1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Connecticut Perketat Undang-Undang Senjata

Spencer Kimball4 April 2013

Hampir empat bulan setelah tragedi penembakan amuk di Newtown, parlemen negara bagian Connecticut meloloskan undang-undang senjata paling ketat di Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/189cd
Brian Jackson looks at hand gun books while standing next to the rifle shelf at gun shop in Wichita, Kansas USA, 26 June 2008.
Toko Senjata di ASFoto: picture-alliance/dpa

Negara bagian Connecticut memperketat aturan kepemilikan senjata, berkaitan dengan tragedi penembakan amuk di sekolah dasar Newtown 14 Desember tahun lalu. Ketika itu, 20 anak sekolah dan 6 orang guru tewas. Undang-undang yang diputuskan merupakan aturan senjata paling ketat di Amerika Serikat.

Dewan Perwakilan Connecticut menerima undang-undang yang baru dengan 105 suara setuju dan 44 menentang. Sebelumnya, Senat Connecticut sudah menerima undang-undang ini dengan 26 suara setuju dan 10 suara menentang. Dewan Perwakilan dan Senat Connecticut dikuasai oleh kubu Demokrat.

Undang-undang yang baru memperluas larangan senjata otomatis dan penjualan selongsong peluru berkapasitas tinggi. Selain itu, harus ada pemeriksaan tentang latar belakang calon pembeli senjata.

Orang yang ingin membeli senapan, pistol atau amunisi harus menyerahkan sertifikat yang memuat sidik jarinya dan mendapat pelatihan dalam penggunaan senjata. Aturan yang baru ini melarang penjualan lebih dari 100 jenis senapan.

”Ini adalah pesan tegas yang perlu didengar di 49 negara bagian lain dan di Washington DC”, kata Ketua Senat Connecticut Donald E Williams. “Pesannya adalah, ini bisa dilakukan dan mereka hendaknya melakukan itu di negara bagian dan secara nasional di Kongres”.

Belum Ada Kesepakatan di Tingkat Nasional

Situasi di tingkat nasional berbeda dengan di negara bagian. Di Washington, kubu Demokrat punya mayoritas di Senat, tapi Dewan Perwakilan dikuasai oleh kubu Republik. Selama ini, seruan Presiden Barack Obama untuk memperketat aturan senjata belum membuahkan hasil.

Perundingan antara Demokrat dan Republik tentang pemeriksaan latar belakang calon pembeli senjata belum mencapai kesepakatan. Para pedagang senjata yang memiliki lisensi nasional diharuskan melakukan pemeriksaan latar belakang. Tapi tidak ada tuntutan pemeriksaan dalam jual beli antara individu. Rancangan aturan yang baru sedang dibahas.

Organisasi pemilik senjata NRA terus menggalang kampanye menolak pengawasan kepemilikan senjata. ”NRA akan mendesak serangkaian perubahan, dan ini sudah mereka lakukan, untuk melonggarkan rancangan aturan baru. Sehingga kalau aturan itu diberlakukan, dampaknya hampir tidak ada”, kata Robert J Spitzer, penulis buku ”The Politics of Gun Control”.

Karena di tingkat nasional tidak ada kesepakatan, banyak negara bagian yang sekarang memberlakukan aturan sendiri. Menurut laporan media, saat ini 17 negara bagian sedang mempertimbangkan aturan yang lebih ketat, sedangkan 26 negara bagian ingin melonggarkan pengawasan senjata.

Senjata dan Warga AS

Menurut jajak pendapat Washington Post dan ABC, 90 persen warga Amerika Serikat mendukung pemeriksaan umum terhadap calon pembeli senjata. Tapi Robert J Spitzer menerangkan, situasi secara keseluruhan tidak mendukung aturan pengawasan senjata yang lebih ketat.

”Sekarang sudah lebih tiga bulan peristiwa penembakan Newtown berlalu, dan suasana mulai berubah. Saya pikir, jendela mulai tertutup untuk aturan yang lebih ketat”, kata Spitzer.

Spitzer mengingatkan, memang ada peluang untuk melarang penjualan senjata otomatis secara nasional, seperti yang pernah diberlakukan tahun 1994 dan berakhir di era George W Bush. Tapi upaya memperketat aturan kepemilikan senjata makin hari akan makin sulit.