1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bahan Pendingin Diperdebatkan

Brigitte Osterath25 Januari 2014

Komisi Uni Eropa mulai proses terhadap Jerman, karena perusahaan Daimler gunakan bahan pendingin tidak sesuai ketetapan. Alasannya, yang ditetapkan Eropa terlalu berbahaya.

https://p.dw.com/p/1Awij
Foto: AFP/Getty Images

Uni Eropa marah terhadap Jerman, penyebabnya pelanggaran peraturan Eropa dan pelanggaran ketetapan peraturan iklim Eropa. Karena bahan pendingin R134a yang merusak iklim, sekarang dilarang penggunaannya di mobil-mobil tipe baru di Uni Eropa. Tetapi perusahaan otomotif Jerman, Daimler masih menggunakannya.

Sebuah peraturan Uni Eropa melarang penggunaan bahan pendingin yang memiliki "potensi gas rumah kaca" lebih dari 150. Ukuran "potensi gas rumah kaca" menunjukkan seberapa banyak unsur dalam bahan pendingin itu dapat menyebabkan efek rumah kaca. Yang tercakup dalam perhitungan ini adalah, seberapa kuat gas dapat menyerap pancaran panas bumi dan berapa lama gas itu berada di atmosfir.

Selama ini, semua pendingin mobil menggunakan bahan bernama R134a. Tetapi bahan pendingin itu memiliki potensi 1.430, sehingga tidak boleh digunakan lagi. Larangan berlaku untuk semua tipe kendaraan, mulai 1 Januari 2011 dan untuk semua kendaraan baru mulai tanggal 1 Januari 2017.

Klimaanlage im Auto
Pendingin di mobilFoto: Fotolia/Radojko

Sebagai alternatif, Uni Eropa menetapkan penggunaan bahan kimia bernama R1234yf. Unsur kimia bahan itu tidak jauh berbeda dari bahan pendingin yang sebelumnya digunakan, tetapi hanya memiliki potensi gas rumah kaca 4,4.

Bahaya Kebakaran

Tetapi bahan pendingin baru itu punya kelemahan. Dibanding dengan pendahulunya, bahan yang baru sangat mudah terbakar. Setelah mulai terbakar, akan sebera terbentuk asam hidrofluoric, yang sangat beracun dan merusak.

Banyak organisasi, termasuk juga Badan Lingkungan Hidup Jerman, tahun 2010 sudah memperingatkan bahaya bahan pendingin baru. Kritikus khawatir, jika kendaraan mengalami kecelakaan dan sebuah saluran bahan pendingin itu rusak, maka bahan pendingin itu akan tumpah ke bagian motor yang panas, dan asam hidrofluoric akan terbentuk.

Mercedes C-Klasse 2014
Mercedes kelas C yang dikeluarkan Daimler 2014Foto: Daimler

Perusahaan Daimler memutuskan tetap menggunakan R134a, karena menilai bahaya yang bisa timbul terlalu besar. Jika bahan lama R134a terbakar, asam hidrofluoric juga akan terbentuk, tetapi bahan ini tidak terlalu mudah terbakar dibanding yang baru. Jadi bahayanya lebih kecil.

"Aman dan Bisa Segera Digunakan"

R1234yf dibuat perusahaan Dupont dan Honeywell dalam instalasi milik bersama di Cina. "Bahan pendingin baru dan ramah lingkungan bisa segera digunakan tanpa masalah." Demikian iklan Honeywell. Perusahaan itu membuat situs internet, yang memberikan keterangan tentang semua keuntungan yang bisa diperoleh dari bahan kimia, yang dijual dengan nama Solstice yf.

Menurut perusahaan itu, ikatan insinyur otomotif internasional, SAE sudah menguji bahan pendingin itu dalam studi bertahun-tahun. Bahan pendingin itu katanya aman. Pendapat sama juga diutarakan Ikatan Pemadam Kebakaran Jerman, dan Organisasi Pengawasan Teknis Jerman (TÜV ).

Badan Penelitian dan Pengujian Materi Jerman juga menganggap bahaya terbakar dan meledak R1234yf rendah, terutama jika dibandingkan dengan bahan bakar dan materi-materi lain yang digunakan pada dan di dalam kendaraan. Tetapi dikatakan pula, R1234yf bisa membentuk asam hidrofluoric dalam jumlah berbahaya, jika terkena api atau mengenai benda yang panas. Badan itu menguji bahan R1234yf berdasarkan penugasan dari Badan Lingkungan Hidup.

Daimler AG Werk in Sindelfingen Archiv 2012
Pabrik perusahaan Daimler di SindelfingenFoto: Getty Images

Daimler Ingin Karbon Dioksida sebagai Bahan Pendingin

Pengkritik R1234yf, seperti Badan Lingkungan Hidup Jerman, mengusulkan agar karbon dioksida digunakan sebagai bahan pendingin baru. Karbon dioksida tidak bisa terbakar, dan potensi gas rumah kacanya hanya 1. Selain itu, karbon dioksida adalah limbah industri dan hanya perlu dibersihkan.

Tetapi itupun ada kelemahannya. Karbon dioksida tidak dapat langsung digunakan dalam pendingin di kendaraan, berbeda dengan R1234yf. Untuk menggunakan karbon dioksida, alat pendingin harus diubah terlebih dahulu.

Daimler kini akan membuat sendiri instalasi pendingin yang bisa memakai karbon dioksida, dan akan digunakan dalam kendaraan produksinya di masa depan. Tetapi perkembangan ini masih makan waktu.