1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Corby Coba Bunuh Diri

5 Maret 2014

Terpidana kasus narkotika asal Australia Schapelle Corby mengancungkan pisau dan bertingkah tak wajar ketika bertemu pejabat Indonesia, setelah muncul ancaman pembebasan bersyaratnya akan dicabut.

https://p.dw.com/p/1BKU0
Foto: AP

Sunar Agus, pejabat lembaga pemasyarakatan Bali, mengatakan ia mengunjungi Corby, 36 tahun, pada hari Senin malam di kediamannya di Bali.

Kunjungan ini dilakukan menyusul penayangan sebuah dokumenter TV di Australia yang menampilkan wawancara dengan saudara perempuan Corby yakni Mercedes, yang memicu kemarahan para pejabat Indonesia.

“Kami melihat bahwa ia tidak stabil secara mental,” kata Agus, kepala divisi lembaga pemasyarakatan Bali yang bertugas mengawasi pembebasan bersyarat atas Corby.

“Ia terlihat ketakutan ketika saya memulai dialog dan ia mencoba bunuh diri. Ia meraih sebuah pisau. Tapi keluarganya bisa menghentikan dia,” kata Sunar Agus kepada para wartawan.

Agus mengatakan, adegan itu terjadi setelah para pejabat mengatakan kepada Corby bahwa dokumenter itu akan bisa membawanya kembali ke penjara.

“Ia (Corby) mengaku stress karena diikuti oleh para wartawan sepanjang waktu,” kata Agus.

Keluarga Corby Cari Keuntungan?

Dokumenter yang ditayangkan Channel Seven telah menimbulkan kegusaran di Indonesia, di mana para pejabat meyakini bahwa Corby sedang mengejar keuntungan dari kejahatannya melalui pemberitaan media yang ingin mendapatkan hak eksklusif mengenai masa-masa dia di penjara Bali.

Ada spekulasi bahwa telah terjadi kesepakatan mengenai hak wawancara ekslusif dengan Channel Seven, yang sejauh ini dibantah oleh lembaga penyiaran itu. Kepolisian Australia kini masih menyelidiki kasusnya karena menurut hukum Australia, menjual kisah hasil perbuatan kriminal adalah sebuah kejahatan.

“Kemungkinan besar (pembebasan bersyarat Corby) akan ditimbang ulang,“ kata Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin sebagaimana dikutip harian KOMPAS. Keputusan mengenai dicabut atau tidaknya pembebasan bersyarat akan tergantung laporan dari tim yang dipimpin Sunar Agus.

Kisah Corby telah menimbulkan simpati besar di kampung halamannya, Australia. Perempuan itu sebelumnya didiagnosa mengalami depresi dan sakit jiwa selama di penjara.

Corby masih harus berada di Indonesia hingga 2017 sebagai syarat pembebasan dirinya. Ia kini tinggal di rumah kakaknya di Kuta. Selama ini Corby mengaku tak bersalah dan menyebut dirinya “dijebak” dalam kasus ini.

Agus telah memperingatkan Corby agar menjauhi kontak dengan media. ”Saya sarankan agar Corby tetap rendah hati,” kata dia.

Dalam dokumenter di TV Australia, Mercedes mengatakan bahwa saudara perempuannya Corby, “rusak” selama di penjara dan menggambarkan bahwa dirinya harus memandikan dan menyuapinya. Menteri Hukum Amir Syamsudin mengatakan dirinya curiga bahwa keluarga Corby mencari keuntungan dari hasil wawancara itu.

ab/ml (afp,ap,dpa)