1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cuci Tangan Kurangi Resiko Kematian

15 Oktober 2010

Mencuci tangan mencegah penularan penyakit. Imbauan ini kerap didengar, tapi sering diabaikan. Menurut UNICEF, setiap tahunnya, ribuan anak meninggal akibat penyakit yang timbul karena keteledoran dalam mencuci tangan.

https://p.dw.com/p/PfJR
Satu poster yang dipampang di Malawi berisi pentingnya mencuci tangan untuk mencegah penularan penyakit diareFoto: DW

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan efektifnya metode sederhana, mencuci tangan, dalam mencegah terjangkitnya penyakit, tahun 2010 ini untuk ke tiga kalinya kembali digelar peringatan Hari Mencuci Tangan Sedunia. Terutama anak-anak kecil diharapkan dapat belajar untuk secara teratur mencuci tangan.

Hari Jum'at (15/10), anak-anak, orang tua serta para guru di seluruh dunia bersama-sama dengan badan PBB untuk anak-anak UNICEF menggelar aksi untuk meningkatkan kebersihan dalam kehidupan sehari-hari. Pada Hari Mencuci Tangan Sedunia, para peserta dari lebih dari 80 negara ambil bagian dalam kampanye penyuluhan hubungan antara higiene dan penyakit, demikian dilaporkan UNICEF.

Dengan moto "Tidak Hanya Satu Hari Saja”, Hari Mencuci Tangan Sedunia digelar dengan berbagai aksi, demonstrasi serta kampanye melalui media untuk program penyuluhan kebersihan. Di Jerman, membuka aksi ini, Ketua UNICEF Jerman Jürgen Heraeus, mengatakan, "Kadang-kadang sesuatu yang sederhana dapat menyelamatkan nyawa.“ Mencuci tangan dengan teratur menggunakan air dan sabun termasuk satu metode yang selain ampuh juga relatif murah. Jika mencuci tangan menggunakan sabun sudah menjadi kebiasaan di masyarakat, ini akan mengurangi resiko terjangkitnya penyakit diare lebih dari 40 persen dan mengurangi resiko penyakit infeksi saluran pernafasan hampir 25 persen.

Akan tetapi, menurut keterangan Yayasan Bantuan bagi Anak PBB, di seluruh dunia hanya sedikit orang saja, yang memiliki kebiasaan untuk mencuci tangan dengan benar. Dan sepertiga penduduk dunia bahkan tidak menyadari pentingnya membersihkan tangan dalam keseharian mereka, seperti misalnya sebelum makan atau setelah buang air.

Dalam peringatan tahun 2010 ini, juga ditekankan pentingnya pendidkan higienis bagi anak-anak usia sekolah, terutama anak-anak yang masih duduk di taman kanak-kanak. Karena terutama, anak-anak kecil lah yang paling beresiko tertular penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka yang masih lemah. Dan penyakit, seperti diare dan pilek biasanya ditularkan melalui kontak kulit.

Yang lebih bermasalah adalah situasi di beberapa negara berkembang. Di negara-negara ini, setiap tahunnya meninggal lebih dari tiga juta anak akibat diare dan radang paru-paru. Angka ini lebih tinggi dari jumlah keseluruhan kematian akibat penyakit AIDS dan Malaria. Sebenarnya, sebagian besar kasus kematian ini bisa dicegah dengan mencuci tangan secara benar.

Sebastian Dietrich dokter asal Berlin Jerman, yang secara teratur bekerja di Afrika, mengungkapkan, betapa seringnya ia dihadapkan dengan masalah mencuci tangan ini. "Di banyak negara, masyarakat yang tinggal di pedesaan atau yang tidak mengenyam pendidikan sekolah, tidak mengetahui hubungan antara tangan yang kotor dengan diare. Dan ini merupakan sebagian dari tugas kami. Akan tetapi, jika tidak tersedia air dan sabun atau jika orang tidak mampu membeli sabun, maka mereka juga tidak bisa mencuci tangan secara efektif."

Penyuluhan kebersihan tangan ini penting dilakukan, bukan saja di negara-negara Afrika atau Asia, melainkan juga di Eropa. Menurut studi yang dibuat para peneliti Inggris, disebutkan bahwa, bahkan di Eropa sekitar 50 persen kelompok umur dewasa tidak mencuci tangan dengan benar. Disimpulkan, siapa yang tidak sejak kecil belajar dengan benar, maka kemungkinannya sangat kecil bahwa perilaku higienis sesorang dapat berubah.

Yuniman Farid/unicef/dpa

Editor: Ziphora Robina