1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Club of Rome Peringatkan Dampak Perubahan Iklim

8 Mei 2012

Club of Rome memperingatkan dengan tegas menguatnya dampak perubahan iklim yang menyengsarakan penduduk Bumi. Periode kemarau panjang, bencana banjir dan cuaca ekstrim kini semakin dramatis.

https://p.dw.com/p/14rfl
Foto: picture alliance/dpa

Club of Rome yang merupakan organisasi non profit untuk saling tukar pikiran masalah global, dalam laporannya "2052 : A Global Forecast for the Next Forty Years," menulis, dalam 40 tahun ke depan memang tidak akan terjadi kiamat. Akan tetapi peradaban manusia akan menghadapi tantangan amat berat, termasuk diantaranya melambatnya pertumbuhan ekonomi.

"Dampak negatif perubahan iklim akan semakin kentara", kata penulis laporan, periset masa depan dan pakar ekonomi asal Swedia, Jorgen Randers. "Manusia mengeksploitasi habis-habisan sumber daya alam, dan kita akan melihat sebelum 2052 di sejumlah kawasan akan terjadi keruntuhan", papar Randers pada presentasi laporannya di Rotterdam Selasa (8/5).

"Kita setiap tahunnya memproduksi gas rumah kaca dua kali lipat lebih banyak dari kemampuan absorpsi oleh hutan dan lautan", kata pakar dari Club of Rome itu. Organisasi non profit tersebut pada tahun 1972 mempublikasikan laporan yang menggegerkan dunia, mengenai batas pertumbuhan serta peringatan dampak pencemaran lingkungan.

Club of Rome Bericht Jorgen Randers
Jorgen Randers saat paparkan laporan Club of Rome di Rotterdam.Foto: picture-alliance/dpa

Club of Rome didirikan tahun 1968. Gagasannya dilontarkan oleh Aurelio Peccei industriawan Italia dan Alexander King dari Skotlandia yang saat itu menjabat di OECD. Saat ini organisasinya memiliki 100 anggota terdiri dari tokoh kenamaan dari kalangan politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan kebudayaan di 30 negara.

Emisi gas rumah kaca terus meningkat

Laporan terbaru Club of Rome memprediksi, tingkat emisi gas rumah kaca global, akan mencapai titik puncak pada 2030. Saat itu sudah terlambat untuk mengerem kenaikan suhu global pada kisaran dua derajat Celsius, yang dipandang sebagai batasan yang masih akseptabel.

Hingga tahun 2080 diramalkan suhu rata-rata global akan naik 2,8 derajat Celsius. Diperkirakan, kenaikan suhu setinggi itu, dapat memicu semakin menguatnya perubahan iklim.

Acht der zehn klimaschädlichsten Kraftwerke in Deutschland werden nach Angaben der Umweltstiftung WWF mit Braunkohle befeuert
Emisi gas rumah kaca diramalkan terus meningkat.Foto: picture-alliance/dpa

Randers juga menyebutkan, ekonomi dengan laju pertumbuhan yang terus meningkat, merusak iklim dan sumber daya alam. Menurut perhitungan para pakar, ekonomi di masa depan tidak akan memetik laba, jika diharuskan membayar ongkos lingkungan yang dirusak.

Pendapatan domestik brutto secara global akan tumbuh lebih lambat dibanding prakiraan semula. Penyebabnya, laju pertumbuhan penduduk dan kenaikan produktivitas mengalami penurunan. Ekonomi di banyak negara, disebutkan sudah mencapai batas potensi perekembangannya.

Ramalan provokatif

Club of Rome juga melontarkan ramalan, bahwa Amerika Serikat akan merosot peranannya di tatanan global kelas dua. Penyebabnya, para penentu kebijakan politik di Amerika, nampak tidak mampu bertindak proaktif di bidang isu-isu jangka panjang. Sebagai gantinya, Cina akan memainkan peranan utama sebagai kekuatan penggerak planet Bumi.

Laporan itu menyebutkan, dengan kontras akan terlihat, pemerintahan otoriter di Cina, bisa lebih cepat membuat keputusan berwawasan ke depan, tanpa perlu melewati proses demokrasi, seperti melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan rakyatnya.

Juga ekonomi Cina akan menunjukan pertumbuhan kuat, dan sebaliknya Amerika semakin melemah, yang akan mengubah standar kehidupan di kedua negara. "Yang akan menjadi pecundang, adalah pemain ekonomi gobal saat ini, terutama AS", kata Randers.

AS(dpa,ots)