1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

290911 China Raumstation

Agus Setiawan29 September 2011

Cina mantapkan program antariksanya, di saat AS hentikan misi ulang-aliknya. Beijing sejak beberapa tahun terakhir terus memacu program antariksa yang ambisius.

https://p.dw.com/p/12j7h
Roket tipe Long March 2F pengangkut modul antariksa "Istana Surga"-Tiangong-1.Foto: dapd

Dengan peluncuran modul antariksa “Istana Surga“, para pakar ruang angkasa Cina hendak berlatih manuver pendaratan di stasiun ruang angkasa. Sekaligus mengumpulkan pengalaman bagi rencana pembangunan stasiun ruang angkasa sendiri.

Di televisi Cina sejak berhari-hari terus menerus ditayangkan berita mengenai rencana peluncuran Tiangong-1 atau “Istana Surga“ dari pangkalan ruang angkasa Jiuquan di provinsi Gansu. Jurubicara program ruang angkasa Cina, Wu Ping, dalam konferensi pers Rabu (28/9) malam yang disiarkan secara live lewat televisi mengungkapkan: “Setelah seluruh persiapan, sekarang kami amat yakin dan penuh harapan.“

Tayangan konferensi pers secara live di televisi, menunjukan keyakinan bahwa peluncuran roket pengangkut “Long March-2 F” akan berjalan lancar. Kemacetan pada peluncuran roket pengangkut tipe 2C pertengahan Agustus lalu, kelihatannya sudah dilupakan. Cina yang kini dapat menyatakan dirinya sebagai negara adidaya ruang angkasa, memandang optimis ke masa depan.

Akan tetapi, modul antariksa “Istana Surga“ seberat 8,5 ton itu, bukanlah stasiun ruang angkasa yang sebenarnya. Demikian kata prof. Jiao Weixin dari Universitas Beijing meredam eforia berlebihan :  “Modulnya amat kecil, hanya memiliki dua ruangan. Satu untuk ujicoba dan lainnya untuk peralatan teknik. Dengan “Istana Surga“ terutama dikejar dua target. Di laboratorium mini dilakukan eksperimen teknik, namun terutama kami hendak mengujicoba teknologi untuk manuver penggabungan.“

Tahapan Pemula

Manuver penggabungan diharapkan dapat dilakukan, jika bulan November mendatang wahana ruang angkasa Shenzou 8 menyusul “Istana Surga“ diluncurkan ke ruang angkasa. Bagi Cina, manuver semacam itu masih merupakan sesuatu yang baru. Pasalnya, walaupun Cina melaksanakan program ruang angkasa ambisius, namun belum dapat menyamai negara adidaya ruang angkasa lainnya. Demikian pendapat pakar ruang angkasa Australia, Morris Jones. Saat ini Cina baru mencapai tahapan serupa AS dan Rusia  pada tahun 60-an, kata Jones menambahkan.

Modul ruang angkasa “Istana Surga“ akan berada di orbitnya selama dua tahun. Juga direncanakan kunjungan para astronot. Prof. Jiao Weixin memperhitungkan, pembangunan stasiun ruang angkasa yang sebenarnya paling cepat dilakukan tahun 2020. Weixin menegaskan, tidak perlu dipertanyakan lagi, Cina memang memerlukan stasiun ruang angkasa sendiri. Dengan itu, para ilmuwan Cina antara lain dapat mempelajari perubahan iklim dari ruang angkasa. Namun di lain pihak, para pakar persenjataan barat, dengan curiga mengamati langkah Cina, yang memacu posisinya di ruang angkasa dan terus memperbaiki kualitas roket pengangkutnya.

Ruth Kirchner/Agus Setiawan

Editor : Dyan Kostermans