1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Art Cologne Kunstmesse

14 April 2011

ART COLOGNE - pameran seni kenamaan di Jerman ini membuka kembali pintunya bagi publik, untuk ke 45 kalinya. Sekitar 200 galeri dari 22 negara memamerkan karya seniman-seniman mereka.

https://p.dw.com/p/10te4

Sebuah pesawat terbang untuk satu orang tampak baru mendarat di pintu masuk Art Cologne. Berwarna kuning dengan dua sayap kutung dan ruang penumpang yang lebih mirip perahu kano kecil, ini adalah jet V1 Barada. Pesawat ini dibuat oleh seniman dari Antwerp, bernama Panamarenko.

Seniman berusia 71 tahun ini dikenal karena karya-karyanya yang seakan menentang gravitasi bumi. Selain pernah tampil dalam pameran „Useless Science“ atau ilmu pengetahuan yang tak berguna di Museum of Modern Art di New York, karya-karya seniman Belgia ini pernah menghiasi ruang pameran documenta di Kassel, Bienale di Sydney, Venezia dan banyak kota lain. Ciptaan Panamarenko seringnya memang tampak bagai benda-benda yang bisa terbang. Meski begitu, tak ada satupun yang bisa lepas landas.

Flash-Galerie Art Cologne
Panamarenko : Japanese Flying Pak 3, 2001Foto: Kewenig Galerie, Köln

"Panamarenko adalah seorang seniman Belgia yang penting, khususnya di tahun 60-70an. Ia seorang kawan dekat seniman Jerman, Joseph Beuys dan melalui Beuys itulah dia menggelar pamerannya yang pertama di Jerman, yakni di Museum Abteiberg pada tahun 1968. Ketika itu ada hubungan erat antara Antwerp, kawasan Rheinland dan Brüssel. Ada tukar menukar informasi dan diskusi-diskusi yang hangat. Dan itulah yang ingin saya usahakan tampil di sini, ya semogalah“, begitu dijelaskan direktur Art Cologne, Daniel Hug. Di Art Cologne kali ini, ada ruangan khusus yang memamerkan skulptur atau benda-benda terbang yang lucu karya Panamarenko dan ditampilkan oleh galeri DEWEER dari Belgia.


Daniel Hug, pria 42 tahun asal Amerika Serikat ini hanya dalam tiga tahun jabatannya telah berhasil memoles kembali citra pameran seni di kota Köln, yang sebelumnya memudar. Kini ART COLOGNE menggambarkan dirinya sebagai hidup, menantang, inovatif, berani ambil risiko dan mampu bertransformasi. Sifat-sifat yang amat penting untuk menghadapi krisis, saingan-saingan baru dan kembali menjadi nomor satu. Nyatanya, para kolektor dan galeri-galeri terkemuka di dunia sudah kembali berpartisipasi.

Menonjol adalah banyaknya galeri-galeri Berlin, yang pindahan dari Köln dulunya. Daniel Hug menjabarkan, "Bagi saya amat penting bahwa Art Cologne mencitrakan pasar seni di Jerman. Itu adalah identitas kami, itulah yang membedakan kami dengan pameran-pameran lain yang memfokus perkembangan seni di Jerman.“

Deutschland Kunst Messe Art Cologne 2011 in Köln
Sterling Ruby: Transnailz/GPBRG, 2010Foto: Koelnmesse GmbH

Sejumlah kolektor karya seni terpenting di dunia menetap di kawasan Rheinland. Pengelola galeri, Gerd Harry Lybke dari Eigen & Art untuk kedua kalinya membuka stand pameran di Köln. Salah satu karya yang paling menarik perhatian berada di stand mereka. Karya itu merupakan karya tiga dimensi pertama yang dihasilkan oleh bintang gerakan seni baru Leipzig - Neo Rauch.

Gerakan seni baru Leipzig merupakan sebuah arus baru di bidang melukis. Seperti gerakan tersebut, karya-karya Rauch yang kelahiran 1960, sulit digambarkan dan dijuluki banyak hal mulai dari gaya neo konservatisme hingga surealis. Yang paling mendekati mungkin hanyalah bahwa kelompok seniman muda ini kembali melukis hal-hal sehari-hari, seperti kursi pohon dan ruangan. Mereka keluar dari desakan untuk menyampaikan pesan. Patung perunggu pertama yang diciptakan Neo Rauch, berbentuk kawinan antara manusia dan binatang jalan, berhasil dijual oleh galeri senilai 600.000 Euro.

Menurut pengelola galeri Gerd Harry Lybke,"Lima tahun yang lalu situasinya beda. Semua orang kerjanya pergi dari satu tempat ke tempat lain, tak beda sebuah sirkus. Waktu itu belum penting untuk berada di lokasi tempat para kolektor berkumpul. Karena merekapun selalu sedang dalam perjalanan ke tempat lain. Tapi zaman telah berubah. Orang-orang harus bekerja lebih banyak supaya mampu membeli karya seni. Artinya mereka sekarang terikat pada suatu tempat. Yakni tempat asal mereka. Bagi kami tentunya menjadi penting juga untuk berpameran di tempat di mana para kolektor ini biasanya bekerja. Dan kalau kebetulan di kota mereka, terdapat pameran seni, maka tentu saja mereka akan mengunjunginya.“

Sebuah acara khusus dalam pameran ART Cologne tahun ini adalah Special ARTwalk 2011, yang mengetengahkan galeri-galeri Jepang. Acara jalan-jalan sambil menikmati seni ini diselenggarakan dalam rangka hubungan persahabatan Jepang dan Jerman, yang tahun ini genap 150 tahun. Pengunjung yang ikut Art Walk 2011 diantar oleh pemandu, menjelajahi galeri-galeri Jepang yang hadir di ART Cologne untuk menikmati karya-karya yang dipamerkan.

Deutschland Kunst Messe Art Cologne 2011 in Köln
Dua patung ciptaan Paul McCarthy di Pintu Selatan ART COLOGNEFoto: Koelnmesse GmbH

Terkait dengan situasi aktual di Jepang, yang menghadapi bencana nuklir. Pengelola Galeri Thomas Zander memamerkan sebuah foto raksasa karya seniman Amerika, Mitch Epstein. Di situ terlihat sebuah rumah kosong yang harus dihancurkan, karena terletak di dekat cerobong pembangkit listrik tenaga nuklir yang mengeluarkan gumpalan asap yang berat.

Thomas Zander menjelaskan pilihannya,"Ini merupakan gambar yang membahas tema aktual. Dan itu yang saya tampilkan di sini. Di sebelah kanan terdapat menara-menara karya Bernd dan Hilla Becher, dan di depannya dipasang seri "State of Tecnology" karya Lewis Baltz, yang juga membuat banyak foto bertemakan teknologi baru. Ini memang bukan karya yang dapat cepat dijual, tapi merupakan sebuah pernyataan.“

Bernd dan Hilla Becher adalah jebolan Sekolah Seni Rupa Düsseldorf dan dikenal dengan foto-foto format besar yang mengetengah struktur-struktur bangunan, seperti menara air, silo penampung jagung dan gudang. Meski begitu, siapa yang mau memasang gambar reaktor nuklir atau mesin yang meledak di dalam rumahnya?

Pameran ART Cologne yang ke 45 ini tampil jauh lebih dinamis daripada dulu. Banyak karya seniman mapan yang ditampilkan berdampingan dengan seniman-seniman eksperimental. Setidaknya di Jerman, ART Cologne bisa kembali dimasukkan kategori pameran seni nomor satu.

Sabine Oelze / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk