Cina Siap Rundingkan Sanksi Nuklir Iran
1 April 2010Negosiator Nuklir Iran Tiba di Beijing
Kepala negosiator nuklir Iran Said Jalili tiba di Cina, Kamis ini, guna merundingkan sengketa program nuklir Iran. Jalili dijadwalkan menemui beberapa pejabat tinggi Cina dan mendiskusikan secara bilateral isu tersebut. Kunjungan Jalili dilakukan ditengah semakin meningkatnya tekanan terhadap Iran agar menghentikan program nuklirnya. Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Selasa lalu menyatakan keinginannya agar sanksi baru terhadap Iran dapat disepakati dalam beberapa pekan mendatang.
Cina Setuju Merundingkan Sanksi Iran
Cina beberapa kali menyerukan peningkatan dialog, ketimbang menjatuhkan sanksi baru bagi Iran. Namun duta besar AS untuk PBB, Susan Rice mengungkapkan, Cina kini menyatakan kesiapan untuk duduk bersama dengan anggota Dewan Keamanan PBB lainnya dan serius dalam merundingkan penjatuhan sanksi terhadap Iran. Sementara Selasa lalu, Menteri luar negeri AS, Hillary Clinton memperkirakan DK PBB bakal mencapai kata sepakat untuk menjatuhkan sanksi baru.
Setelah pertemuan menteri luar negeri negara-negara maju G8 di Kanada, Clinton mengatakan AS melihat tumbuhnya kesadaran dari banyak negara, termasuk Cina, atas konsekuensi senjata nuklir Iran terhadap stabilitas regional dan dunia, termasuk terhadap persediaan minyak bumi. Ditambahkannya, kesepakatan yang akan diraih DK PBB merupakan langkah terbaik: „Kami telah memikirkan bahwa tindakan yang diambil DK PBB merupakan bagian dari negosiasi dan diplomasi, yang diharapkan dapat menarik perhatian pemimpin Iran.“
Cina memiliki hubungan diplomatik dan perdagangan yang erat dengan Iran, yang didominasi dengan impor sumber daya energi. Situasi inilah yang menyebabkan perundingan mandeg. Selama berbulan-bulan, lima anggota tetap DK PBB ditambah Jerman telah terlibat dalam perundingan sengketa nuklir. DK PBB telah menerapkan tiga putaran sanksi terhadap Iran karena menolak menghentikan pengayaan uraniumnya. Negara-negara barat dan Israel mensinyalir pemerintahan di Teheran berusaha menutup-nutupi upaya pembuatan senjata nuklir, dengan berkilah bahwa pengayaan uranium mereka lakukan untuk tujuan damai dan memenuhi kebutuhan listrik bagi generasi mendatang.
Iran: Sanksi Hanyalah Ancaman Kosong
Terkait dengan rencana penjatuhan sanksi baru, Iran menanggapi dengan menyatakan hal itu hanyalah ancaman kosong yang tidak pernah efektif dijatuhkan selama lebih dari tiga puluh tahun. Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Ramin Mehmanparast mengungkapkan sebagai anggota perjanjian non-proliferasi Iran memiliki hak mengayakan uranium. Ditambahkannya, Iran merekomendasikan agar seluruh negara menerima hak-hak legal Iran di bawah kesepakatan non–proliferasi, ketimbang menggunakan metoda yang salah seperti penerapan sanksi maupun tekanan.
AP/ML/afp/cna