1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikPalestina

Cina Sebut Solusi Dua Negara Kunci Perdamaian Abadi Timteng

30 November 2023

Cina meminta Dewan Keamanan PBB untuk mulai memetakan jalan bagi solusi dua negara agar mencapai penyelesaian yang komprehensif dan adil dalam konflik Israel dan Palestina.

https://p.dw.com/p/4ZbRv
Protes menuntut gencatan senjata Israel-hamas di Washington DC
Cina tekankan solusi dua negara jadi kunci perdamaian dalam konflik Israel-PalestinaFoto: Alex Wong/Getty Images

Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Wang Yi mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB, eskalasi konflik antara Israel dan Hamas baru-baru ini menunjukkan perlunya sebuah negara Palestina yang berdampingan dengan Israel.

"Kita harus merevitalisasi prospek politik dari solusi dua negara," kata Wang, seraya menggambarkan ketiadaan negara Palestina sebagai "inti dari gejolak yang berulang dalam konflik Palestina-Israel."

Cina yang saat ini memegang jabatan kepresidenan bergilir di Dewan Keamanan PBB, menggelar sidang hari Rabu (29/11) untuk membahas isu di Timur Tengah.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres dalam pidatonya pada pembukaan sidang tersebut, Wang kembali menyerukan dimulainya penengahan untuk "gencatan senjata yang komprehensif dan berkelanjutan dengan sangat mendesak."

Pidato Menlu Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai konflik Israel-Hamas
Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud menekankan pentingnya gencatan senjata yang komprehensifFoto: Brendan McDermid/REUTERS

Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, bersama rekan-rekannya dari Mesir, Qatar, Yordania, Turki, Indonesia, dan Malaysia, mengatakan kepada para wartawan bahwa bantuan yang masuk ke Jalur Gaza dalam masa jeda perang selama beberapa hari itu masih "jauh lebih sedikit daripada yang dibutuhkan."

"Bahayanya adalah jika ... masa jeda perang ini berakhir, kita akan kembali ke pembunuhan dalam skala yang terlihat saat ini, di mana itu tidak dapat ditoleransi," kata Pangeran Faisal. "Kami hadir di sini untuk membuat pernyataan yang jelas, bahwa jeda perang saja tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah gencatan senjata." 

Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan, dukungan pada gencatan senjata yang berkelanjutan itu sama saja dengan memberi dukungan untuk Hamas untuk terus menguasai Gaza, wilayah yang dikuasai oleh kelompok militan itu sejak tahun 2007.

"Siapa pun yang mendukung gencatan senjata pada dasarnya mendukung Hamas untuk terus melakukan teror di Gaza. Hamas adalah organisasi teror genosida, mereka tidak menyembunyikan itu, dan bukan mitra yang dapat diandalkan untuk berdamai," tegas Erdan.

Menlu Palestina Riyad al-Maliki juga mengatakan bahwa masa berhenti perang ini harus menjadi "gencatan senjata permanen" dan "pembantaian tidak bisa dibiarkan berlanjut."

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan, selama Israel "menggunakan haknya untuk melindungi rakyatnya dari tindakan teror", AS terus mendesak Israel untuk "mengambil setiap langkah yang mungkin" dalam mencegah atau membatasi jumlah korban sipil.

Dua anak laki-laki terbunuh di Tepi Barat

Militer Israel menewaskan dua anak Palestina di wilayah Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Otoritas Palestina pada hari Rabu (29/11).

Seorang anak berusia 8 tahun dan seorang anak berusia 15 tahun terbunuh dalam sebuah serangan di kamp pengungsi Jenin, ungkap pejabat kesehatan.

Rekaman kamera pengawas memperlihatkan sekelompok anak laki-laki yang berlari berhamburan di jalan, kecuali satu anak yang terjatuh ke tanah, bersimbah darah.

Militer Israel menyebutkan, pasukannya menembaki orang-orang yang melempar bahan peledak ke arah mereka, tapi tidak menjelaskan lebih lanjut apakah yang mereka maksud adalah anak-anak itu, yang tidak terlihat melemparkan sesuatu dalam rekaman tersebut.

Serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel, dan telah meningkatkan kekerasan di Tepi Barat, di mana sekitar 240 warga Palestina terbunuh baik oleh tentara Israel maupun oleh pemukim, menurut Kemenkes Palestina.

Para tahanan Palestina yang dibebaskan oleh pihak berwenang Israel sampai di Tepi Barat
Pertukaran sandera warga Israel dan tahanan warga Palestina sedang berlangsung, kata IDF dan HamasFoto: Issam Rimawi/Anadolu/picture alliance

IDF dan Hamas: Pertukaran terus berlangsung

Baik militer Israel maupun juru bicara Hamas mengatakan, kelompok militan Hamas telah menyerahkan sejumlah sandera Israel kepada Komite Palang Merah Internasional, ICRC, di Gaza.

"Menurut informasi yang diberikan oleh Palang Merah, 10 warga Israel dan empat orang berkewarganegaraan Thailand yang diculik, kini sedang dalam perjalanan menuju Israel," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di media sosial.

Pembebasan sandera ini menjadi rutinitas setiap malamnya, di mana staf ICRC akan membawa para korban kembali ke wilayah Israel.

Sebanyak 10 warga Israel itu angkanya sesuai dengan jumlah perkiraan yang akan dibebaskan pada hari Rabu (29/11). Sebelumnya, angkanya cenderung mendekati perkiraan, tetapi tidak selalu akurat.

Sebagai imbalannya, Israel kemungkinan besar akan membebaskan 30 tahanan Palestina, sebagaimana rasio tiga banding satu yang telah disepakati dalam pertukaran ini.

Selain itu, Hamas juga telah membebaskan dua sandera berkewarganegaraan Rusia pada hari Rabu (29/11). 

kp/ha/as (Reuters, AFP, AP)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Daftarkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.