ekonomi yang kokoh. Demikian tulis Li dalam artikel yang diterbitkan di surat kabar Jerman, Süddeutsche Zeitung, edisi Rabu (05/01).

Dalam lawatan tiga hari Li di Spanyol, Madrid dan Beijing menandatangani belasan perjanjian bernilai 7.5 miliar Dolar. Kesepakatan antar pemerintah difokuskan pada kerjasama energi dan kesediaan investasi.

Jerman merupakan persinggahan ke dua Li. Pria 55 tahun yang kerap disebut akan menggantikan PM Wen Jiabao itu dijadwalkan bertemu Kanselir Angela Merkel dan Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle. Apakah mereka akan berkenalan dengan wakil politik baru dalam sosok Li Keqiang? Pakar politik Joseph Cheng dari Hongkong skeptis. "Mengingat partai tidak mau melakukan reformasi politik yang sesungguhnya, dan tetap mempertahankan monopoli kekuasaan, maka sedikit yang bisa diharapkan dari generasi pemimpin baru. Reformasi akan memicu terlalu banyak kontroversi di tubuh partai, dan itu tidak diharapkan. Tujuan partai adalah membangun jaringan sosial bagi seluruh rakyat, untuk meredam ketidakpuasan akibat jurang antara kaya dan miskin. Pemimpin Cina tentu berkepentingan untuk membangun pemerintahan yang baik walaupun tidak ada demokrasi."

Dalam artikelnya yang dimuat di koran Jerman Süddeutsche Zeitung, Li menulis bahwa perekonomian Jerman dan Cina saling mengimbangi. Cina mengharapkan investasi lebih banyak dari Jerman di bidang agrikultur, perlindungan lingkungan, pasar energi baru, juga produk teknologi tinggi. Li menambahkan, ia berharap Uni Eropa melonggarkan larangan ekspor bagi produk teknologi tingginya ke Cina. Sebagai balasannya, Cina akan memperperbaiki iklim bagi investasi, juga menawarkan perlindungan lebih baik terhadap produk bajakan.

Dari Jerman, Li akan melanjutkan perjalanan ke Inggris, persinggahan terakhirnya.

Renata Permadi/ dpa/rtr

Editor: Yuniman Farid