1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Cina Beri Izin Bersyarat untuk Vaksin COVID-19 Sinopharm

31 Desember 2020

Cina menyetujui penggunaan bersyarat vaksin COVID-19 yang dikembangkan Sinopharm. Persetujuan tersebut diumumkan sehari setelah Sinopharm mengklaim tingkat kemanjuran vaksin mencapai 79,3%.

https://p.dw.com/p/3nOgS
Vaksin COVID-19 buatan farmasi milik Cina, Sinopharm
Vaksinasi menggunakan vaksin buatan Sinopharm diharapkan dapat dilakukan sebelum pertengahan Februari 2021Foto: picture-alliance/Photoshot

Cina telah memberikan persetujuan bersyarat untuk vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi milik negara, Sinopharm. 

Vaksin tersebut menjadi vaksin pertama yang disetujui untuk digunakan masyarakat Cina. Chen Shifei, Wakil Komisaris Administrasi Produk Medis Nasional Cina, mengatakan melalui konferensi pers pada hari Kamis (31/12) bahwa keputusan itu telah dibuat pada malam sebelumnya.

Perusahaan mengumumkan pada Rabu (30/12) bahwa data awal dari uji coba tahap terakhir telah menunjukkan tingkat kemanjuran vaksin mencapai 79,3%.

Sinopharm adalah satu dari setidaknya lima perusahaan pengembang vaksin Cina yang berlomba secara global untuk membuat 'obat penawar' untuk penyakit yang telah menewaskan lebih dari 1,8 juta orang.

"Kapasitas produksi merupakan proses yang dinamis dan berkesinambungan," kata Mao Junfeng, Wakil Direktur Departemen Industri Produk Konsumen Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi.

Apa arti persetujuan bersyarat?

Persetujuan bersyarat berarti bahwa penelitian masih berlangsung dan regulator dapat meminta lebih banyak data keamanan dan efektivitas tentang populasi tertentu dengan profil kesehatan yang berbeda, kata Tao Lina, mantan ahli imunologi pemerintah.

Biasanya, izin penggunaan bersyarat itu bermakna bahwa obat atau produk yang dimaksud mungkin dibatasi untuk kelompok umur tertentu, katanya.

Pejabat menolak menyebutkan harga vaksin. "(Harga vaksin) itu pasti masih terjangkau bagi banyak orang," kata Zheng Zhongwei, seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional.

Cina bertujuan untuk memvaksinasi setidaknya 50 juta warga sebelum dimulainya liburan Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari mendatang. Vaksinasi dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit karena ratusan juta orang diperkirakan akan pergi ke kampung halaman untuk menghabiskan hari libur.

ha/pkp (AP, dpa)