1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina dan Rusia Murka Digoyang Skandal Panama

5 April 2016

Cina kalang kabut menyambut Panama Papers dan memperketat sensor di internet. Rusia sebaliknya menyerang balik media barat. Ironisnya isteri jurubicara Vladimir Putin ikut terlibat dalam skandal keuangan tersebut.

https://p.dw.com/p/1IPSJ
Chinesischer Polizist am Tienanmen
Foto: AFP/Getty Images/Goh Chai Hin

Ketika dunia sedang gempar digoyang kebocoran data finansial terbesar dalam sejarah, Cina justru 'adem ayem' saja. Kecuali sebuah laporan berbahasa Inggris di kantor berita pemerintah Xinhua tentang keterlibatan Selandia Baru dalam skandal tersebut, Panama Papers nyaris tak berdengung di negeri tirai bambu itu.

Penyebabnya mudah ditebak. Beijing mengerahkan semua perangkat sensornya untuk melenyapkan dokumen Panama dari lanskap internet Cina. Sensor pemerintah setidaknya berlaku buat segala sesuatu yang mengaitkan anggota atau keluarga Politbiro pada skandal tersebut.

Pasalnya selain Deng Jiagui, saudara ipar Presiden Xi Jinping dan dua anggota keluarga Komite Sentral, Zhang Gaoli dan Liu Yunshan, putri bekas Perdana Menteri Li Peng, Li Xiaolin, pun ikut tercantum dalam dokumen rahasia tersebut.

Serangan Balik

Cina sejatinya menghadapi masalah besar menanggulangi aliran dana ilegal ke luar negeri. Antara 2002 hingga 2011 saja negeri tirai bambu itu kehilangan dana hitam sekitar 1,8 trilyun US Dollar atau 24.000 trilyun Rupiah. Jelas kurang menguntungkan buat Partai Komunis jika ada keluarga pejabat yang kedapatan ikut menilap harta ke luar negeri demi menghindar jerat pajak.

Sebuah tabloid Cina, Global Times, buru-buru menurunkan editorial yang mengecam "kekuatan besar" di balik kebocoran dokumen Panama. Menurut media bercorak nasionalis itu, Panama Papers tidak lain adalah upaya barat menggembosi musuh-musuhnya, terutama Presiden Russian Vladimir Putin.

Infografik Datenmenge Panama Papers

"Informasi yang bersifat negatif terhadap Amerika Serikat selalu bisa diminimalisir, sementara informasi seputar pemimpin non barat seperti Putin, selalu dipelintir," tulis mingguan yang diterbitkan oleh Harian Rakyat milik Partai Komunis itu.

Rusia Membantah

Senada dengan Cina, Rusia menepis temuan dalam Panama Papers terkait Presiden Vladimir Putin. Jurubicaranya, Dmitry Peskov, mengatakan media-media barat sedang mengkampanyekan "Putinfobia" dan berusaha "mengacaukan situasi di Rusia jelang pemilu."

Dokumen Panama menyebut lingkaran terdekat Putin mendulang untung sebesar 2 milyar Dollar AS melalui berbagai bisnis gaib yang dilakukan dari Panama. Kroni Kremlin antara lain mengakuisisi saham perusahaan-perusahaan besar Rusia.

"Sudah jelas bahwa Putinfobia telah mencapai level di mana mustahil untuk berbicara hal yang positif tentang Rusia, dan sebaliknya mendorong orang untuk menjelek-jelekkan Rusia," tuturnya.

Ironisnya isteri Peskov termasuk dalam nama pengusaha Rusia yang menjadi klien firma hukum Mossack Fonseca. Tatiana Navka, bekas atlit seluncur es, memiliki sejumlah perusahaan cangkang di British Virgin Islands. "Isteri saya tidak pernah memiliki perusahaan offshore," kilahnya. "Jadi saya meragukan keabsahan klaim tersebut."

rzn/ap (ap,rtr)