1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Larang Iklan di Acara Drama TV

29 November 2011

Para penonton menyambut keputusan yang melarang iklan komersial selama acara drama di televisi. Tapi para profesional periklanan mengingatkan bahwa itu akan mengakibatkan kerugian milyaran yuan bagi dunia penyiaran.

https://p.dw.com/p/13Ixi
Iklan segera dilarang di acara drama TV CinaFoto: AP

Administrasi Negara bidang Radio, TV dan Film (SARTF) Cina, hari Senin (28/11) mengumumkan bahwa mulai awal tahun 2012, iklan akan dilarang selama pemutaran drama televisi dengan alasan yang mereka sebut untuk mempromosikan budaya sosialis.

Dalam jangka panjang langkah ini disebut Beijing akan menolong agar drama televisi berkembang secara ilmiah dan sopan. Selain itu, kebijakan ini juga diklaim sebagai cara untuk mendorong agar stasiun televisi menampatkan penonton sebagai yang utama sambil meningkatkan pelayanan mereka kepada publik.

Partai Komunis yang berkuasa di Cina bulan lalu telah menyatakan bakal mengurangi jumlah program hiburan televisi “berselera rendah”, dan akan memperkuat kontrol atas jejaring sosial dan website yang ada di internet. Langkah itu diambil sebagai bagian dari rencana untuk mempromosikan perkembangan “budaya sosialis” yang tuntunannya telah digariskan oleh Komite Sentral Partai Komunis Cina.

Para pengamat media menilai rangkaian kebijakan baru ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk membujuk kembali penonton TV Cina yang kini lebih gandrung internet. Pertumbuhan internet di Cina kini adalah yang terbesar di dunia dengan lebih dari 500 juta pengguna, dan menjadi sebuah tantangan serius bagi rejim komunis Cina yang ingin mengontrol penggunaan internet. Salah satu tugas terbesar direktur Administrasi Radio, TV dan Film Cina yang baru diangkat yakni Cai Fuchao adalah meningkatkan jumlah penonton televisi.

“Saya sangat mendukung keputusan ini, karena beberapa iklan bahkan lebih panjang daripada drama itu sendiri” kicau salah seorang pengguna jaringan sosial Weibo yang mirip jejaring Twitter. Pendapat serupa muncul dari kebanyakan warga yang menyambut baik keputusan pemerintah.

Bi Yantao, kepala Jurusan Periklanan di Universitas Hainan, Cina-Selatan, mengatakan bahwa SARTF mengambil keputusan itu karena jumlah iklan yang ditampilkan selama tayangan drama TV kini tidak bisa ditoleransi lagi. Dia menambahkan “Bahkan ada humor yang mengatakan bahwa saat anda sedang menonton iklan, tiba-tiba muncul muncul drama TV“

Menurut laporan media milik pemerintah pada bulan Agustus lalu, lebih dari 26 persen pengguna internet di Cina kini tidak lagi menonton televisi, dan 43 persen lainnya mengaku tidak banyak lagi menonton TV karena mereka lebih sering mencari hiburan di internet. Saat ini di Beijing hanya 38 persen rumah tangga yang menyalakan televisi mereka di malam hari, bandingkan dengan 75 persen pada tiga tahun yang lalu, sebagaimana dikatakan Harian Anak Muda Beijing.

Bagaimanapun, drama televisi yang biasanya menampilkan kisah cinta atau kisah sejarah yang tidak kontroversial sangat populer di Cina, dan lembaga penyiaran menyukainya karena bisa terhindar dari sensor, yang hingga kini masih diberlakukan Negara.

Larangan iklan ini akan membawa kerugian besar bagi dunia penyiaran. Sebagaimana dikatakan Bi Yantao “Kawan-kawan saya yang bekerja di sektor periklanan mengatakan bahwa stasiun TV akan mengalami kehilangan pemasukan setidaknya 20 milyar yuan dalam setahun“. Liang Deming yang bekerja sebagai peneliti media mengatakan 40 hingga 50 persen pendapatan kesluruhan dunia penyiaran datang dari iklan di acara drama televisi.

Andy Budiman

Editor: Agus Setiawan