1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cuaca Ekstrim Melanda Eropa

3 Februari 2012

Temperatur udara yang jatuh ke posisi terendah baru di daratan Eropa selama sepekan terakhir telah mengakibatkan lebih dari 220 orang meninggal.

https://p.dw.com/p/13wS4
Petugas di Jenewa Swiss membersihkan saljuFoto: picture-alliance/dpa

Selama tujuh hari terakhir, di barat Daya Republik Czech, suhu turun hingga minus 38,1 derajat celcius Kamis (2/2) malam dan bahkan Roma dilaporkan mengalami debu salju yang langka. Sepekan terakhir, lebih dari 220 orang meninggal karena cuaca dingin.

Kementerian Darurat Rumania telah mengumumkan kenaikan jumlah korban meninggal karena cuaca dingin dari sebelumnya 63 menjadi lebih dari 100 jiwa, sebagian besar diantaranya ditemukan meninggal di jalan. Hampir 1.600 orang telah meminta perawatan karena mengalami frostbite dan hypothermia, penyakit yang muncul karena suhu dingin yang ekstrim. Ribuan orang berbondong-bondong ke tempat penampungan sementara yang telah didirikan di seluruh negeri, untuk menampung orang-orang yang mencari kehangatan dan makanan.

Di Polandia, suhu ganas juga telah membunuh setidaknya delapan orang selama selama satu hari terakhir dan membuat jumlah korban meninggal sejak sepekan terakhir mencapai lebih dari 35 orang. Suhu di negara itu anjlok hingga minus 35 derajat celcius.

Sementara sungai Danube di Bulgaria, setengahnya membeku dan mengganggu sistem navigasi kapal. Enam orang lagi ditemukan meninggal di Bulgaria dan menyebabkan setidaknya 16 orang tewas selama sepekan terakhir.

Sebagian besar korban meninggal di Eropa ada di negara-negara miskin, di mana penduduk desanya ditemukan meninggal di pinggir jalan atau di dalam rumah mereka yang tanpa penghangat.

Hingga Jumat (3/3) ini, lebih dari seribu sekolah di Bulgaria masih ditutup untuk tiga hari berturut-turut di tengah salju dan angin yang menusuk di timur laut negara itu.

Di negara tetangga, Rumania, jumlah korban meninggal mencapai lebih dari 20 orang. Ratusan sekolah juga ditutup. Perkiraan cuaca memperingatkan bakal datangnya salju berat selama akhir pekan ini.

Setelah paling tidak limabelas tahun, warga Roma, Italia, akhirnya bisa merasakan debu salju yang membuat pohon palem, reruntuhan kuno Romawi dan gereja Barok di wilayah itu kini berwarna putih. Di sejumlah distrik bahkan dilaporkan bahwa salju turun hingga lima sentimeter. Suhu di wilayah Alpen Piedmont, utara Italia anjlok hingga minus 30 derajat celcius. Paling tidak tiga orang dilaporkan meninggal di Milan, termasuk diantaranya seorang gelandangan.

Estonia dan Prancis mengumumkan korban pertama karena cuaca ekstrim, saat seorang pria ditemukan mati membeku di atas jalan di Talinn. Sementara seorang pria pengidap Alzheimer sekarat karena hypothermia di sebelah Timur Prancis setelah keluar rumah hanya dengan menggunakan piyama.

Para penolong di Serbia terperangkap salju saat akan mengirimkan bantuan makanan kepada penduduk di desa-desa pegunungan, di mana ribuan orang terperangkap oleh cuaca buruk. Cuaca dingin juga telah mengakibatkan korban meninggal di negara-negara Baltik yaitu Latvia dan Lithuania, Austria dan bahkan Yunani.

Sementara di belahan benua lainnya, salju berat telah menyelimuti sebelah utara Jepang selama beberapa pekan terakhir yang mengakibatkan sedikitnya 55 orang tewas dan memicu longsor serta mengganggu jaringan transportasi.

Inilah musim dingin terparah di Jepang selama beberapa tahun terakhir. 43 orang dilaporkan meninggal saat mereka membersihkan salju di atas atap rumah dan jalanan, sementara tujuh lainnya meninggal karena tertimpa longsoran salju berat yang jatuh dari atas bangunan.

Pengelola kebon binatang di Kazakhstan, terpaksa memberi monyet mereka anggur merah untuk membantu hewan itu mengatasi hawa dingin. Kepala kebon binatang Karagandy, Svetlana Pilyuk mengatakan “Kami memberi anggur merah kepada monyet untuk membantu menangkal flu musim dingin". “Bagaimanapun primata itu (monyet-red) sama seperti manusia. Mereka suka minum alkohol, mereka menyukainya” kata dia menambahkan. Namun, bayi dan monyet yang sedang hamil tidak diperbolehkan minum anggur merah.

Andy Budiman/ afp

Editor: Hendra Pasuhuk