1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Coklat Cadbury Malaysia Tidak Mengandung Babi

2 Juni 2014

Coklat Cadbury yang dijual di Malaysia dinyatakan tidak mengandung babi, demikian pernyataan lembaga tertinggi Islam sambil meminta seruan boikot atas produk yang awalnya dituduh mengandung DNA babi itu ditarik.

https://p.dw.com/p/1CAP3
Foto: Fotolia/Mikael Damkier

Pengumuman ini sekaligus memutihkan temuan bulan lalu dari Kementerian Kesehatan yang memicu kemarahan dari sejumlah kelompok Islamis Malaysia, yang kemudian menyerukan boikot bagi semua produk Cadbury.

Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar dunia, juga melakukan uji coba atas coklat Cadbury, meski dua produk yang diisukan di Malaysia itu tidak dijual di Indonesia.

Pada hari Senin, Departemen Pembangunan Islam Malaysia mengatakan tes terbaru yang dilakukan atas 11 sampel potongan coklat Dairy Milk Hazelnut dan Dairy Milk Roast

Almond yang diambil dari pabrik Cadbury menunjukkan tidak ada jejak babi.

Departemen, yang telah menangguhkan pemberian sertifikasi halal bagi dua produk Cadbury, menyatakan bakal meninjau ulang keputusan mereka setelah melakukan kunjungan ke pabrik untuk melakukan tes lebih lanjut atas proses produksi untuk memastikan bahwa perusahaan itu sepenuhnya sesuai dengan persyaratan.

Departemen Kesehatan, yang bulan lalu mengatakan rangkaian ujicoba menunjukkan adanya kontaminasi DNA babi, tidak bisa dimintai keterangan.

Departemen itu sebelumnya menyatakan bahwa sampel-sampel itu bisa jadi terkontaminasi karena mereka tidak datang langsung dari pabrik.

Di bawah hukum Syariah Islam, produk halal tidak boleh mengandung babi atau alkohol. Para pedangan di negara-negara Muslim, serta para konsumen, sangat menghindari produk-produk yang dipertanyakan status kehalalannya.

Cadbury Malaysia pekan lalu mengatakan, secara proaktif mereka telah menarik produk-produk yang dituduh Departemen Kesehatan mengandung babi.

Mereka berkeras tak ada alasan untuk percaya bahwa ada kandungan babi dalam coklat-coklat itu dan mengatakan itu dibuat berdasarkan standar sertifikasi halal.

Kampanye kelompok Islamis

Sejumlah kelompok, yang mengklaim ingin membela umat Islam dari bahaya, menyerukan boikot dan menuduh perusahaan itu sedang mencoba “melemahkan“ Muslim di Malaysia. Masih belum jelas seberapa banyak penjualan Cadbury mengalami penurunan akibat menyebarnya isu ini.

Roy Sparingga, yang memimpin Badan Pengawasan Obat dan Makanan, mengatakan lembaga itu pada hari Jumat telah mengambil 10 sampel berbeda dari produk Cadbury untuk diujicoba di laboratorium. Sparingga mengatakan lembaganya juga melakukan pemeriksaan di supermarket seluruh Indonesia untuk memastikan bahwa Cadbury hazelnut dan roast almond bars tidak dijual.

Cadbury Indonesia dalam pernyataannya mengatakan bahwa produk mereka telah mendapat sertifikasi halal dari otoritas Islam.

ab/rn (afp,rtr,ap)